Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Mitos seputar Kucing yang Sering Dipercayai Banyak Orang

ilustrasi bermain bersama kucing kesayangan (pexels.com/Sam Lion)
ilustrasi bermain bersama kucing kesayangan (pexels.com/Sam Lion)

Siapa yang tidak tahu kucing? Hewan ini sangat populer di seluruh dunia. Sosoknya yang lucu dan menggemaskan membuat banyak orang jatuh hati dan tidak ragu untuk “memujanya”. Tidak heran bila kucing menjadi hewan yang sering dijadikan peliharaan.

Namun, meski hidup berdampingan dengan kucing, pada kenyataannya, masih banyak yang menerima informasi bohong terkait hewan ini. Ada berbagai mitos seputar kucing beredar di masyarakat yang tidak jarang menimbulkan kerugian. Hewan tersebut jadi mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari manusia.

1.Kucing punya sembilan nyawa

ilustrasi kucing sedang bermain (pexels.com/Arina Krasnikova)
ilustrasi kucing sedang bermain (pexels.com/Arina Krasnikova)

Sebagian orang percaya bahwa kucing termasuk hewan yang “sakti”. Pasalnya, ada banyak kejadian di mana kucing yang jatuh dari ketinggian cukup ekstrem, seperti dari gedung bertingkat, apartmen, dan sebagainya, ternyata selamat dan mungkin hanya luka ringan. Inilah mengapa orang awam menganggap hewan tersebut punya sembilan nyawa.

Padahal, hal ini bisa dijelaskan dari sisi sains. Faktanya, kucing memiliki righting reflex, yaitu suatu kemampuan untuk sedemikian rupa membalik badan saat jatuh agar dapat mendarat dengan kakinya, seperti dilansir BBC Science Focus. Berkat refleks ini, banyak kucing yang akhirnya selamat pasca jatuh dari tempat tinggi.

Namun, tidak semua kucing pasti akan lolos dari maut. Jika jatuh dari tempat yang tidak terlalu tinggi dan posisi tubuhnya belum sempurna, maka tentu gagal mendarat dengan baik. Akibatnya, kucing dapat mengalami cedera, bahkan kematian.

2.Kucing yang "purring" artinya sedang merasa bahagia

ilustrasi anak kucing dengan induknya (unsplash.com/Prasad Panchakshari)
ilustrasi anak kucing dengan induknya (unsplash.com/Prasad Panchakshari)

Suara purring yang mirip dengkuran ini sangat identik dengan kucing. Purring sendiri sering dianggap sebagai pertanda bahwa kucing merasa nyaman dan bahagia. Sayangnya, ini hanya mitos, meskipun tidak sepenuhnya keliru.

Situs Purina menjelaskan bahwa suara purring itu memiliki beberapa makna, mulai dari bahagia, stres, ekspresi rasa sakit, hingga bentuk komunikasi antara kitten dengan induknya. Kamu bisa menduga bahwa purring yang terdengar itu menandakan keadaan bahagia bila diikuti dengan gestur kucing yang tampak rileks. Selain itu, mungkin kamu perlu belajar lagi untuk menebak makna purring yang sesungguhnya.

3.Tulang dan duri aman diberikan pada kucing

ilustrasi seekor kucing (pexels.com/Ralph)
ilustrasi seekor kucing (pexels.com/Ralph)

Banyak orang mengira memberi makan kucing dengan ayam dan ikan adalah hal lumrah. Opini ini berdasarkan kejadian di alam liar, yang mana hewan tidak mungkin bisa memilih makanan tanpa tulang atau duri. Mereka juga percaya bahwa kucing memang ditakdirkan untuk memakan makanan tersebut, sehingga tentu bukan masalah.

Sayangnya, ini berpotensi memicu masalah. RSPCA mengajurkan untuk tidak memberi makan kucing dengan ayam yang masih ada tulangnya atau ikan yang masih lengkap dengan durinya, karena benda-benda itu bisa merusak gigi dan menyebabkan penyumbatan saluran pencernaan. Beruntung bila kucing yang tersedak tulang atau duri cepat ketahuan, sehingga bisa segera diberikan pertolongan. Bagaimana bila terlambat? Tentu nyawa yang jadi taruhannya.

4.Perempuan hamil tidak boleh kontak dengan kucing

ilustrasi kucing dan pemiliknya (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi kucing dan pemiliknya (pexels.com/Mikhail Nilov)

Mitos ini barang kali yang paling populer. Sudah banyak yang percaya dengan informasi bahwa kucing dapat menularkan Toksoplasmosis. Saking dianggap benar, bahkan sebagian pemiliki hewan yang sedang hamil, tega membuang kucing mereka karena takut akan terkena parasit Toxoplasma gondii dan mengalami keguguran. Yakin begitu?

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menjelaskan bahwa manusia bisa terinfeksi Toxoplasma gondii dari beberapa sumber, seperti daging yang kurang masak, sayur mentah, air tercemar, penularan dari ibu ke anak, transplantasi organ, dan juga kucing yang sudah terinfeksi parasit tersebut.

Kucing dianggap berbahaya karena memang menjadi satu-satunya inang di mana Toxoplasma gondii dapat mengalami siklus yang sempurna, hingga menghasilkan oosista atau telur yang sifatnya infektif. Namun, bila kucing itu tidak terpapar, maka tentu tidak akan menyebabkan masalah.

Ternyata, meski hidup berdampingan dengan kucing, faktanya masih banyak orang yang justru mengetahui mitos dari pada faktanya. Semoga setelah membaca artikel ini, kamu dan orang-orang lainnya mendapatkan pencerahan. Jangan lupa share informasi ini agar semakin banyak teman-teman yang teredukasi, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us