Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Momen Kontroversial di Konvensi Nasional Demokrat Amerika Serikat

ilustrasi Konvensi Partai Demokrat di Charleston, Carolina Selatan di aula Institut Carolina Selatan di Meeting Street pada 1860 (commons.wikimedia.org/Mike Goad)

Pada hari pertama Konvensi Nasional Partai Demokrat 2024 di Chicago, yang berlangsung menjelang pemilu Amerika Serikat, terjadi kerusuhan antara polisi yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara dengan pengunjuk rasa yang menentang dukungan AS terhadap Israel dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza, Palestina.

Pada sore hari, Senin (19/08/2024), sekitar 100 orang menerobos gerbang keamanan hingga akhirnya terjadi aksi kekerasan yang dilakukan polisi. Diketahui, ada beberapa pengunjuk rasa yang ditangkap. 

Dalam sejarahnya yang panjang, Konvensi Nasional Partai Demokrat memang tidak selalu berlangsung dengan baik. Bahkan konvensi ini diwarnai dengan bentuk perbedaan pendapat hingga kekerasan. Berikut ini kita akan membahas beberapa momen paling kontroversial di Konvensi Nasional Partai Demokrat AS.

1. Konvensi Nasional Partai Demokrat pertama diwarnai dengan kontroversi

ilustrasi kerumunan di depan Gedung Putih saat resepsi pelantikan pertama Presiden Andrew Jackson pada 1829 (commons.wikimedia.org/Robert Cruickshank)

Konvensi Nasional Partai Demokrat pertama kali diadakan pada 1832 di Baltimore, Maryland. Selama acara tersebut, organisasi politik baru yang bangkit dari sisa-sisa Partai Demokrat-Republik ini mengusungkan nama Andrew Jackson untuk masa jabatan keduanya sebagai calon presiden AS.

Andrew Jackson menjadi presiden sejak 1829 bersama John C Calhoun sebagai wakil presidennya. Namun, John C Calhoun tidak lagi disukai karena dukungannya terhadap Doktrin Pembatalan atau Nullification Doctrine, sebuah teori politik yang kontroversial, yang menyatakan bahwa negara bagian dapat "membatalkan" hukum federal apa pun yang tidak mereka (presiden AS) setujui.

Andrew Jackson dan para pendukungnya sangat menentang Doktrin Pembatalan ini. Di konvensi tersebut, para delegasi mengusung nama Martin Van Buren sebagai calon wakil presiden Andrew Jackson.

John C Calhoun akhirnya mengundurkan diri sebagai wakil presiden Andrew Jackson sehingga ia menjadi orang pertama yang mengundurkan diri dalam sejarah AS. John C Calhoun pun memilih menjadi senator AS untuk Carolina Selatan. Akibatnya, aspirasinya untuk mencalonkan diri menjadi kepala negara terus dijegal. Di sisi lain, reputasi Martin Van Buren dalam politik justru bersinar. Martin Van Buren akhirnya menjadi presiden AS kedelapan dan orang pertama yang lahir di Amerika Serikat.

2. Konvensi Nasional Partai Demokrat 1860 sangat kacau karena para delegasi kesulitan mengusung nama calon kandidat presiden AS

ilustrasi Konvensi Partai Demokrat di Charleston, Carolina Selatan di aula Institut Carolina Selatan di Meeting Street pada 1860 (commons.wikimedia.org/Mike Goad)

Pada 1860, Partai Demokrat mengadakan konvensi di Charleston, Carolina Selatan, tetapi acara ini tidak berjalan baik sejak awal. Para delegasi, yang sebagian besar tidak setuju mengenai masalah perbudakan, kebingungan mencari calon kandidat untuk presiden AS.

Akhirnya, sejumlah delegasi dari Selatan keluar dari ruangan dan konvensi berakhir tanpa ada yang dicalonkan. Mereka pun mengadakan konvensi lagi di Baltimore pada Juni 1860. Namun sekali lagi, tidak ada nama yang dicalonkan dari anggota Partai Demokrat wilayah Selatan.

Daripada tidak ada calon, delegasi yang tersisa pun mengusulkan nama Stephen Douglas. Sementara itu, Partai Demokrat Selatan mengadakan konvensi mereka sendiri di Baltimore dan mencalonkan John C Breckenridge dari Kentuckian. Saat itu, John C Breckenridge menjabat sebagai wakil presiden di bawah Presiden James Buchanan. John C Breckenridge percaya bahwa perbudakan harus diputuskan oleh negara bagian dan bukan pemerintah federal.

Jadinya, dua kandidat dari Partai Demokrat ini saling mengklaim sebagai calon presiden yang sah. Akibatnya, momen ini menjadi salah satu pemilihan presiden paling kacau dalam sejarah AS. Pada akhirnya, Abraham Lincoln, kandidat pertama dari Partai Republik yang baru, memenangkan pemilihan, yang mendorong negara bagian Selatan untuk memisahkan diri dari Union (wilayah Utara), yang akhirnya memicu Perang Saudara AS.

3. Konvensi Nasional Partai Demokrat 1924 diwarnai dengan adu pendapat selama berminggu-minggu

Ratusan orang berkumpul di sebuah gedung besar dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat, terlihat mereka mendukung calon kandidat Alfred Smith, pada 1924. (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Pada 1924, Konvensi Nasional Partai Demokrat diadakan di Madison Square Garden, Manhattan, yang pada akhirnya menjadi konvensi terpanjang dalam sejarah AS. Konvensi panjang itu diwarnai dengan adu mulut.

