Perbedaan Bibit Siklon dan Siklon Tropis yang Perlu Kamu Pahami

- Bibit siklon tropis adalah tahap awal sebelum siklon tropis terbentuk, dengan kecepatan angin 15-34 knot dan sirkulasi angin mulai terorganisir.
- Siklon tropis memiliki kecepatan angin di atas 34 knot, struktur badai yang kuat, radius sekitar 150-200 km, dan terbentuk di perairan hangat dengan suhu di atas 26,5 derajat Celsius.
- Bibit Siklon Tropis 91S dan 93S memiliki lokasi kemunculan serta potensi dampak cuaca yang berbeda, dengan Bibit Siklon Tropis 91S berpotensi menyebabkan peningkatan tinggi gelombang laut dan hujan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang
BMKG mengingatkan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Indonesia. Dalam rilis resmi pada 11 Desember 2025, BMKG menyebut sedang memantau Bibit Siklon Tropis 93S di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat. Sistem ini diprakirakan menjauhi wilayah Indonesia, tetapi tetap berisiko memicu hujan sedang hingga lebat sebagai dampak tidak langsung.
Kondisi ini membuat banyak orang bertanya tentang perbedaan bibit siklon dan siklon tropis. Keduanya sering muncul dalam peringatan cuaca, tetapi memiliki karakteristik dan tingkat bahaya yang berbeda. Memahami perbedaannya penting agar kamu bisa membaca risiko cuaca dengan lebih tepat.
Perbedaan bibit siklon dan siklon tropis

Bibit siklon tropis adalah tahap awal sebelum siklon tropis terbentuk. Pada fase ini, kecepatan angin berada di kisaran 15 hingga 34 knot dan sirkulasi angin mulai terorganisir. Sistem cuaca ini masih bisa melemah atau berkembang lebih lanjut.
Bibit siklon baru disebut siklon tropis ketika kecepatan angin melampaui 34 knot dan struktur badai menjadi lebih kuat serta menyatu. Dilansir laman BMKG, siklon tropis umumnya memiliki radius sekitar 150 hingga 200 kilometer dan terbentuk di atas perairan hangat dengan suhu lebih dari 26,5 derajat Celsius.
BMKG mendeteksi Bibit Siklon Tropis 93S di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat pada 11 Desember 2025 pukul 08.00 WITA dan terus memantaunya karena berpotensi memengaruhi cuaca di Indonesia.
Bibit Siklon Tropis 91S dan 93S
Perbedaan utama antara Bibit Siklon Tropis 93S dan 91S terletak pada lokasi kemunculan serta potensi dampak cuacanya. Bibit Siklon Tropis 91S merujuk pada area tekanan rendah di Samudra Hindia bagian barat daya yang memiliki potensi berkembang menjadi siklon tropis. Seperti bibit siklon pada umumnya, 91S merupakan fase awal dari sistem badai yang bisa tumbuh lebih besar.
Namun, berdasarkan prakiraan BMKG, dampak tidak langsung yang menonjol dari Bibit Siklon 91S adalah peningkatan tinggi gelombang laut, khususnya di Samudra Hindia selatan Banten hingga Jawa Tengah dengan kategori very rough sea atau gelombang sangat tinggi mencapai 4,0–6,0 meter.
Selain itu, sistem ini juga berpotensi memicu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang, sehingga risikonya lebih terasa pada aktivitas kelautan dan wilayah pesisir.

















