Peneliti Temukan Jejak Aktivitas Manusia di Bahtera Nabi Nuh?

Namun, bukti tersebut masih belum cukup

Para peneliti dari tiga universitas (Istanbul Technical University, Andrew University, dan Agri Ibrahim Cecen University) membentuk tim yang disebut “Mount Ararat and Noah’s Ark Research Team” untuk menguji apakah benar situs yang sedang mereka pelajari adalah reruntuhan bahtera Nabi Nuh atau bukan.

Di situs tersebut, mereka mengaku menemukan jejak aktivitas manusia. Berikut ini rangkumannya!

1. Situs tersebut berada di kota Doğubayazıt, Turki

Nama situs tersebut adalah Durupinar dan terletak di kota Doğubayazıt, Turki. Sudah sedari lama situs ini diperdebatkan oleh para arkeolog. Seperti Lorence Gene Collins, ahli geologi, yang pernah menyatakan bahwa daerah tersebut adalah formasi batuan yang terbentuk secara alami.

Namun, para peneliti yang tergabung dalam “Mount Ararat and Noah’s Ark Research Team” tetap meyakini bahwa situs Durupinar adalah reruntuhan bahtera Nabi Nuh. Ini karena dimensinya mirip seperti yang tertulis dalam Alkitab, yaitu 300 hasta x 50 hasta x 30 hasta, dilansir Deseret News.

2. Ditemukan jejak aktivitas manusia antara tahun 5500 SM hingga 3000 SM

Peneliti Temukan Jejak Aktivitas Manusia di Bahtera Nabi Nuh?ilustrasi situs Durupinar di Turki (wikimedia.org/Mfikretyilmaz)

Para peneliti pun mengumpulkan sampel tanah dan batuan di situs Durupinar, lalu mengujinya di Istanbul Technical University. Hasilnya, ada manusia di sekitar wilayah tersebut antara tahun 5500 sebelum Masehi (SM) hingga 3000 SM.

Apakah bukti ini sudah cukup? Menurut Dr. Faruk Kaya, wakil rektor Agri Ibrahim Cecen University, bukti-bukti yang dikumpulkan masih jauh dari cukup. Masih banyak bukti-bukti lain yang perlu mereka kumpulkan.

3. Lagipula, tidak ada bukti bahwa banjir global pernah terjadi

Mengimani kitab suci adalah hak masing-masing individu. Namun, menurut David Montgomery, profesor geomorfologi di University of Washington di Seattle, banjir global tidak pernah dan tidak mungkin terjadi.

“Jika Anda melihatnya sebagai banjir global yang menutupi gunung-gunung tertinggi di dunia, saya minta maaf karena tidak ada cukup air di bumi untuk melakukan itu,” tegasnya dalam laman Live Science.

Bagaimana jika seluruh gletser dan lapisan es di bumi mencair? Menurut National Aeronautics and Space Administration (NASA), ini bisa membuat permukaan air laut naik lebih dari 60 meter. Tetapi, perlu diingat bahwa banyak kota di dunia yang terletak di dataran tinggi. Kecuali jika banjir tersebut terjadi secara regional, maka baru terdengar masuk akal.

Baca Juga: Masih Diperdebatkan, 10 Fakta di Balik Kisah Bahtera Nuh

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya