5 Ular yang Dapat Membuat Tudung di Kepala seperti Kobra

Dalam dunia ular, kobra (genus Naja) bisa dibilang jadi salah satu keluarga paling ikonik yang dikenal luas di seluruh dunia. Mereka tergolong berbisa dan banyak di antaranya yang memiliki kandungan racun sangat mematikan. Dilansir Britannica, ular kobra secara eksklusif hanya ditemukan di kawasan Dunia Lama, tepatnya sekitaran Asia dan Afrika saja.
Selain reputasi sebagai ular berbisa yang berbahaya, hal paling ikonik lain dari kobra adalah postur tubuh mereka saat sedang mempertahankan diri. Mereka akan melebarkan tulang area leher mereka hingga membentuk tudung di kepalanya. Postur ini pun bisa dilakukan oleh seluruh spesies ular kobra dan seolah jadi ciri khas bagi keluarga ular yang satu ini.
Meskipun begitu, ternyata bukan hanya keluarga kobra saja yang memiliki kemampuan tersebut, lho. Walau sangat sedikit, ada beberapa spesies ular lain yang bisa meniru postur khas kobra, yaitu punya tudung di kepalanya. Penasaran siapa saja mereka? Yuk, cari tahu jawaban lengkapnya di bawah ini!
1. Ular kobra palsu

Ular kobra palsu (Malpolon moilensis) dapat ditemukan di sekitar Timur Tengah, Afrika Utara, dan Afrika Barat. Mereka menghuni kawasan gurun pasir, stepa, semak belukar, dan terkadang di dekat kawasan pemukiman manusia. Ular yang satu ini memiliki warna sisik kemerahan atau cokelat dengan bercak hitam di sekujur tubuh dan sepasang mata besar berwarna hitam. Menariknya, bagian ekor dari ular kobra palsu terbilang sangat panjang karena mengambil proporsi sekitar 20 persen dari panjang keseluruhan mereka.
Ukuran kobra palsu lebih kecil ketimbang kobra sejati, yakni sekitar 80—190 cm. Akan tetapi, sesuai dengan nama mereka, sebenarnya mereka tak masuk dalam genus Naja. Adapun, nama mereka diambil dari cara ular ini mempertahankan diri yang sangat mirip atau bahkan sama persis seperti ular kobra, dilansir AZ Animals.
Saat terancam, ular kobra palsu akan mengangkat kepala, melebarkan tulang rusuk, membuka tudung, dan berdesis keras untuk mengusir makhluk yang mengancam. Mereka termasuk ular berbisa, tetapi racunnya tak sampai membahayakan manusia. Biarpun demikian, jika kita tergigit, rasa sakit luar yang luar biasa dan pembengkakkan akan timbul pada area yang digigit. Keunikan postur yang mirip kobra dan jenis bisa yang tak membahayakan membuat ular kobra palsu sering dipelihara.
2. Ular hidung babi timur

Ular hidung babi timur (Heterondon platirhinos) hidup di Amerika Utara, tepatnya sekitar Amerika Serikat dan Kanada. Mereka bisa ditemukan di kawasan hutan campuran, padang rumput, dan hutan konifer.
Berbeda dengan kobra, tubuh ular hidung babi timur cenderung padat dan melebar. Sisik di tubuh ular ini bisa berwarna abu-abu, cokelat, kemerahan, hijau keabu-abuan, sampai hitam dengan bercak di beberapa bagian tubuh mereka. Meski terlihat besar, mereka hanya tumbuh dengan panjang sekitar 45—105 cm.
Ular yang satu ini memang bisa meniru cara kobra untuk membuka tudung di area kepala dan leher, tetapi mereka punya cara yang berbeda. Dilansir Animal Diversity, saat merasa terancam, ular hidung babi timur akan menyerang ke arah si pengancam sambil coba menggigit. Jika cara itu gagal, ular ini akan berpura-pura mati dengan harapan si pengancam akan mengurunkan niatnya menyerang mereka. Nah, saat dalam posisi inilah, ular hidung babi timur mengembangkan tudung di area kepala dan leher dengan menarik udara di sekitar sambil berguling-guling untuk menjauh.
Sebenarnya, ular hidung babi timur memiliki bisa pada taring mereka. Namun, jenis racun pada bisa ular ini tak membahayakan manusia (efeknya hanya pembengkakkan pada orang yang alergi) sehingga sering dikira tak berbisa. Ular ini juga hanya akan menggigit jika sudah benar-benar terpojok sehingga kasus gigitan pada manusia terbilang sangat jarang.
3. Ular rumput kelabu

