Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sejarah Salut Romawi, Hormat ala Fasisme yang Populer pada PD II

Vikaris Roma Pompili, disambut dengan hormat fasis oleh anak-anak sekolah di Italia, 1926 (commons.wikimedia.org/Mr.Nostalgic)

Pada pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS ke-47, tepatnya pada Senin (20/1/2025), hadir Elon Musk, CEO Tesla sekaligus SpaceX. Dalam acara tersebut, Elon Musk memberikan Salut Romawi atau penghormatan ala Nazi Jerman, dengan merentangkan satu tangannya ke depan. Nah, hal ini rupanya memicu kontroversi. Sebab, Salut Romawi atau Hormat Romawi ini mengingatkan banyak orang pada kekejaman yang terjadi selama Perang Dunia II di bawah kediktatoran Benito Mussolini dan Adolf Hitler. 

Sebenarnya, legiuner kekaisaran Romawi-lah yang pertama kali memberikan hormat dengan merentangkan tangan ke depan kepada atasan mereka di masa lampau. Sebagaimana yang dikutip oleh Imperium Romanum dari sejarawan Romawi abad ke-1, Flavius, "Setiap pagi para legiuner pergi ke perwira mereka dan memberi hormat kepadanya. Para perwira kemudian pergi ke tribun dan memberi hormat kepada mereka. Semua tribun kemudian memberi hormat kepada jenderal." Lalu, seperti apa sejarah Salut Romawi ini?

1. Salut Romawi bermula dari pajurit Romawi Kuno yang saling memberi hormat

ilustrasi Salut Romawi (commons.wikimedia.org/Jacques-Louis David)

Pada masa kejayaan Kekaisaran Romawi sekitar 100 Masehi, wilayah Roma membentang luas dari Inggris hingga Mesir. Meskipun banyak faktor yang berkontribusi terhadap berjaya dan luasnya wilayah Roma, tetapi satu alasan yang paling terkenal adalah kekuatan militernya. Sederhananya, militer Roma adalah pasukan tempur yang paling terlatih, paling lengkap, dan paling disiplin di dunia kala itu. Jadi, wajar saja jika pasukan Romawi ini memiliki semacam penghormatan sebagai bentuk kekompakan dan kepatuhan.

Namun, sejarawan tidak tahu persis seperti apa Salut Romawi atau Hormat Romawi ini. Meski begitu, sejarawan memiliki deskripsi tentang orang Romawi yang suka mengangkat tangannya untuk saling menyapa. Orator Romawi, Cicero, juga menggambarkan Gaius Octavianus (yang kemudian Augustus) bersumpah setia kepada kaisar, Julius Caesar, dengan merentangkan tangan kanannya ke depan. Adapun, tangan kanan di Roma dikaitkan dengan dewa matahari, Sol Invictus, yang berfungsi untuk menunjukkan kepercayaan.

Namun, meski Flavius menjelaskan bahwa tentara Romawi saling memberi hormat, tapi tidak ada deskripsi lengkapnya tentang hal itu. Hanya karya seni yang menunjukkan tentara Romawi mengangkat tangan mereka untuk memberi hormat. Terlepas dari itu, tradisi ini rupanya tidak menghentikan diktator Italia dari abad ke-20, yaitu Benito Mussolini untuk meniru penghormatan Romawi dan memopulerkannya sebagai miliknya sendiri.

2. Benito Mussolini menciptakan Salut Romawi modern

Benito Mussolini menerapkan salut Romawi (commons.wikimedia.org/Mr.Nostalgic)

Seperti yang disebutkan di poin sebelumnya, diktator Italia Benito Mussolini menggunakan penghormatan ala Romawi. Namun, selama 1.800 tahun puncak Kekaisaran Romawi dan penerapan gerakan tersebut, mungkin ada orang lain yang menggunakannya dengan cara yang sama. Meski hal itu tidak tercatat sejarah.

Benito Mussolini naik ke tampuk kekuasaan setelah berakhirnya Perang Dunia I, dengan mendirikan Fasci Italiani Di Combattimento, sebuah organisasi politik nasionalis yang dibentuk Benito Mussolini pada 1919. Umumnya disebut Blackshirts atau Baju Hitam, karena pakaian mereka yang serba hitam. Kelompok ini sering menggunakan aksi kekerasan dan intimidasi untuk mendapatkan dukungan. Pada 1921, jumlah anggota mereka meningkat dari 30.000 menjadi 320.000 orang. Lalu pada tahun yang sama, Benito Mussolini mengganti nama kelompok tersebut menjadi Partito Nazionale Fascista (PNF), atau Partai Fasis Nasional.