Pada hari kedua, para hadirin yang datang meludahi para delegasi. Mereka saling ribut terkait masalah calon kandidat dan isu-isu yang mencakup Larangan Minuman Keras dan Ku Klux Klan. Akibatnya, konvensi itu berlangsung selama 2 minggu di tengah pertikaian sengit antara Gubernur New York, Alfred Smith alias Al Smith, dan William G McAdoo dari California.

"Ini adalah tontonan yang tidak manusiawi," tulis reporter Elmer Davis dari The New York Times. "Jika Konvensi Demokrat adalah sebuah pertikaian, itu pasti sudah lama dihentikan oleh wasit."

Al Smith adalah orang yang pro terhadap anti-Larangan Minuman Keras dan anti-Ku Klux Klan. Sementara itu, meskipun bukan anggota organisasi teroris supremasi kulit putih (KKK), William G McAdoo justru mendapat dukungan dari KKK, di tengah melonjaknya teror kelompok ini selama era 1920-an.

McAdoo juga ingin undang-undang Larangan Minuman Keras untuk terus dilanjutkan. Pada akhirnya, seorang kandidat kuda hitam bernama John Davis muncul ke permukaan sebagai pesaing di antara para pendukung Al Smith dan William G McAdoo. Sayangnya, John Davis kalah telak dalam pemilihan umum melawan Calvin Coolidge.

4. Konvensi Nasional Partai Demokrat 1968 diwarnai dengan bentrokan di luar gedung

ilustrasi kerusuhan (pixabay.com/HubertdeThé)

Pada Agustus 1968, Departemen Kepolisian Chicago, di bawah wali kota otokratis Richard Daley dan didukung oleh Garda Nasional dan anggota Angkatan Darat AS, bentrok dengan pengunjuk rasa anti-Perang Vietnam di luar Amfiteater Internasional tempat Konvensi Nasional Partai Demokrat diadakan. Dalam bentrokan ini, laporan resmi negara bagian Illinois mengatakan bahwa penegak hukum menyerang pengunjuk rasa dengan kasar dan menangkap ratusan dari pengunjuk rasa.

Di sisi lain, Tom Faragoi, seorang polisi Chicago, mengenang kalau ia pernah dilempari kantong berisi kotoran manusia, botol, dan barang-barang lainnya oleh pengunjuk rasa. "Tangan saya patah karena seseorang melemparkan sepotong beton ke arah saya," kenangnya saat diwawancarai The New York Times pada Agustus 2024.

Judy Gumbo, seorang pengunjuk rasa, mengingat kembali bagaimana polisi menganiaya pengunjuk rasa lain. "Mereka (polisi) melakukan hal-hal yang mengerikan kepada orang-orang."

Di dalam konvensi, para delegasi berebut posisi jabatan. Nah, dalam beberapa kasus, perdebatan ini berubah menjadi perkelahian fisik. Pada akhirnya, Hubert Humphrey menang sebagai calon kandidat dari Partai Demokrat. Sayangnya, ia kalah dari Richard M Nixon dalam pemilihan umum. Konvensi Nasional Partai Demokrat di Chicago pada 1968 ini menjadi momen penting dalam politik AS.

5. Konvensi Nasional Partai Demokrat 2024 diwarnai dengan aksi protes genosida di Gaza

Aksi unjuk rasa Washington for Gaza di Freedom Plaza di sepanjang Pennsylvania Avenue di 13th Street, NW, Washington DC pada Sabtu, 13 Januari 2024. (commons.wikimedia.org/Elvert Barnes)

Pada Agustus 2024, Konferensi Nasional Demokrat kembali diadakan di Chicago, di tengah protes seputar perang atau genosida yang terjadi di Gaza, Palestina. Ribuan pengunjuk rasa datang ke Chicago untuk memprotes serangan militer Israel di Gaza setelah mendeklarasikan perang yang telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina, sebagaimana yang dikutip AP News. Banyak pengunjuk rasa yang menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Mereka juga menekan agar Amerika Serikat berhenti mendukung Israel.

Selain pengunjuk rasa yang menerobos pagar luar yang mengelilingi United Center tempat Konvensi Nasional Partai Demokrat​​diadakan, di dalam konvensi, pengunjuk rasa masuk dan mengangkat spanduk bertuliskan "HENTIKAN PERSENJATAAN KE ISRAEL."

Saat itu, Presiden Joe Biden muncul di konvensi untuk mendukung Wakil Presiden Kamala Harris, yang menjadi calon kandidat presiden AS. Namun, beberapa delegasi yang pro-Palestina justru memunggunginya Joe Biden saat ia sedang berpidato sebagai bentuk protes mereka.

Joe Biden, dalam pidatonya di acara tersebut, mengakui bahwa para pengunjuk rasa di jalan ada benarnya. "Banyak orang tak bersalah terbunuh di kedua belah pihak," tuturnya sebagaimana yang dilansir Axios. Joe Biden mengaku bahwa ia juga terus mendorong gencatan senjata. Namun pernyataan itu tentu disangsikan banyak orang. 

Singkatnya, seperti yang sudah kita bahas di poin-poin sebelumnya, Konvensi Nasional Partai Demokrat pertama, yang diadakan pada 1832, diwarnai dengan kerusuhan, terutama menjelang Perang Saudara. Pada 1860, ada dua konvensi Partai Demokrat yang saling bersaing, sehingga dua anggota Partai Demokrat berebut mencalonkan diri sebagai presiden.

Kemudian pada 1924, Partai Demokrat mengadakan konvensi pencalonan terlama dalam sejarah AS dan hampir tidak dapat mendapatkan seorang kandidat presiden. Nah, Konvensi Nasional Partai Demokrat juga menjadi pilihan bagi pengunjuk rasa untuk memprotes kebijakan AS, terutama yang bersangkutan dengan pelanggaran Hak Asasi Manusi (HAM).

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us