7 Fakta Gunung Matterhorn, Pernah Muncul di Kemasan Cokelat Toblerone

- Gunung Matterhorn terletak di perbatasan Swiss dan Italia, dengan ketinggian puncak mencapai 4.478 meter di atas permukaan laut.
- Asal-usul nama Gunung Matterhorn melibatkan dua bahasa, yaitu Jerman dan Italia, serta terbentuk akibat tabrakan lempeng Afrika dan Eurasia.
- Pendakian pertama Gunung Matterhorn pada 14 Juli 1865 mengalami tragedi besar, namun juga menjadi inspirasi bagi logo cokelat Toblerone.
Pegunungan Alpen di Swiss merupakan salah satu bentang alam yang paling menakjubkan di dunia. Di dalam rangkaian Pegunungan Alpen yang disebut Pegunungan Alpen Pennine terdapat sebuah gunung bernama Matterhorn. Bukan sekadar gunung dengan puncak yang ikonik, melainkan saksi bisu dari pertarungan alam dan ketahanan manusia. Gunung Matterhorn, dengan kisah-kisah kemenangan dan tragedi, juga terus menginspirasi, khususnya para petualang di seluruh dunia hingga kini.
Penasaran dengan kisahnya? Mari kita telusuri tujuh fakta menarik tentang Gunung Matterhorn berikut ini!
1. Terletak di perbatasan Swiss dan Italia

Gunung Matterhorn adalah salah satu gunung yang paling populer di dunia, yang terletak di Pegunungan Alpen, tepatnya di perbatasan antara Swiss dan Italia. Dari sisi Swiss, gunung ini menjulang di atas desa Zermatt di kanton Valais. Sementara di Italia, gunung ini dikenal sebagai Monte Cervino dan menghadap kota Breuil-Cervinia atau Lembah Aosta.
Gunung Matterhorn memiliki ketinggian puncak mencapai 4.478 meter di atas permukaan laut. Bentuknya sangat khas, hampir sempurna menyerupai piramida dan berdiri secara terisolasi. Tidak heran jika gunung ini menjadi lambang keagungan dan keindahan alam yang tak tertandingi, sehingga sering dijuluki sebagai “Berg der Berge,” alias "Gunung dari Segala Gunung".
2. Asal-usul nama

Asal-usul nama Gunung Matterhorn sebenarnya melibatkan dua bahasa karena terletak di perbatasan Swiss dan Italia. Dilansir Britannica, nama Matterhorn berasal dari bahasa Jerman, yaitu “Matte” artinya “padang rumput” yang merujuk pada lembah luas dan berumput di bawah gunung, dan “Horn” artinya “puncak,” sehingga dapat diartikan sebagai "Puncak di Padang Rumput".
Di sisi perbatasan Italia, Gunung Matterhorn dikenal sebagai “Monte Cervino,” atau dalam bahasa Prancis dikenal sebagai “Le Cervin.” Nama ini kemungkinan besar berasal dari bahasa Italia “cervo” dan Prancis “cerf “ yang berarti "tanduk rusa merah.” Penamaan ini diperkirakan merujuk pada bentuk puncak gunung yang runcing menyerupai tanduk rusa jantan yang megah.
3. Terbentuk akibat tabrakan lempeng Afrika dan Eurasia

Dilansir Britannica, Gunung Matterhorn terbentuk selama orogeni Alpen, yaitu proses pembentukan pegunungan yang terletak di Eropa tengah dan selatan, serta di Asia barat, yang dimulai sekitar 65 juta tahun yang lalu. Pada awalnya, Pegunungan Hercynian yang tererosi berada di lokasi Pegunungan Alpen saat ini. Daratan luas batuan kristal yang menempati cekungan Mediterania bagian barat perlahan tererosi, dan sungai-sungai membawa material yang tererosi ke selatan, mengendapkannya di dasar Laut Tethys, lalu berubah menjadi lapisan-lapisan batu kapur, lempung, serpih, dan batu pasir.
Tekanan tektonik yang kuat dari Lempeng Afrika ke Lempeng Eurasia membentuk Pegunungan Alpen, seiring lapisan batuan dalam yang mengendap di Laut Tethys terlipat di sekitar batuan dasar kristal dan terangkat ke ketinggian yang mirip dengan Pegunungan Himalaya. Selama Periode Kuarter, gaya erosif dan glasiasi Alpen membentuk bentang alam. Lidah-lidah es pun mengisi lembah-lembah, dan puncak-puncak megah seperti Matterhorn terbentuk dari puncak-puncak gunung.
4. Tragedi pendakian pertama

