Sejarah Hari Raya Semua Orang Kudus, Diperingati Tiap 1 November

- Halloween sering dikaitkan dengan Hari Raya Semua Orang Kudus yang dirayakan pada 1 November.
- Hari Raya Semua Orang Kudus dijadikan sebagai hari suci oleh sebagian orang Kristen.
- Hari raya tersebut memiliki sejarah panjang yang berasal dari tradisi Kristen sejak abad ke-7.
Setiap tahunnya, perayaan Halloween sangat diminati di banyak negara. Yap, apalagi tujuannya kalau bukan untuk pamer kostum, makan permen, atau berpesta Halloween. Perayaan Halloween sendiri diadakan setiap 31 Oktober.
Bagi kebanyakan orang, Halloween menjadi perayaan yang penuh sukacita. Namun, Halloween sering kali dikaitkan dengan All Saints' Day atau Hari Raya Semua Orang Kudus, yang dirayakan tepat setelah perayaan Halloween atau pada 1 November. Berbeda dengan Halloween, Hari Raya Semua Orang Kudus justru dijadikan sebagai hari raya yang suci oleh sebagian orang. Beberapa umat Kristen biasanya akan pergi ke gereja untuk merayakan hari raya ini.
Namun, masih banyak juga, nih, yang belum tahu apa itu Hari Raya Semua Orang Kudus. Nah, mengingat Hari Raya Semua Orang Kudus adalah bagian dari agama Kristen yang sudah ada sejak lama, tentunya perayaan ini punya sejarah panjang yang wajib kita bahas ketimbang perayaan Halloween itu sendiri. Di sini, kita akan membahas beberapa fakta sejarah tentang Hari Raya Semua Orang Kudus.
1. Hari Raya Semua Orang Kudus dimulai pada awal abad ke-7 dengan nama Feast of All Holy Martyrs

Dikutip Christianity, Hari Raya Semua Orang Kudus tercatat menjadi bagian dari tradisi Kristen sejak awal abad ke-7. Seperti yang mungkin kamu tahu, Kekaisaran Romawi pada awalnya menganut budaya politeistis yang menyembah banyak dewa. Nah, ketika agama Kristen mulai bangkit, banyak orang Kristen yang dianiaya hingga meninggal dunia.
Setelah Kebakaran Besar Roma pada 64 Masehi, Kaisar Nero meyakinkan masyarakat untuk menyerang umat Kristen. Pada saat itu, kebetulan Kristen merupakan sekte kecil dan kurang dipahami. Kaisar Nero memerintahkan untuk menangkap, menyiksa, dan mengeksekusi orang Kristen di depan umum. Akibatnya, orang Kristen menjadi sasaran teror di Roma selama ratusan tahun. Penganiayaan hebat terakhirnya terjadi di bawah Kaisar Diocletian atau Diokletianus pada awal abad ke-4.
Namun, pada abad ke-7, Roma secara resmi mengungkapkan jati dirinya sebagai Kristen. Kaisar Phocas atau Fokas memberikan Pantheon, sebuah kuil yang didedikasikan untuk banyak dewa dari agama asli Roma, kepada Paus. Paus Bonifasius IV lalu menahbiskan Pantheon pada 13 Mei 609 Masehi.
Paus Bonifasius IV mendedikasikan hari tersebut untuk Perawan Maria, ibu Yesus Kristus, dan untuk semua martir yang telah meninggal dalam penganiayaan terhadap umat Kristen selama bertahun-tahun lamanya. Nah, inilah yang menjadi awal dari All Saints' Day atau Hari Raya Semua Orang Kudus yang ditetapkan pada tanggal tersebut selama lebih dari 200 tahun. Saat itu, namanya bukan Hari Raya Semua Orang Kudus, melainkan Feast of All Holy Martyrs atau Hari Raya Semua Martir Kudus.
2. Perayaan ini mengalami perubahan pada abad ke-9

