Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Unik Kupu-kupu Gajah, Ngengat dengan Angka Kematian Tinggi!

Kupu-kupu gajah (commons.m.wikimedia.org/Bernard Spragg)

Kupu-kupu gajah juga dikenal sebagai ngengat atlas dan merupakan salah satu spesies ngengat terbesar. Betina biasanya berukuran lebih besar, tapi jantan memiliki antena yang lebih lebar. Perpaduan warna pada sayap mereka juga tampak sangat menarik dan indah. Mereka tersebar di habitat tropis dan subtropis di Asia.

Sayangnya, setelah keluar dari kepompongnya, mereka biasanya hanya hidup selama satu atau dua minggu. Angka kematiannya setelah menetas dari telur juga sangat tinggi. Yuk, kenalan dengan spesies ngengat ini melalui fakta-fakta berikut.

1. Wilayah penyebaran kupu-kupu gajah

Kupu-kupu gajah (commons.m.wikimedia.org/Celeda)

Kupu-kupu gajah biasanya tersebar di hutan tropis di Asia. Mereka bisa kamu temui di bagian tenggara China, Hong Kong, India, Nepal, Taiwan, Kamboja dan juga negara-negara lainnya di Asia. Dilansir A-Z Animals, habitat yang dihuni spesies ngengat satu ini terdiri dari musim hujan dan musim kemarau.

2. Ulat dari kupu-kupu gajah memiliki pertahanan diri yang baik

Kupu-kupu gajah (pixabay.com/165106)

Ulat kupu-kupu gajah juga memiliki cara menarik sebagai mekanisme pertahanan dirinya. Tubuhnya hijau kebiruan dengan tonjolan putih berdiri dengan lapisan seperti lilin putih. Dilansir Treehugger, larvanya mempunyai cairan yang bisa disemprotkan dalam jarak hampir 30,48 cm, itu berbau menyengat dan bisa digunakan untuk melawan pemangsa seperti semut dan kadal. Selain itu, larva dari kupu-kupu gajah bisa menyemprotkan sekresi yang mengiritasi ke mata burung pemangsa hingga jarak 50,8 cm.

3. Kupu-kupu gajah tidak makan saat dewasa

Kupu-kupu gajah (pixabay.com/Stefan Sicurella)

Kupu-kupu gajah tidak makan sebab mulutnya tidak terbentuk sempurna. Belalai atau proboscisnya kecil dan tidak berfungsi. Penampilannya nampak luar biasa tapi merupakan hal umum terjadi pada ngegat. Mereka hidup dari cadangan yang mereka simpan sebagai ulat.

Tujuan utama setelah keluar dari kepompongnya adalah untuk mencari pasangan. Mereka tidak bepergian terlalu jauh dari kepompongnya agar bisa menghemat energi untuk bereproduksi.

4. Kupu-kupu gajah adalah ngengat terbesar ketiga di dunia

Kupu-kupu gajah (pixabay.com/Barbara)

Kepakan sayap kupu-kupu gajah bisa mencapai 24 cm, lho. Hanya white witch (Thysania agrippina) dan attacus caesar yang lebih besar dari mereka. Berdasarkan informasi dari Fact Animal, white witch memiliki kepakan sayap mencapai 30 cm! Ukuran yang cukup menakjubkan bagi seekor ngengat.

5. Kepompong sutra kupu-kupu gajah sangat bermanfaat

Kupu-kupu gajah (pixabay.com/Corinna Schenk)

Ketika ukuran ulat kupu-kupu gajah mencapai 11,43 cm, mereka kemudian membentuk kepompong sutra. Fase tersebut berlangsung selama empat minggu, sebelum keluar dari kepompong. Itu terbuat dari helaian sutra yang disebut fagara. Di beberapa wilayah, Kepompong tersebut dikumpulkan dan digunakan sebagai pembuatan dompet kecil, dasi, syal dan kemeja.

6. Sayap kupu-kupu gajah bisa menakuti pemangsa

Kupu-kupu gajah (pixabay.com/Ditney)

Sayap kupu-kupu gajah memiliki area tembus pandang yang bisa berfungsi sebagai bintik mata. Itu tidak hanya mengejutkan pemangsa tapi juga mengalihkan perhatian dari bagian tubuh ngengat yang lebih rentan. Ketika pemangsa memilih menyerang titik mata tersebut, kerusakan yang ditimbulkan tidak akan lebih parah saat mereka menyerang kepala atau tubuh dari kupu-kupu gajah, dilansir California Academy of Science.

Selain itu, ujung sayapnya terlihat mirip seperti kepala ular kobra. Saat merasa terancam, mereka perlahan mulai meniru gaya ular untuk menjauhkan penyerang. Pemangsa utama mereka adalah burung dan kadal, keduanya adalah pemburu visual. Jadi, itu sangat berguna bagi ngengat satu ini untuk mempertahankan diri dari pemangsa.

7. Angka kematian kupu-kupu gajah sangat tinggi

Kupu-kupu gajah (pixabay.com/dmarr515)

Seperti kebanyakan serangga, ngengat berkembang biak menggunakan strategi-R. Pada dasarnya, itu merupakan pendekatan scatter-gun untuk menghasilkan bayi. Seekor hewan mengeluarkan telur dan keturunannya sebanyak mungkin dan mengharapkan hasil terbaik. Kupu-kupu gajah memiliki angka kematian mencapai 89% dengan sebagain besar larva mati tidak lama setelah menetas dari telurnya.

Menarik, bukan? Bahkan saat masih menjadi larva, kupu-kupu gajah atau ngengat atlas memiliki cara tersendiri untuk melindungi dirinya. Sayangnya, angka kematiannya tinggi dan rentang hidupnya juga tidak lama. Tujuan mereka untuk lahir ke dunia adalah bereproduksi!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nur Aulia Safira
EditorNur Aulia Safira
Follow Us