Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Spesies Burung yang Sudah Tidak Ditemukan di Habitat Aslinya

Guam Kingfisher (commons.m.wikimedia.org/Ryan Somma)

Kepunahan suatu spesies tidak terjadi melalui proses yang instan. Jika upaya konservasi tidak berjalan maksimal, spesies yang terancam punah selama bertahun-tahun dapat berakhir dengan status punah.

Menurut pengelompokkan IUCN, ada satu tahap yang dilewati sebelum suatu spesies benar-benar dinyatakan punah sepenuhnya yaitu punah di alam liar atau extinct in the wild. Dari setidaknya 20 spesies terkategori extinct in the wild, lima diantaranya merupakan hewan jenis burung. 

Beberapa burung langka tersebut bahkan sudah berstatus punah di alam liar sejak lebih dari 20 tahun yang lalu. Mari berkenalan dengan lima burung yang sudah tidak ditemukan di habitat aslinya.

1. Alagoas curassow

Alagoas Curassow (youtube.com/@Paul Jepson)

Alagoas curassow (Mitu mitu) merupakan spesies burung pegar dengan ciri khas berupa bulu hitam mengkilat dan paruh besar berwarna merah. Bagian telinganya memiliki corak abu-abu berbentuk bulan sabit yang membedakannya dengan spesies curassow lainnya, dikutip dari Animalia.

Buah-buahan dan kacang-kacangan menjadi sumber makanan utama alagoas curassow. Semula menghuni hutan dataran rendah di Alagoas, Brazil, kini alagoaa curassow hanya ditemukan di dua aviary.

Penurunan populasi alagoas curassow secara umum disebabkan oleh dua hal yaitu pembabatan hutan untuk ladang tebu dan perburuan liar. Sejak akhir tahun 1980an, hutan yang menjadi habitat alagoas curassow telah hilang sepenuhnya dan tiga individu tersisa melanjutkan kelestarian jenisnya di penangkaran, dikutip dari IUCN.

2. Guam kingfisher

Guam Kingfisher (commons.m.wikimedia.org/Kjunstorm)

Guam kingfisher (Todiramphus cinnamominus) merupakan burung cantik dengan bulu biru di punggungnya dan warna cokelat muda di kepala hingga perutnya. Keberadaan paruh panjang dan pipih menunjukkan kebiasaannya sebagai burung pemakan serangga.

Ketika berburu serangga, guam kingfisher akan menunggu di ranting pohon sebelum bergerak dengan cepat menangkap mangsanya. Hewan ini merupakan spesies endemik Guam dan sebelumnya dapat ditemukan di hampir semua jenis habitat, dikutip dari Animalia.

Guam kingfisher menjadi salah satu contoh hewan yang hampir punah akibat keberadaan spesies invasif. Hewan introduksi jenis ular yaitu ular pohon cokelat merupakan predator utama guam kingfisher dan berdampak signifikan pada penurunan populasinya, dikutip dari IUCN.

3. Hawaiian crow

Hawaiian Crow (youtube.com/@Big Island Video News)

Hawaiian crow (Corvus hawaiiensis) atau 'alala merupakan satu-satunya burung crow yang tersisa di Kepulauan Hawaii. Dikenal sebagai hewan cerdas dan menunjukkan perilaku sosial, hawaiian crow membentuk ikatan sosial satu sama lain dalam waktu yang lama.

Hawaiian crow memiliki pilihan makanan yang sangat beragam meliputi buah-buahan, telur burung, bunga, nektar, bahkan sisa-sisa bangkai hewan. Saat ini lebih dari 100 individu hawaiian crow hanya dapat ditemukan di Pana'ewa Zoo setelah sebelumnya menghuni kawasan hutan kering Hawaii, dikutip dari laman Department of Land and Natural Resources Hawaii

Penurunan populasi hawaiian crow di masa lalu merupakan kombinasi dari alih fungsi habitat dan perburuan. Sementara itu, populasi hawaiian crow yang tersisa saat ini juga tak lepas dari risiko infeksi toksoplasma serta penyebaran West Nile Virus, dikutip dari IUCN.

4. Socorro dove

Socorro Dove (commons.m.wikimedia.org/Ltshears)

Socorro dove (Zenaida greysoni) adalah burung merpati berukuran sedang dengan warna cokelat tua di bulu punggungnya. Burung ini memakan buah-buahan sebagai sumber utama energinya walaupun terkadang kacang-kacangan juga menjadi pilihan makanannya, dikutip dari Animalia.

Seperti kebanyakan burung merpati, socorro dove menghabiskan sebagian besar waktunya di tanah dan kerap berkicau. Pulau Socorro di Mexico merupakan habitat asli spesies ini.

Penurunan populasi socorro dove di masa lalu terjadi akibat kerap dimangsa oleh kucing liar. Selain itu, tumbuhan lantai hutan yang menjadi sumber makanan utama socorro dove juga mengalami kerusakan masif akibat keberadaan wabah serangga sejenis belalang, dikutip dari IUCN.

5. Spix's macaw

Spix's macaw (commons.m.wikimedia.org/Evan Centanni)

Spix's macaw (Cyanopsitta spixii) dapat dikenali dari bulu warna biru pucat dan corak kehijauan di dada hingga perutnya. Burung ini merupakan salah satu spesies monogami dan hanya kawin satu kali sepanjang hidupnya.

Habitat favorit spix's macaw adalah kawasan hutan dan semak belukar dengan aliran sungai di sekitarnya. Spix's macaw sebelumnya dapat ditemukan di wilayah utara Brazil namun kini tersebar di penangkaran di beberapa negara, dikutip dari Animal Diversity.

Spix's macaw mengalami penurunan populasi yang tajam salah satunya akibat kerusakan habitat hutan dalam jangka waktu lebih dari tiga abad. Di samping itu, perburuan liar spix's macaw untuk dijual sebagai hewan peliharaan juga semakin membuat burung ini dekat dengan kepunahan, dikutip dari IUCN.

Reintroduksi atau usaha untuk melepasliarkan kembali spesies punah di alam liar merupakan langkah yang kerap diambil oleh lembaga konservasi. Sayangnya, reintroduksi tidak selalu berhasil untuk setiap jenis hewan. 

Selain harus menghadapi perubahan pada habitatnya, spesies reintroduksi juga tidak memiliki keterampilan bertahan hidup sebagaimana mestinya karena dibesarkan di lingkungan penangkaran. Oleh sebab itu, menjaga kualitas habitat serta mencegah spesies dari ancaman kepunahan masih jauh lebih baik daripada menggantungkan sepenuhnya upaya kelestarian spesies hampir punah melalui penangkaran.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us