Pendakian pertama Gunung Matterhorn pada 14 Juli 1865 adalah momen kemenangan sekaligus bencana besar bagi tim yang dipimpin oleh Edward Whymper, seorang seniman asal Inggris. Diungkapkan oleh Zermatt Tourismus, saat itu, tim terdiri dari tujuh pendaki, yaitu Edward Whymper, Douglas R. Hadow, Charles Hudson, Lord Francis Douglas, Michel-Auguste Croz, Peter Taugwalder, dan Peter Taugwalder. Mereka menggunakan punggungan Hörnligrat sebagai rute pendakian di Swiss dan mencapai puncak Gunung Matterhorn sekitar 4.000 mdpl, sebelum tim Italia yang juga sedang berlomba.
Bencana terjadi saat empat anggota tim terjatuh dan tewas akibat terpeleset dan tali putus. Mereka adalah Douglas R. Hadow, Charles Hudson, Lord Francis Douglas, dan Michel-Auguste Croz. Tiga dari korban tewas ditemukan beberapa hari kemudian di Gletser Matterhorn, tetapi jenazah Lord Francis Douglas tidak pernah ditemukan.
5. Perempuan pertama yang berhasil mencapai puncak Matterhorn

Dilansir Swissinfo, Lucy Walker, menjadi perempuan pertama yang berhasil mendaki Gunung Matterhorn pada tahun 1871, menyusul rekan senegaranya, Edward Whymper. Sejarah pendakian yang luar biasa ini ia lakukan dengan mengenakan rok flanel panjang, sesuai dengan norma yang berlaku pada masa itu. Konon, ia mengenakan celana di balik roknya dan melepasnya saat mendaki.
Lucy Walker juga dikenal sebagai perempuan yang kuat dan tangguh pada masanya. Ia telah mendaki Gunung Lyskamm, di pegunungan Monte Rosa, dan Piz Bernina, di kanton Graubünden. Pendakian pertama Gunung Balmhorn, di Pegunungan Alpen Bern pun ia lakoni. Dilansir htr.ch, sebagai penghormatan atas pencapaiannya, Anggota Dewan Federal Viola Amherd, bersama Wali Kota Romy Biner-Hauser, meresmikan patung seorang pendaki gunung perempuan karya pematung Stefan Mesmer-Edelmann di Museum Square Zermatt, Swiss.
6. Gunung paling berbahaya

Gunung Matterhorn juga dikenal sebagai salah satu gunung paling berbahaya di Eropa. Dilansir Zermatt Tourismus, Matterhorn telah merenggut nyawa sekitar 500 pendaki sejak pendakian pertama pada tahun 1865. Sebagian besar para pendaki yang tidak berhasil mencapai puncak umumnya disebabkan oleh kurangnya kebugaran atau ketinggian yang tidak memadai.
Selain itu, kondisi cuaca juga sering berubah sangat cepat, mulai dari suhu turun secara drastis dan badai salju yang dapat mengurangi jarak pandang. Tantangan baru dalam beberapa tahun terakhir adalah mencairnya lapisan es abadi yang menyebabkan longsoran batu di sepanjang rute pendakian. Namun, peralatan pendakian modern, termasuk tali, tetap selalu diperiksa dan diperbaiki di awal musim panas demi meminimalisir kecelakaan pendakian.
7. Inspirasi logo cokelat Toblerone

Gunung Matterhorn tidak hanya menjadi simbol ikonik Pegunungan Alpen dan kota Zermatt, Swiss, tetapi juga pernah menjadi inspirasi bagi logo cokelat Toblerone. Peran Gunung Matterhorn dalam logo cokelat batangan segitiga ini adalah salah satu contoh branding yang paling cerdas di dunia.
Dilansir hatchwise, logo Toblerone dirancang pada akhir 1990-an yang menampilkan emblem kuning Gunung Matterhorn di atas nama perusahaan dan tanda kata merah dengan font berkelas. Uniknya, logo ini juga memiliki elemen tersembunyi, yaitu gambar beruang yang berdiri tegak di hampir seluruh gambar gunung. Beruang ini adalah simbol resmi kota Bern, Swiss, tempat Toblerone pertama kali dibuat pada tahun 1908.
Sayangnya, pada tahun 2022, Gunung Matterhorn yang ikonik ini harus dihapus dari kemasan Toblerone karena Undang-Undang Swissness yang mulai berlaku pada tahun 2017, melarang ketat penggunaan simbol-simbol nasional Swiss pada produk yang tidak dibuat secara eksklusif di Swiss. Akibatnya, perusahaan Mondelez International memutuskan untuk memindahkan sebagian produksi ke Slovakia dan tidak lagi memenuhi kriteria "Swiss Made." Oleh karena itu, logo Gunung Matterhorn digantikan dengan siluet gunung yang dimodernisasi dan ramping sesuai dengan estetika geometris dan segitiga. Label pada kemasan juga diubah dari "of Switzerland" menjadi "Established in Switzerland" untuk menghormati sejarahnya tanpa melanggar hukum.
Gunung Matterhorn juga menjadi salah satu gunung yang paling banyak difoto di dunia. Popularitasnya sebagai objek fotografi tentu tidak lepas dari siluetnya yang sangat khas. Meskipun sulit didaki, tetapi Gunung Matterhorn sangat mudah diakses oleh wisatawan berkat desa Zermatt yang terletak di kaki gunung. Para fotografer dan turis pun bisa mendapatkan pemandangan spektakuler dari berbagai sudut tanpa harus melakukan pendakian yang berbahaya.