Setelah ditetapkan sebagai hari raya Roma pada tahun 609, yang bertahan selama lebih dari 2 abad, Hari Raya Semua Orang Kudus dijadikan sebagai hari libur di Roma selama periode tersebut. Hari Raya Semua Orang Kudus juga dirayakan untuk menghormati para martir yang telah meninggal dunia karena penganiayaan, bukan secara khusus untuk orang-orang kudus. Jadi, nama asli perayaan ini awalnya adalah Feast of All Holy Martyrs atau Hari Raya Semua Martir Kudus. Hari Raya Semua Orang Kudus yang dirayakan pada 1 November terjadi secara bertahap lantaran semakin banyak orang Kristen yang mulai merayakannya meskipun bukan suatu keharusan.
Dilansir Britannica, pada pertengahan abad ke-8, Paus Gregorius III mendedikasikan sebuah kapel di Roma untuk semua orang kudus pada tanggal tersebut. Adapun, terdapat penyebutan sporadis tentang Semua Orang Kudus pada 1 November dalam catatan gereja lainnya. Namun, baru pada tahun 837, Hari Raya Semua Orang Kudus secara resmi dipindahkan ke 1 November oleh Paus Gregorius IV. Hari itu secara resmi ditetapkan sebagai hari wajib bagi seluruh gereja dan meluaskannya ke luar batas kota Roma.
Paus Gregorius IV juga mengganti nama hari itu menjadi Hari Raya Semua Orang Kudus. Itu untuk menandakan peralihannya menjadi perayaan semua orang kudus. Tujuannya mencerminkan stabilitas dan dominasi Gereja yang baru ditemukan.
3. Kemungkinan, 1 November dipilih untuk bersaing dengan perayaan pagan

Hari Raya Semua Martir Suci, yang kemudian diganti menjadi Hari Raya Semua Orang Kudus, dirayakan pada 13 Mei selama lebih dari 200 tahun. Kemudian, pada tahun 837, Paus Gregorius IV secara resmi memperluas hari tersebut untuk semua orang Kristen dan mengubah namanya menjadi Hari Raya Semua Orang Kudus. Tanggalnya pun berubah menjadi 1 November.
Banyak sejarawan menduga kalau perubahan tanggal itu terjadi karena adanya keinginan untuk mengadopsi dan bersaing dengan Samhain (festival panen Celtic kuno) dan hari raya pagan lainnya yang dirayakan banyak orang kala itu. HowStuffWorks mengungkapkan bahwa ini menjadi strategi Gereja Katolik awal untuk menyebarkan agama tersebut. Nah, dari banyaknya hari raya Kristen, seperti Natal, mungkin dipilih karena alasan ini juga. Gereja juga memasukkan tradisi Samhain ke dalam Hari Raya Semua Orang Kudus, seperti menyalakan api unggun dan mengenakan kostum untuk menangkal kejahatan.
Banyak orang Kristen yang justru tidak nyaman dengan beberapa tradisi pagan ini. Gereja akhirnya mengganti Hari Raya Semua Orang Kudus pada 2 November untuk memisahkan aspek "festival orang mati" Samhain dari Hari Raya Semua Orang Kudus.
4. Hari Raya Semua Orang Kudus masuk sebagai perayaan solemnity

Kebanyakan orang menyebut kalau Hari Raya Semua Orang Kudus merupakan feast day dalam kalender gereja Katolik. Namun, itu sebenarnya kurang tepat. Seperti yang dijelaskan Simply Catholic, kalender gereja punya tiga sebutan untuk hari-hari penting, yakni feast day, memorial, dan solemnity. Ini berasal dari Konsili Trente abad ke-16, yang dirancang dan diatur menjadi satu kalender gereja untuk pertama kalinya. Penetapan hari raya ini juga punya tingkat kepentingan yang berbeda.
Solemnity sendiri adalah hari suci dengan peringkat tertinggi dan terpenting di Gereja, lalu diikuti oleh feast day serta memorial. Istilah solemnity sendiri berasal dari kata Latin sollemnitas yang berarti 'festival'. Perayaan ini biasanya ditujukan untuk menghormati peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan Yesus dan misteri-misteri iman yang paling penting dalam agama Katolik. Nah, kalau Hari Raya Semua Orang Kudus punya peringkat yang sama pentingnya dengan Natal dan Paskah, atau masuk kategori solemnity, serta merupakan hari raya wajib, itu berarti setiap umat Kristen harus menghadiri misa meski banyak Uskup mengabaikan persyaratan tersebut.
5. Hari Raya Semua Orang Kudus merupakan hari suci untuk menghormati semua umat Kristen

