Sejarah Angka Pembawa Sial dari Berbagai Negara, Angka 'Setan'

Jika membahas sejarah angka pembawa sial, maka angka 13 pasti masuk bahasan.  Angka ini terkenal sebagai pembawa sial di seluruh belahan dunia.

Mayoritas orang berusaha untuk menghindari angka tersebut agar terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan. Bahkan, ketakutan akan angka 13 melahirkan sebuah fobia tersendiri bernama triskaidekaphobia. 

Ada banyak versi mengenai asal-usul kesialan angka 13. Berikut ini di antaranya:

• Dalam dokumen paling tua dunia, Code of Hammurabi, peraturan ke-13 dilaporkan "hilang" atau tidak disertakan. Padahal ternyata angka tersebut memang tidak mengandung peraturan sama sekali
• Dalam Alkitab, Judas Iscariot adalah tamu ke-13 Jesus di Perjamuan Malam Terakhir. Ia jugalah orang yang berkhianat kepada Jesus
• Angka 12 dianggap sempurna karena digunakan sebagai jumlah bulan dalam setahun, jam dalam sehari, dan lain-lain. Angka 13 pun dianggap tidak diperlukan
• Friday the 13th, tragedi pembunuhan yang dimulai oleh King Phillip IV dari Perancis untuk membunuh para kesatria.

Dengan asal-usul tersebut, tak heran bila banyak orang bertanya, "Apakah angka 13 keramat?"

Tak hanya 13, angka 4 ternyata juga masuk sejarah angka pembawa sial, terutama oleh masyarakat Asia Timur. Termasuk Cina Jepang, Taiwan, dan Korea.

Kamu bahkan tidak akan menjumpai angka tersebut ketika masuk ke dalam lift. Angka 4 sering kali diganti dengan 3A atau lainnya. Di Beijing, kamu tidak akan menjumpai angka tersebut di pelat nomor kendaraan. 

Kenapa ini terjadi? Dilansir How Stuff Works, pelafalan angka 4 dalam bahasa Mandarin mirip dengan kata "kematian". Masyarakat Cina akhirnya percaya bahwa angka 4 akan membawa kesialan atau bahkan kematian pada mereka. 

Angka 666 sering kali disebut dalam sejarah angka pembawa sial. Angka ini disebut juga angka setan atau bahkan angka monster. Ternyata asal-usul angka ini memiliki keterkaitan yang erat dengan Alkitab dan sejarah Yunani Kuno.  

Dilansir Science Alert, dalam Book of Revelation, wahyu terakhir di kitab perjanjian baru Alkitab, 666 adalah sebuah kode. Secara tak langsung, kitab tersebut mengisyaratkan bahwa 666 adalah "nomor manusia/jumlah manusia" yang juga berkaitan dengan "beast" atau setan. 

Dalam budaya pop modern, 666 akhirnya berkembang menjadi simbol anti-Jesus. Dalam kata lain, menurut kepercayaan yang beredar, mereka sama dengan setan. 

Berkebalikan dengan angka 13, angka 8 sering diasosiasikan sebagai angka keberuntungan. Sebagian orang berpendapat bahwa garisnya yang tidak putus membuat 8 menjadi angka yang baik. Dalam Bahasa Mandarin, 8 atau "Ba" memiliki pelafalan yang sama dengan kesuksesan.

Namun tahukah kamu bahwa angka 8 tidak selamanya mengisyarakatkan keberuntungan? Lain halnya Cina, di India, angka 8 ternyata diasosiasikan dengan kesialan, penderitaan, dan keburukan.

Terlebih lagi, di negara tersebut bencana sering terjadi di tanggal 8.

Berbeda dengan angka lain dalam sejarah angka pembawa sial, 23 sering dianggap misterius dan penuh teka-teki. Itulah kenapa muncul istilah "23 enigma". Namun sebenarnya ada apa dengan angka tersebut?