Seperti yang dijelaskan oleh Project Muse, PNF tidak mau melakukan jabat tangan, karena dianggap feminin dan dapat menularkan kuman penyakit, yang saat itu sedang merebak di seluruh Eropa. Partai fasis ini ingin menerapkan bentuk penghormatan yang terlihat tangguh, jantan, dan berkarisma. Nah, untuk itu, mereka meniru sejarah masa lampau Kekaisaran Romawi, yang dianggap tangguh dan tak terkalahkan. Oleh karena itu, muncullah sebutan Salut Romawi atau Hormat Romawi. 

Saat itu, Benito Mussolini juga mengadopsi artefak lain dari simbologi Romawi Kuno, yaitu Fascis, seikat tongkat dengan bilah seperti kapak di bagian atas. Simbol ini dimaksudkan sebagai perwakilan dalam persatuan. Bangsa Romawi meminjam simbol tersebut dari mantan penakluk mereka, yakni bangsa Etruria, yang menggunakannya sejak abad ke-7 SM. Dari sinilah kata-kata seperti "fasisme" berasal. Namun, karena deskripsi spesifik dari penghormatan Romawi masih belum diketahui secara jelas, Benito Mussolini pun membuat gerakan penghormatan itu sebagai miliknya sendiri.

3. Adolf Hitler menjadikan Salut Romawi sebagai Salut Hitler

Adolf Hitler saat pawai SA (commons.wikimedia.org/German Federal Archives)

Adolf Hitler bisa dibilang sangat mengagumi Benito Mussolini. Dia mengagumi Benito Mussolini karena ketangguhannya, dan sangat terpesona dengan kekuatan Benito saat merebut kekuasaan Italia pada 1922, dengan berbaris menuju Roma (pawai Roma).

Adolf Hitler adalah ketua Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (Partai Nazi) saat itu, yang juga dikenal sebagai Partai Pekerja Jerman. Dia bahkan menulis surat kepada Benito Musslini pada 1923. Benito Mussolini pun memberikan dukungan secara finansial kepada Adolf Hitler.

Pada saat yang sama, Benito Mussolini justru merendahkan Adolf Hitler. Ia menganggap Adolf Hitler sebagai orang bodoh dan membosankan. Tak hanya itu, Benito Mussolini juga menyebut Hitler kasar dan garis keturunan Arya-nya tidak bisa menandingi kejayaan Romawi Kuno.

Meski begitu, Adolf Hitler juga memakai penghormatan Romawi ala Benito Mussolini. Namun, dia menamai penghormatan ini sebagai Hitler Salute atau Hormat Hitler, dalam bahasa Jerman disebut der deutsche Gruß. Di sisi lain, ketika Republik Weimar Jerman runtuh pasca Perang Dunia I pada 1933, penghormatan tersebut sudah dipakai dan dinamai dengan Horma Jerman, seperti yang ditulis menteri dalam negeri Nazi, Wilhelm Frick.

Adolf Hitler memberi penghormatan kepada perwiranya, perwiranya memberi hormat kepadanya, dan semua masyarakat mengikutinya. Anak-anak berusia 5 tahun bahkan diajarkan menerapkan gerakan tersebut. Meski begitu, ada perbedaan tinggi lengan antara versi Adolf Hitler dan Benito Mussolini, tetapi penghormataan tersebut pada dasarnya sama.

4. Kelompok Neo Nazi mengadopsi Salut Hitler sebagai bentuk penghormatan mereka sendiri

ilustrasi kelompok Neo Nazi (commons.wikimedia.org/Deazph)

Setelah Adolf Hitler dan Partai Nazi, kelompok Neo Nazi juga memakai penghormatan Romawi. Kelompok ini ada di seluruh dunia, seperti di seluruh Eropa, di Amerika Utara, Inggris, Australia, dan beberapa tempat lain. Meskipun demikian, sangat sulit untuk mendapatkan informasi yang detail tentang kelompok tersebut. Namun, penghormatan Hitler dianggap sangat universal bagi mereka.

Nah, lalu bagaimana dengan Salut Romawi yang dilakuan Elon Musk pada pelantikan Donald Trump? Berbagai media di seluruh dunia memberikan pendapat mereka tentang masalah ini, termasuk media dari Prancis, India, Jerman, Afrika Selatan (negara asal Elon Musk), dan banyak lagi. Ada juga tanggapan dari kelompok Anti Defamation League (ADL), sebuah LSM pro Israel. ADL menanggapi gerakan yang dilakukan Elon Musk dengan kalem. Itulah sebabnya, kurangnya kecaman keras ini memicu kemarahan dari berbagai sumber.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us