Banyak yang menganggap kalau menjadi orang kudus itu tidak gampang karena butuh waktu yang lama untuk mencapainya. Hal ini membuat kita berasumsi kalau hanya ada ratusan orang kudus yang ada di Gereja Katolik. Namun, dikutip Britannica, sebenarnya ada lebih dari 10 ribu orang kudus yang diakui oleh Gereja Katolik. Ini pun bisa bertambah.
Itu sebabnya, Hari Semua Orang Kudus adalah hari suci yang dirancang untuk menghormati semua orang kudus di Gereja. Ini mencakup orang-orang kudus yang dikenal maupun yang tidak dikenal, yaitu orang-orang kudus yang kekudusannya hanya diketahui oleh Tuhan. Namun, definisi tersebut kurang luas.
Laman Christian menerangkan jika kekudusan tidak diberikan oleh para pemimpin Gereja, tetapi diberikan oleh Tuhan. Semua orang Kristen sebenarnya dianggap sebagai orang kudus. Itu berarti Hari Raya Semua Orang Kudus diperingati untuk menghormati semua orang Kristen dan dimaksudkan untuk mengingatkan umat Kristen bahwa mereka terhubung satu sama lain melalui iman mereka.
6. Beberapa kelompok Protestan menentang Hari Raya Semua Orang Kudus

Reformasi Protestan memecah agama Kristen pada abad ke-16. Banyak gerakan Protestan yang akhirnya bersatu menjadi aliran Kristen mereka sendiri sebagai bentuk untuk memprotes korupsi dan kemewahan yang ditampilkan Gereja Katolik. Reaksi keras itu menandakan kalau banyak praktik Gereja Katolik yang dianggap terlalu duniawi atau terlalu merusak.
Hari Raya Semua Orang Kudus sendiri mendapat tanggapan beragam dari seluruh umat Protestan di dunia. Banyak gerakan Protestan yang sebenarnya menolak konsep kekudusan ini karena dianggap menggolong-golongkan umat Kristen. Pasalnya, Martin Luther, yang memicu gerakan Protestan, mengkritik Gereja dan menyarankan kalau orang-orang kudus itu harus dihormati, bukan untuk disembah.
Akibatnya, Hari Raya Semua Orang Kudus dipandang berbeda-beda dalam beberapa kelompok agama Kristen. Gereja Anglikan, contohnya, merayakan hari tersebut pada 1 November sama seperti Gereja Katolik, begitu pula Gereja Metodis dan Lutheran. Namun, denominasi Evangelis, seperti Southern Baptist dan Pentakosta, tidak merayakan hari tersebut.
7. Halloween tercipta berkat Hari Raya Semua Orang Kudus

