Peneliti Terkejut Temukan Ribuan Spesies Makhluk Hidup di Rumahnya

Sebelumnya ia kira hanya ada 200-300 saja

Beberapa waktu yang lalu, pandemi Covid-19 telah memaksa kita untuk tetap tinggal di rumah. Selama masa itu, peneliti keanekaragaman hayati menjadi penasaran soal berapa banyak makhluk hidup yang ada di rumah mereka.

Melansir dari situs The Conversation, mereka memperkirakan ada sekitar 200–300 spesies di tanah seluas 400 meter persegi yang letaknya di Annerley, pinggiran kota Brisbane di Queensland, Australia. Tapi ternyata angka itu meleset.

Baca Juga: 7 Fakta Kumbang Goliath, Spesies Terbesar di Dunia yang Kuat

Ada 1.150 spesies

Peneliti Terkejut Temukan Ribuan Spesies Makhluk Hidup di Rumahnyailustrasi laba-laba (pexels.com/Chris Loidolt)

Matthew Holden mengungkapkan bahwa penelitian dimulai sejak hari pertama lockdown dan berlanjut selama satu tahun, membuat katalog dari 1.150 spesies di propertinya.

Banyak dari spesies tersebut seharusnya hidup di pinggiran pantai timur, seperti burung ibis, kalkun sikat, burung kookaburra, opossum, dan rubah terbang.

Faktanya, tiga dari 1.150 spesies belum pernah didokumentasikan dalam database keanekaragaman hayati terkemuka Australia pada saat itu. Hal ini termasuk nyamuk langka, lalat pasir, dan cacing pipih invasif yang dapat menyebabkan penurunan populasi siput asli.

Nyamuk langka itu hanyalah satu dari 13 spesies nyamuk yang peneliti temukan. Dokumentasi tersebut menampung ngengat dapur dan kumbang penggerek biji-bijian, serta laba-laba.

Banyak hewan penyerbuk

Peneliti Terkejut Temukan Ribuan Spesies Makhluk Hidup di Rumahnyailustrasi lebah madu (pexels.com/David Hablützel)

Terdapat juga gulma yang tumbuh sangat subur, di mana dari 103 spesies tanaman yang didokumentasikan di rumah tersebut, 100 di antaranya bukan tanaman asli.

Namun selain gulma, sebagian besar sebenarnya merupakan spesies asli. Ada dua pohon lilly-pilly yang besar untuk memberikan keteduhan, perlindungan dan makanan, menjadi magnet bagi banyak penyerbuk dan spesies lainnya.

  • Lebah dan kupu-kupu

Halaman rumahnya dipenuhi penyerbuk. Misalnya, ada lalat terbang yang jika dilihat sekilas tampak seperti tawon. Holden hanya mengetahui sepuluh spesies lalat dari 109 yang ditemukan.

Lebah pita biru asli dan lebah teddybear berbulu halus bertengger di pagar tanaman, di bawah jendela pada malam hari. Setidaknya ada lebih dari 70 spesies lebah dan tawon yang mereka amati.

Mereka juga menghitung 436 spesies kupu-kupu dan ngengat yang menakjubkan. Beberapa berukuran sebesar tangan manusia, tetapi sebagian besar berukuran kecil dan hampir tidak terlihat.

Sebagian di antaranya berwarna cerah, sementara lainnya –seperti ngengat vampir Calyptra minuticornis– punya warna yang tidak terlalu mencolok.

Ngengat Scatochresis innumera juga dinilai menarik, merupakan ulat yang hidup di dalam kotoran posum sebelum muncul sebagai ngengat dewasa.

Sementara ngengat lainnya, ulat Parilyrgis hidup di jaring laba-laba, bertahan hidup dari sisa makanan laba-laba. Ulat dewasa juga dapat ditemukan tergantung seperti kelelawar di jaring laba-laba. Tidak diketahui bagaimana mereka bisa menghindar dari santapan laba-laba.

  • Tawon dan kumbang

Studi mencatat setidaknya ada 10 spesies kupu-kupu lycaenid “biru”, yang di antaranya menggunakan semut untuk melindungi ulatnya dari pemangsa, termasuk dari tawon tertentu yang akan bertelur di dalam ulat.

Tawon seperti ini disebut parasitoid di mana artinya anak mereka berkembang di organisme lain dan akhirnya membunuh bakal kupu-kupu tersebut. Beberapa dari tawon ini bahkan menjadi parasit pada tawon parasitoid lainnya.

Peneliti terkejut karena hanya menemukan kurang dari 100 spesies kumbang. Serangga ini secara luas diyakini sebagai ordo serangga paling beragam di Bumi.

Temuan mungkin menjadi tanda menurunnya populasi kumbang, seperti yang telah diamati di seluruh dunia. Di sisi lain, ini mungkin merupakan tahun yang buruk bagi kumbang.

Secara keseluruhan, peneliti menemukan lebih banyak spesies daripada yang mereka perkirakan, menunjukkan bahwa lingkungan perkotaan pun bisa dipenuhi dengan satwa liar. Alasan utamanya karena vegetasi dari semak, pepohonan, dan rumput liar di halaman.

Baca Juga: 7 Fakta Unik Kupu-kupu Gajah, Ngengat dengan Angka Kematian Tinggi!

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya