5 Fakta Menarik dari Mashua, Umbi Unik dari Pegunungan Andes
Mashua (Tropaeolum tuberosum) adalah salah satu umbi-umbian yang mungkin belum begitu familiar di dunia kuliner global, namun menyimpan sejumlah fakta menarik yang pantas untuk dijelajahi.
Sebagai anggota keluarga umbi-umbian dari Amerika Selatan, mashua menawarkan pengalaman kuliner yang unik dan berbeda. Dengan rasa pedas dan tajam, mashua telah menjadi bagian integral dari masakan dataran tinggi di Andes dan keunikan rasanya sering kali membuatnya menjadi bahan yang menarik bagi para pnecinta eksplorasi rasa.
Biar gak ketinggalan mengenai infonya, yuk simak rangkuman lima fakta menarik dari mashua berikut ini. Keep scrolling!
1. Asal usul yang kaya budaya
Mashua berasal dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan, terutama di wilayah Peru dan Bolivia. Umbi ini telah ditanam dan dikonsumsi oleh suku-suku pribumi di daerah tersebut selama ribuan tahun. Para petani tradisional di Pegunungan Andes menjadikan mashua sebagai bagian penting dari ekosistem mereka.
Mashua sering ditanam bersama tanaman lain untuk mencapai keberlanjutan dan keseimbangan alam. Bahan ini juga digunakan dalam upacara adat dan perayaan tradisional di antara masyarakat pribumi. Umbi ini sering dianggap memiliki makna simbolis dan spiritual yang mendalam.
2. Rasa yang pedas dan tajam
Keunikan utama dari mashua terletak pada rasa pedas dan tajam yang dimilikinya. Rasa ini berasal dari senyawa kimia yang disebut sebagai glukosinolat, yang memberikan sensasi pedas khas pada lidah saat umbi ini dikonsumsi. Sensasi tajam dan pedas ini dapat memberikan dimensi rasa yang menarik dan berbeda dalam hidangan.
Ternyata, rasa pedas dan tajam mashua dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat tumbuhnya. Umbi yang ditanam di ketinggian yang lebih tinggi cenderung memiliki rasa yang lebih intens. Hal ini menunjukkan adaptabilitas mashua terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
3. Pertumbuhan yang tangguh dan adaptif
Mashua dikenal sebagai tanaman yang tahan terhadap kondisi cuaca yang ekstrem di dataran tinggi. Tanaman ini mampu tumbuh hingga ketinggian sekitar 4.000 meter di atas permukaan laut, menjadikannya salah satu tanaman umbi yang paling tangguh dalam menghadapi tekanan lingkungan yang tinggi.
Mashua memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa terhadap suhu rendah. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bahkan di bawah suhu yang mendekati titik beku. Kemampuannya bertahan dalam suhu rendah membuatnya cocok untuk ditanam di daerah pegunungan dengan iklim yang dingin.
4. Kandungan gizi yang kaya
Mashua menjadi sebagai salah satu sumber vitamin C yang paling kaya di antara umbi-umbian lainnya. Vitamin C merupakan antioksidan yang penting untuk kesehatan tubuh. Dengan mengonsumsi mashua, dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah peradangan, dan menjaga kesehatan kulit.
Mashua mengandung sejumlah mineral yang penting bagi kesehatan tubuh, termasuk zat besi, magnesium, fosfor, dan potassium. Zat besi diperlukan untuk mencegah anemia, sementara magnesium mendukung fungsi otot dan saraf. Potassium membantu menjaga tekanan darah dan keseimbangan cairan dalam tubuh.
5. Penggunaan variatif dalam masakan
Mashua dapat diolah dalam berbagai cara. Beberapa resep tradisional melibatkan memasaknya seperti kentang, dengan merebus, mengukus, atau digoreng. Umbi ini juga dapat diiris tipis dan dimakan mentah sebagai bagian dari salad, memberikan kelezatan yang unik.
Di wilayah Andes, mashua sering diintegrasikan dalam hidangan-hidangan khas. Misalnya, dalam sajian sup atau guisos (semacam masakan berkuah), mashua menambahkan kompleksitas rasa dan tekstur yang berbeda. Di samping itu, beberapa hidangan daging tradisional juga menggunakan mashua sebagai bahan utama.
Sebagai warisan kultural Amerika Selatan, mashua menarik perhatian sebagai salah satu umbi-umbian yang patut dijelajahi lebih lanjut oleh para penggemar kuliner. Tertarik ingin mencoba cita rasa dari mashua?
