Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta Penelitian Anti Kanker dari Kotoran Angsa, Harapan Baru?

ilustrasi angsa (pexels.com/Olia Gozha)
ilustrasi angsa (pexels.com/Olia Gozha)

Kotoran angsa yang dianggap jijik dan bau serta nggak dianggap sekalipun, ternyata punya manfaat lebih dalam bagi kehidupan manusia terutama dunia medis. Hal ini dilansir dari laman The Washington Post, seorang anak SMP dari Amerika Serikat, bernama Camarria Williams berkontribusi dalam penemuan ini. Ia tak sengaja melakukan eksperimen dan uji laboratorium terhadap sampel kotoran unggas dalam program STEM yang diadakan oleh University of Illinois, Chicago.

Dalam program tersebut Camarria dengan siswa SMP lainnya, mendapatkan pengalaman dalam bidang sains dan biomedis. Awal mulanya, ia berpikir dan melihat ibunya suka memberi makan hewan burung dan ia tahu apa saja makanan yang diberikan. “Saya tahu pasti ada bakteri di dalamnya,” ujar Camarria. Dengan bantuan para peneliti, Camarria mengetahui bahwa kotoran yang dihasilkan angsa mempunyai aktivitas antimikroba sebagai zat anti kanker. Lantas, apakah penelitian tersebut bisa menjadi anti kanker ? Simak penjelasan fakta menariknya berikut ini!

1.Kenapa kotoran angsa jadi sorotan?

ilustrasi angsa (pexels.com/Matthew Montrone)
ilustrasi angsa (pexels.com/Matthew Montrone)

Awalnya Camarria direkrut sebagai anggota Boys and Girls Club, dalam mengikuti program sains selama 14 minggu oleh University of Illinois, Chicago. Selama program tersebut, para siswa diminta membawa benda-benda dari lingkungan sekitar mereka ke Chicago Antibiotic Discovery Lab yaitu sebuah tim yang fokus terhadap sumber baru antibiotik dari lingkungan.

Camarria membawa sampel kotoran angsa sebagai sampel labnya dan kemudian diujikan dengan program robot khusus mengambil koloni bakteri. Alasan lain, Camarria menggunakan sampel ini karena melihat nenek dan ibunya yang dulu pernah terkena kanker. Ia berharap bisa membantu dengan temuan ini dan bermanfaat bagi banyak orang penderita kanker. Dilansir laman The Washington Post menjelaskan bahwa kotoran angsa mengandung bakteri dengan aktivitas antibiotik. Kotoran angsa mengandung senyawa baru yang ditemukan sifat melawan kanker, khususnya untuk kanker ovarium.

2.Kandungan utama yang dikaji dalam kotoran angsa

ilustrasi peneliti (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi peneliti (pexels.com/Pixabay)

Para peneliti menemukan bakteri dari jenis Pseudomonas idahoensis. Dilansir laman Miami Herald, bakteri ini dikenal memiliki sifat melawan penyakit. “Kami mengidentifikasi beberapa senyawa sebagai peptida siklik, yang terkenal aktivitas biologis,” kata ahli kimia medis, Brian Murphy pada bulan Juli 2024.

Hal menarik lainnya yang ditemukan dalam kotoran unggas ini adalah memiliki aktivitas sitotoksik yang artinya dapat melawan beberapa jenis sel kanker. Bakteri ini diuji pada sel kanker melanoma manusia dan sel kanker ovarium manusia. Hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan sel kanker melambat saat terpapar bakteri dari kotoran angsa.

3.Apakah penemuan ini efektif?

ilustrasi apakah penemuan kotoran angsa efektif (pexels.com/Jep Gambardella)
ilustrasi apakah penemuan kotoran angsa efektif (pexels.com/Jep Gambardella)

Meski kotoran angsa masih dalam tahap awal penelitian, penemuan ini menjadi inovasi baru dalam dunia medis. Penemuan ini juga membuka peluang baru dalam pengembangan obat anti-kanker dari sumber alami yang tidak terduga.

Namun, efektivitas senyawa ini untuk pengobatan kanker pada manusia masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Selain uji laboratorium, senyawa ini juga harus melalui serangkaian uji pra klinis dan klinis untuk memastikan keamanan lebih lanjut. Meski begitu, hasil awal yang menjanjikan ini menunjukkan bahwa sumber daya alam seperti kotoran hewan memiliki manfaat luar biasa yang dapat mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan kesehatan.

4.Dampak bagi dunia medis dan ilmu pengetahuan

ilustrasi medis (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi medis (pexels.com/cottonbro studio)

Penemuan ini membuka peluang dan potensi dasar pengembangan obat kanker yang lebih terjangkau dan ramah lingkungan, terutama karena sumber alami yang mudah ditemukan. Bagi pasien kanker, inovasi ini memberikan harapan baru untuk pengobatan yang lebih efektif. Selain itu, penelitian ini juga menekankan pentingnya diversifikasi sumber daya dalam berbagai bidang.

Penemuan ini sekaligus mengingatkan bahwa solusi medis terkadang dapat ditemukan dari hal-hal yang tidak terduga, seperti kotoran angsa, yang awalnya mungkin dianggap remeh. Hal ini juga menjadi inspirasi untuk generasi mendatang dalam pengembangan sains yang bisa menghasilkan hal besar, sekaligus memotivasi generasi muda untuk berkontribusi di masa depan.

Meskipun masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan efektivitas dan keamanannya, penemuan ini menjadi harapan baru bagi dunia medis dan pasien kanker. Penelitian ini juga menginspirasi untuk terus mengeksplorasi potensi alam yang selama ini banyak terabaikan. Siapa sangka, kotoran angsa yang tampak sepele ternyata menjadi salah satu kunci inovasi penting di masa depan. Ilmu pengetahuan memiliki kemampuan untuk mengubah apa yang dianggap mustahil menjadi kenyataan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us