Ular rumput kelabu (Natrix natrix) tersebar di hampir seluruh wilayah Eropa, sedikit wilayah Afrika Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur. Ular yang satu ini dapat hidup di berbagai jenis habitat, mulai dari hutan, dataran basah, rawa, area dekat sumber air, sawah atau kebun, hingga sekitaran pemukiman manusia.
Bagian tubuh atas ular rumput kelabu berwarna hijau tua, abu-abu, cokelat, atau hitam. Sementara itu, tubuh bagian bawah ular ini berwarna kuning cerah sehingga menghasilkan gradasi warna yang sangat terlihat jelas. Mereka tumbuh dengan panjang antara 90—150 cm saja.
Ular rumput kelabu jadi satu-satunya jenis ular tak berbisa dalam daftar ini. Adapun, postur mirip kobra yang mereka peragakan itu bertujuan untuk mempertahankan diri. Cara mereka membuka tudung pun mirip seperti ular kobra, yakni dengan mengangkat kepala dan melebarkan tulang rusuk. Akan tetapi, postur ini cukup jarang diperlihatkan ular rumput kelabu karena mereka biasanya lebih mengandalkan cara pertahanan lain.
Cara pertahanan tersebut bisa berupa pelepasan kelenjar berbau seperti bawang putih di area anus ataupun berpura-pura mati. Uniknya, saat berpura-pura mati, ular ini bisa mengeluarkan darah dari mulut dan hidung yang membuat teknik ini terlihat sangat meyakinkan. Postur seperti ular kobra, desisan keras, dan gigitan hanya akan dilakukan ular rumput kelabu jika sudah tidak ada jalan untuk kabur lagi.
4. Ular rinkhals

Ular rinkhals (Hemachatus haemachatus) ditemukan di kawasan sub-Sahara Afrika yang meliputi Afrika Tengah dan Afrika Selatan. Habitat utama mereka berada di padang rumput, hutan, hingga rawa.
Secara penampilan, ular rinkhals sangat mirip dengan ular kobra sejati. Warna sisik mereka terdiri atas hitam, cokelat tua, hingga kuning dengan bagian perut cenderung gelap bergaris di dekat leher. Panjang ular ini berkisar antara 90—110 cm.
Kemiripan ular rinkhals dengan ular kobra sangat terlihat pada postur bertahan mereka. Selain membuka tudung dengan mekanisme yang sama, ular yang satu ini juga bisa menyemburkan bisa ke arah target layaknya ular kobra, dilansir Animalia. Sebelum menyemburkan bisa, ular rinkhals akan mendesis dengan keras sambil mengangkat kepala. Serangan hanya akan dilakukan mereka jika sudah benar-benar terpojok.
Sebenarnya, jenis bisa yang dimiliki ular rinkhals tak sefatal bisa milik ular kobra. Korban gigitan umumnya merasakan sakit luar biasa, pembengkakan, pusing, hingga muntah-muntah. Potensi kematian memang ada, tetapi racun pada bisa ular ini masih bisa ditangani secara medis. Kebanyakan serangan dari ular rinkhals terjadi lewat metode semburan mereka. Terlebih lagi, ular ini sering menargetkan mata manusia. Jika terkena mata dan dibiarkan, ada potensi kebutaan yang dapat ditimbulkan bisa ular ini.
5. Ular kobra raja

Mengapa ular kobra raja (Ophiophagus hannah) masuk dalam daftar ini? Alasannya cukup sederhana, yaitu taksonomi mereka sebenarnya tak termasuk dalam kategori ular kobra sejati. Ular kobra raja masuk dalam genus Ophiophagus yang berbeda dengan genus kobra sejati (genus Naja). Akan tetapi, keduanya masih masuk dalam satu famili yang sama, yaitu famili Elapidae.
Ular kobra raja ditemukan di Asia Selatan dan Asia Tenggara, tetapi ada sedikit populasi yang tersebar di China bagian selatan. Habitat pilihannya berupa hutan hujan tropis, hutan bambu, padang rumput di dataran tinggi, kawasan dekat sungai, dan rawa.
Ular kobra raja merupakan ular berbisa terbesar di dunia dengan panjang antara 3,6—5,6 meter. Mereka punya warna tubuh yang cukup bervariasi, mulai dari hijau zaitun, kuning, cokelat, hingga hitam dengan bagian bawah tubuh berwarna cerah.
Postur pertahanan ular kobra raja terbilang sama persis seperti ular kobra sejati. Hanya saja, ular ini tak memiliki kemampuan untuk menyemburkan bisa. Biarpun demikian, jenis bisa mereka jadi salah satu yang paling mematikan di dunia. Dilansir National Geographic, kandungan racun neurotoksin pada bisa ular kobra raja mampu membunuh seekor gajah atau 20 orang dewasa dalam satu gigitan. Sebagai gambaran, ular ini akan menyuntikkan sekitar 400—600 mg bisa ke tubuh korban.
Entah karena alasan evolusi atau murni meniru saat bertemu di alam liar, kemampuan membuka tudung di area kepala ternyata bukan sesuatu yang hanya dimiliki ular kobra. Kelima ular di atas nyata memang mampu melakukan hal serupa dengan tujuan yang sama pula, yakni mempertahankan diri dari gangguan makhluk lain. Kalau kebetulan bertemu ular-ular yang dapat melakukan postur layaknya ular kobra, lebih baik segera menjauh ketimbang melakukan kontak secara langsung demi keselamatan diri, ya!