Bagi banyak orang, Halloween adalah acara utama dan Hari Raya Semua Orang Kudus merupakan sebuah renungan. Jadi, banyak yang salah paham dan menganggap Halloween lebih penting ketimbang All Saints' Day. Hal ini diperburuk pada abad ke-20 ketika Halloween digembar-gemborkan dan berubah menjadi hari libur. Faktanya, Halloween tidak akan ada tanpa adanya Hari Raya Semua Orang Kudus.
Kata hallow dulunya berarti 'orang suci' alias saint. Online Etymology Dictionary menjelaskan bahwa kata tersebut berasal dari bahasa Inggris Kuno halgian yang berarti 'menjadikan suci'. Di samping itu, di Inggris pada Abad Pertengahan, Hari Raya Semua Orang Kudus atau All Saints' Day umumnya disebut All Hallows yang merujuk pada perayaan semua orang suci. Istilah All Saints' Day juga baru benar-benar digunakan pada 1500-an.
All Hallows juga dulunya merupakan acara yang jauh lebih besar daripada saat ini, yang diisi dengan acara doa malam dan perayaan lainnya. Acara ini kemudian dikenal sebagai All Hallows' Even, yang berubah menjadi Hallows' Even, dan akhirnya menjadi Hallowe'en. Tanda apostrof mulai menghilang pada abad ke-18 sehingga kita hanya mengenal Halloween.
8. All Saints' Day dan All Souls' Day itu berbeda

Hari Raya Semua Orang Kudus atau All Saints' Day memang susah dibedakan dengan Hari Arwah atau All Souls' Day. Selain namanya yang hampir mirip, keduanya juga hadir berdekatan. Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, All Saints' Day diperingati pada 1 November di gereja Katolik. Nah, All Souls' Day dirayakan pada 2 November.
All Saints' Day sendiri adalah perayaan bagi orang kudus yang berada di surga, yang telah memperoleh kasih karunia Tuhan. Sementara, All Souls' Day dikhususkan bagi umat Kristen untuk mendoakan semua jiwa atau arwah orang kudus atau bukan, terutama jiwa yang telah meninggal tetapi masih terperangkap di api penyucian sambil menunggu penghakiman. Umat paroki biasanya memasukkan nama-nama orang terkasih yang telah meninggal ke dalam Buku Orang Mati di gereja mereka agar dapat diingat oleh jemaat.
9. Gereja Ortodoks Timur merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus dengan berbeda

Gereja Kristen terpecah menjadi dua gereja yang saling bersaing pada 1054, terbagi menjadi bagian Timur dan Barat. Dikenal sebagai Skisma Timur-Barat, peristiwa itu menjadi puncak perselisihan gereja selama berabad-abad lamanya. Nah, itulah sebabnya mengapa ada Gereja Katolik di Barat dan Gereja Ortodoks Timur.
Gereja Ortodoks Timur memang merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Meski hari suci itu sama, Gereja Ortodoks Timur punya kisah yang berbeda tentang Hari Raya Semua Orang Kudus. Tak hanya itu, mereka merayakannya bukan pada 1 November. Pada abad ke-9, separuh Gereja Timur tidak ingin jika Kaisar Leo VI mendedikasikan gerejanya untuk istrinya karena menganggapnya sebagai perempuan yang sangat taat. Leo pun mendedikasikan gereja untuk semua orang kudus, yang berarti termasuk istrinya.
Gereja Ortodoks Timur merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus sebagai hari raya yang bisa diubah. Jadi, hari raya ini bisa jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya. Meski begitu, hari ini biasanya dirayakan pada Minggu pertama setelah Pentakosta, sekitar 7 minggu setelah Paskah.
10. Halloween, All Saints' Day, dan All Souls' Day awalnya merupakan perayaan yang sama

Pada awalnya, 31 Oktober hingga 2 November (Halloween, All Saints' Day, dan All Souls' Day) sering disebut sebagai Allhallowtide. Itu karena semuanya adalah satu momen suci, bukan tiga perayaan yang berbeda. Allhallowtide dikenal sebagai triduum. Merriam-Webster mendefinisikan triduum sebagai momen untuk berdoa selama tiga hari, yang biasanya mendahului hari raya Katolik Roma. Triduum sendiri sangat terkenal di Gereja Katolik, yaitu Kamis Putih, Jumat Agung, dan Paskah. Ini umumnya dikenal sebagai Triduum Paskah Suci.
Banyak orang lupa bahwa Halloween sebenarnya adalah hari raya Kristen. Itu karena hari raya ini menandai peringatan sebelum Hari Raya Semua Orang Kudus. Triduum ini menyoroti hubungan antara ketiga hari ini. Allhallowtide dimaksudkan bagi orang Kristen untuk merenungkan orang Kristen yang masih hidup (Gereja Militan), orang-orang kudus di surga (Gereja Kemenangan), dan jiwa-jiwa yang menderita di api penyucian (Gereja Penderita).
11. Dia de los Muertos dan kaitannya dengan Hari Raya Semua Orang Kudus