Dalam sejumlah literatur dunia, 23 dikaitkan dengan keberuntungan sekaligus kesialan, jahat, aneh, dan sakral. Angka tersebut juga masuk ke dalam "Law of Five" atau Hukum Angka Lima, karena 2+3=5. 

Selain itu, banyak pula peristiwa besar yang mengandung angka 23 di dalamnya. Berikut ini di antaranya:

• Julius Caesar, pemimpin diktator Romawi, diduga ditusuk 23 kali hingga meninggal dunia
• William Shakespeare lahir pada 23 April 1564 dan meninggal di tanggal yang sama pada 1616
• Peristiwa serangan 11 September 2001 atau 9/11. Jika kamu menambahkan semua angka di tanggal tersebut (11+9+2+0+0+1), hasilnya adalah 23. 

Dlansir How Stuff Works, ternyata di Italia, angka 17 sama sialnya dengan 13, lho. Ini karena dalam angka Romawi, 17 ditulis sebagai XVII yang bisa diatur ulang menjadi VIXI. Kata tersebut memiliki arti "aku sekarang mati" atau "hidupku telah usai" dalam Bahasa Italia. 

Karena itulah angka 17 sering kali tidak diikutsertakan di berbagai aspek kehidupan masyarakat setempat. Contohnya lantai dalam gedung, tempat duduk di penerbangan, hingga nomor seri mobil dan produk lainnya. 

17 masuk sejarah angka pembawa sial yang kerap ditakuti.

Tak hanya angka 4 saja yang dianggap sial di Jepang. Ada dua angka lain yang sangat dihindari oleh masyarakat setempat, yakni 42 dan 49. Kenapa demikian?

Angka 42 dilafalkan sebagai "shini" dalam Bahasa Jepang, yang mirip dengan pelafalan "mati". Sedangkan angka 49 adalah "shiku" yang artinya "ditabrak".

Itulah kenapa 42 dan 49 tidak akan diberikan pada pelat nomor kendaraan di negara tersebut. Keduanya masuk sejarah angka pembawa sial yang sebaiknya dihindari saja dalam kehidupan.

Angka 9 adalah angka pembawa sial bagi masyarakat Jepang. Angka ini dianggap buruk karena pengucapannya mirip dengan kata dalam bahasa Jepang. Kata itu berarti penyiksaan atau penderitaan. 

Apalagi bila angka 9 digabungkan dengan angka 4, maka penyebutannya menjadi yon kyuu. Keduanya berkonotasi negatif.

Sejarah angka pembawa sial berikutnya adalah angka 39. Dilansir Mirror, masyarakat Afghanistan percaya angka ini memiliki arti sapi mati. Menariknya, sapi mati dalam kebudayaan populer mereka adalah mucikari.

Makanya, apa pun yang berhubungan dengan angka 39 selalu dihindari. Mereka meyakini angka tersebut membawa kesialan. Bahkan, 39 identik dengan rasa malu.

Menurut sarjana abad pertengahan, tahun 536 adalah tahun terburuk dalam sejarah. Hal tersebut membuat 536 masuk jajaran sejarah angka pembawa sial.  Apalagi, banyak kejadian buruk yang dikaitkan dengan angka 536. Mulai dari cuaca ekstrem sampai kekurangan makanan.

Kabut misterius membuat Eropa, Timur Tengah, dan sebagian Asia ke dalam kegelapan, siang dan malam selama 18 bulan. Pada tahun 536, suhu pada musim panas turun 1,5°C - menjadi 2,5°C. Itulah dekade terdingin dalam 2.300 tahun terakhir.

Akibat salju turun di musim panas, maka terjadilah gagal panen dan kelaparan.

Ternyata banyak juga, ya, angka yang dianggap membawa sial di berbagai negara. Walaupun kebenarannya masih tidak bisa dibuktikan secara jelas, banyak dari masyarakat setempat yang mempercayai hal ini.

Bagaimana denganmu, apakah kamu juga percaya sejarah angka pembawa sial?