3 Fakta Menarik Sirkuit Jakarta International E-Prix 2022

Jakarta, IDN Times - Sirkuit Jakarta International E-Prix yang akan dipakai dalam Formula E, Sabtu (4/6/2022) nanti, akan menghadirkan tantangan tersendiri buat para pembalap. Berstatus sebagai sirkuit baru, tentunya para pembalap bakal diuji kewaspadaannya saat mengaspal di sini.
Chief Executive Formula E, Jamie Raigle, sudah menyatakan kalau pihaknya sangat menantikan balapan di Ancol. Sebab, ini menjadi sebuah warna baru dalam balapan musim 2021/22.
"Ini sirkuit baru dan pembalap senang karena ada suasana yang berbeda. Kami menantikan tantangan baru di sirkuit ini," ujar Raigle dalam konferensi pers kemarin (31/5/2022).
Memang benar kalau Sirkuit Jakarta International E-Prix menghadirkan tantangan buat para pembalap. Sebab, ada beberapa bagian yang bikin sirkuit ini jadi sangat menantang. Berikut faktanya IDN Times sajikan buat kamu.
1. Sirkuit terdapat alur bergelombang

Desain Sirkuit Formula E di Ancol memang cukup menarik. Berbentuk seperti kuda lumping, sirkuit ini memiliki 18 tikungan.
Nah, di setiap tikungan ada tingkat kesulitannya. Contohnya di tikungan tujuh, dilansir The Race, ada lintasan yang bergelombang dan memaksa pembalap untuk bisa mengatur kecepatan hingga keseimbangan mobilnya saat berbelok.
2. Lintasan lurus terpanjang 600 meter

Sirkuit Jakarta International E-Prix memiliki trek lurus terpanjang hingga 600 meter. Ini tersaji usai tikungan 18, yang memungkinkan para pembalap buat memacu mobilnya lebih kencang dan beradu kecepatan jelang garis finis.
Dengan fakta ini, bukan tak mungkin aksi overtaking terjadi secara intens. Para pembalap memiliki kesempatan buat saling salip di trek lurus ini karena tikungan pertama cukup tajam.
Terlebih, tikungan 16 merupakan zona attack mode. Jadi, puncak kompetisi pembalap akan tersaji di trek lurus ini.
3. Bikin mobil balap lebih efisien

Mobil Formula E menggunakan sistem regenerative brake. Artinya, mobil akan mengisi daya secara otomatis lewat sistem pengereman.
Itu mengapa mobil Formula E dianggap lebih efisien ketimbang Formula 1 karena tenaganya yang awet. Nah, sirkuit di Ancol cukup banyak titik pengeremannya, membuat regenerative brake akan sering bekerja.
"Trek ini banyak tikungan dan bisa memberikan pengaruh pada pengisian daya mobil lewat regenerative brake," ujar Raigle.