Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta Racun Komodo, Apakah Berbahaya?

ilustrasi komodo (pexels.com/Petr Ganaj)
ilustrasi komodo (pexels.com/Petr Ganaj)

Salah satu aset tak ternilai bagi Indonesia adalah komodo (Varanus komodoensis), anggota keluarga Varanidae yang endemik di Pulau Komodo, Rinca, Flores, dan Gili Motang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mengutip Smithsonian's National Zoo Conservation Biology Institute, spesimen komodo terbesar panjangnya mencapai 3,13 meter dengan berat 166 kilogram.

Selain gigi dan cakar yang tajam, yang membuat komodo mematikan dan berbahaya adalah racunnya. Mari kita ulik lebih dalam tentang fakta racun komodo yang berbahaya!

1. Racun komodo diproduksi oleh kelenjar di rahang bawahnya

Menurut tim peneliti yang dipimpin oleh Bryan Fry dari University of Melbourne, Australia, racun komodo diproduksi oleh kelenjar kompleks di rahang bawahnya. Jika racun komodo ini menetes ke luka terbuka, bisa menimbulkan rasa sakit yang luar biasa serta menyebabkan pembengkakan dan penurunan tekanan darah (tensi).

Racun komodo sangat berbahaya bahkan bisa membunuh manusia dalam beberapa jam. Kita akan kehilangan banyak darah karena racun komodo menghambat pembekuan darah.

2. Selain racun komodo, gigitannya juga cukup kuat

ilustrasi komodo (pexels.com/Mehmet Turgut Kirkgoz)
ilustrasi komodo (pexels.com/Mehmet Turgut Kirkgoz)

Komodo tampak mengerikan karena memiliki sekitar 60 gigi yang tajam. Dilansir A-Z Animals, kekuatan gigitannya sekitar 500-600 pounds per square inch (PSI), jauh lebih kuat dari gigitan anjing yang "hanya" 230-250 PSI.

Namun, gigitan komodo lebih lemah dibandingkan hewan lainnya, seperti buaya air asin dengan kekuatan gigitan 3.700 PSI atau kuda nil dengan kekuatan gigitan 1.820 PSI. Pada intinya, racunnya lebih mematikan daripada gigitannya.

3. Bagaimana cara menghindari serangan komodo?

Menurut laman Forest Wildlife, komodo mempunyai kecenderungan menyerang mangsa yang sendirian. Selama kita berada dalam rombongan bersama ranger, peluang untuk diserang turun drastis.

Hal lain yang perlu diingat adalah:

  • Berjalan pada jalur trekking resmi yang telah ditetapkan. Komodo cenderung menghindari jalur yang sering dilintasi manusia.
  • Jangan membuat gerakan tiba-tiba. Berjalanlah dengan gerakan yang lambat, stabil, dan hati-hati.
  • Jangan memakai parfum yang menyengat karena komodo tertarik dengan aroma yang kuat (termasuk bau darah menstruasi).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Nena Zakiah
3+
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us