Gereja Katolik awal sering menyamakan tanggal perayaan suci dengan ritual pagan agar banyak orang yang masuk agama Kristen. Itu sebabnya, beberapa ritual dalam keagamaan Kristen secara tidak langsung terkait erat dengan tradisi pagan yang ada. Itulah yang terjadi di Meksiko.
Nah, salah satu tradisi Meksiko ini adalah Día de los Muertos (Hari Raya Kematian) atau sebagai Halloweennya Meksiko. Sebagaimana yang dikutip Deseret News, Día de los Muertos dimulai dari ribuan tahun yang lalu, yang merupakan perayaan suku Aztec untuk Dewi Dunia Bawah mereka yang bernama Mictecacihuatl. Namun, perayaan ini sebenarnya diadakan pada Agustus.
Saat Spanyol tiba dan menaklukkan Meksiko, Spanyol membawa tradisi suku Aztec ini dengan membawa anggur dan roti ke makam orang-orang terkasih yang telah meninggal. Para penjajah inilah yang mengubah tanggal perayaan tradisional suku Aztec dan memperkenalkan konsep All Saints' Day dan All Souls' Day yang populer saat ini. Nah, campuran kepercayaan, tradisi kuno, dan Kristen inilah yang akhirnya dikenal sebagai Día de los Inocentes, yang sekarang berubah nama menjadi Día de los Muertos.
12. Hari Raya Semua Orang Kudus dirayakan berbeda-beda di setiap negara

Meksiko bukan satu-satunya negara yang memperingati Hari Raya Semua Orang Kudus dengan tradisi yang berbeda. Di Amerika Serikat, Halloween lebih memikat dibandingkan Hari Raya Semua Orang Kudus. Namun, umat Katolik yang taat biasanya akan menghadiri misa. Itu karena Hari Raya Semua Orang Kudus dianggap sebagai hari suci yang wajib bagi mereka. Namun, praktik ini tidak wajib di tempat lain di banyak negara.
Beberapa negara, seperti Prancis dan Jerman, menjadikan Hari Raya Semua Orang Kudus sebagai hari libur nasional. Masyarakat di dua negara tersebut biasanya akan berziarah atau mengunjungi makam keluarga mereka yang telah meninggal dan menyalakan lilin di makam. Nah, kalau di Filipina, Hari Raya Semua Orang Kudus disebut Undas. Warga Filipina biasanya akan menyiapkan sesaji di makam orang terkasih yang telah meninggal. Warga Filipina merayakan Undas ini selama 3 hari dari 31 Oktober hingga 2 November.
Negara-negara lain memiliki tradisi yang berbeda. Di Spanyol, warganya biasanya akan memanggang kacang kastanya. Di Polandia, warganya memanggang roti dengan tanda salib di atasnya. Di Guatemala, ada festival layang-layang raksasa. Tradisi ini punya pesan tersendiri yang menyiratkan kalau orang mati akan berkomunikasi dengan layang-layang tersebut. Nah, kalau di Haiti, Hari Raya Semua Orang Kudus diperingati dengan campuran adat Katolik dan Voodoo untuk menghormati Baron Samedi (penjaga kuburan) dan Papa Gede (utusan arwah).
Jika kamu hanya tahu tentang Halloween, ternyata kamu ketinggalan info tentang Hari Raya Semua Orang Kudus, nih. Meski tidak populer di Indonesia, Hari Raya Semua Orang Kudus adalah hari suci bagi umat Kristen. Apakah kamu salah satu yang merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus?