5 Tradisi Aneh di Mauritania, Kecantikan Diukur dari Berat Badannya!

Mauritania adalah sebuah negara di Afrika Barat yang memiliki banyak keunikan dan kekayaan budaya. Namun, ada juga beberapa tradisi yang mungkin terlihat aneh dan mengejutkan bagi kita yang tidak familiar dengan budaya mereka. Berikut ini adalah lima tradisi aneh di Mauritania yang perlu kamu ketahui.
1. Menggemukkan wanita sebelum menikah

Menurut Harvard International Review, di Mauritania, kecantikan wanita diukur dari berat badannya. Semakin gemuk seorang wanita, semakin cantik dan menarik dia di mata pria. Oleh karena itu, sejak kecil, wanita di Mauritania diberi makan makanan yang tinggi lemak dan kalori, seperti susu unta, roti, dan gula, agar berat badannya bertambah. Proses ini disebut dengan "gavage", yang berarti "memaksa memberi makan" dalam bahasa Prancis.
Tujuan dari tradisi ini adalah untuk menyiapkan wanita untuk menikah, karena pria di Mauritania menganggap wanita gemuk sebagai simbol kemakmuran, dan kesuburan. Wanita yang kurus dianggap tidak menarik dan tidak dihargai.
2. Memakai pakaian hitam di acara-acara bahagia

Biasanya, kita mengaitkan warna hitam dengan kesedihan, kematian, dan duka. Namun, di Mauritania, warna hitam justru digunakan untuk mengekspresikan kegembiraan dan kebahagiaan. Melansir Arab Travelers, wanita di Mauritania memakai pakaian hitam di acara-acara bahagia, seperti pernikahan, kelahiran, dan ulang tahun.
Mereka percaya bahwa warna hitam dapat menangkal mata jahat dan memberi perlindungan. Oleh karena itu, pengantin wanita di Mauritania harus memakai pakaian hitam selama tiga hari setelah pernikahannya, dan tidak boleh memakai pakaian putih sama sekali.
3. Mengadakan konser perceraian

Perceraian adalah hal yang biasa terjadi di Mauritania, terutama di kalangan wanita. Wanita di Mauritania memiliki hak untuk menceraikan suaminya kapan saja, tanpa alasan apapun. Bahkan menurut Arab Travelers, ada tradisi yang mengharuskan wanita untuk menikah minimal lima kali dalam hidupnya, dan menceraikan suami-suaminya sebelum menikah lagi.
Namun, perceraian di Mauritania tidak disertai dengan kesedihan dan penyesalan. Malah, wanita yang bercerai akan mengadakan konser perceraian, yang merupakan pesta besar-besaran yang dihadiri oleh keluarga, teman, dan tetangga. Di konser perceraian, wanita yang bercerai akan menyanyi, menari, dan bersenang-senang, sebagai tanda bahwa dia telah bebas dari suaminya yang tidak disukainya, melansir vizaca.
4. Melakukan sunat pada wanita

Sunat pada wanita, atau yang juga dikenal dengan istilah mutilasi genital wanita (MGW), adalah praktik yang melibatkan pemotongan atau penghilangan sebagian atau seluruh organ genital wanita. Praktik ini dilakukan dengan alasan budaya, agama, atau sosial, dan dianggap sebagai cara untuk menjaga kehormatan, kesucian, dan kesetiaan wanita, melansir Guttmacher Institute.
Di Mauritania, sunat pada wanita masih menjadi tradisi yang dilestarikan oleh sebagian besar masyarakat, terutama di daerah pedesaan. Sunat pada wanita biasanya dilakukan pada anak perempuan yang berusia antara 5 hingga 14 tahun, tanpa anestesi atau alat steril. Praktik ini sangat berbahaya dan menyakitkan, dan dapat menyebabkan komplikasi kesehatan, seperti infeksi, pendarahan, kemandulan, dan kematian.
5. Melakukan pertarungan dan konflik saat pernikahan

Pernikahan di Mauritania tidak selalu berlangsung dengan damai dan harmonis. Ada tradisi yang mengharuskan pihak pengantin pria dan pengantin wanita untuk saling bertarung dan berkonflik saat pernikahan. Tujuan dari tradisi ini adalah untuk menunjukkan kekuatan, keberanian, dan harga diri masing-masing pihak.
Pertarungan dan konflik ini bisa berupa adu mulut, adu fisik, atau bahkan adu senjata. Pihak pengantin pria dan pengantin wanita akan saling menyerang, mengejek, dan menghina satu sama lain, tanpa peduli dengan keselamatan dan kenyamanan tamu undangan. Tradisi ini sering kali menyebabkan luka, kerusakan, dan kematian.
Meskipun terlihat aneh dan tidak masuk akal bagi kita, tradisi-tradisi ini merupakan bagian dari identitas dan kebanggaan masyarakat Mauritania. Oleh karena itu, kita harus menghormati dan menghargai keberagaman budaya yang ada di dunia ini. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu. Terima kasih telah membaca!