3 Negara Asia yang Pembalapnya Pernah Berlaga Semusim Penuh di MotoGP

Siapa tak kenal Honda, Yamaha, dan Suzuki? Tiga pabrikan motor raksasa asal Jepang ini pernah begitu menguasai MotoGP. Sejak 2002, sebanyak 19 gelar juara dunia direbut pembalap yang memacu tiga motor tersebut.
Sayangnya tak ada satu pun dari pembalap juara itu yang berasal dari negara Jepang, apalagi negara Asia lainnya. Maklum, jumlah pembalap asal Benua Kuning memang terbatas setiap musimnya. Pada era MotoGP, hanya ada tiga negara Asia yang pembalapnya pernah berlaga di kelas premier. Negara apa saja? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
1. Ada belasan pembalap asal Jepang yang pernah jadi pembalap reguler kelas MotoGP
Jepang punya banyak pembalap yang pernah mengaspal di kelas para raja. Meskipun belum pernah ada yang merebut titel, paling tidak beberapa di antaranya bisa merebut podium bahkan kemenangan saat balapan. Untuk musim 2025, Jepang bakal diwakili oleh rookie Ai Ogura yang menggeber Aprilia di tim satelit Trackhouse Racing.
Dalam sejarahnya sejak era MotoGP, beberapa pembalap reguler Jepang yang mampu merebut podium adalah Tohru Ukawa, Daijiro Kato, Makoto Tamada, Shinya Nakano, dan Hiroshi Aoyama. Ukawa yang berseragam Repsol Honda bahkan bisa merebut 9 podium, termasuk satu kemenangan sehingga menduduki peringkat ke-3 klasemen akhir musim 2002. Sementara itu, Tamada yang membela Camel Honda bisa dua kali menang pada 2004.
Untuk lebih lengkapnya, berikut ini pembalap Jepang yang berlaga semusim penuh di kelas premier pada era MotoGP:
- Tetsuya Harada (2002);
- Daijiro Kato (2002);
- Tohru Ukawa (2002—2003);
- Norifumi Abe (2002, 2004);
- Nobuatsu Aoki (2002—2004);
- Shinya Nakano (2002—2008);
- Noriyuki Haga (2003);
- Makoto Tamada (2003—2007);
- Hiroshi Aoyama (2010—2014);
- Takaaki Nakagami (2018—2024); dan
- Ai Ogura (2025).
2. Malaysia jadi negara pertama di Asia Tenggara yang mampu menembus kelas premier
Selain Jepang, negara Asia berikutnya yang bisa menembus kelas premier adalah Malaysia. Pada 2018, Hafizh Syahrin masuk tim satelit Monster Yamaha Tech3 untuk menggantikan Jonas Folger yang sakit. Sebagai debutan, Syahrin tampil cukup ciamik.
Pembalap berjuluk El Pescao ini bisa finis Top 10 sebanyak empat kali. Ia hanya kalah empat poin saja dari Franco Morbidelli dalam perebutan titel Rookie of The Year. Pada 2019, sayangnya Syahrin harus menggeber KTM lantaran Tech3 pisah kongsi dari Yamaha. Di atas KTM, Syahrin tidak bisa tampil kompetitif sehingga terdepak dari MotoGP.
3. Thailand jadi negara Asia terbaru yang pembalapnya beraksi di MotoGP
Tahun 2025 jadi milestone baru bagi kiprah Asia Tenggara di ajang Grand Prix. Thailand menyusul Jepang dan Malaysia sebagai negara Asia yang pembalapnya beraksi di kelas utama. Di bawah payung Idemitsu LCR Honda, Somkiat Chantra bakal memacu RC213V.
Chantra cukup pionir bagi negaranya. Ia adalah pembalap Thailand pertama yang mampu menang di kejuaraan dunia Grand Prix kala jadi kampiun di seri Moto2 Indonesia musim 2022. Kini, Chantra adalah pembalap pertama asal Negeri Gajah Putih yang mengaspal di kelas tertinggi MotoGP.
Jepang, Malaysia, dan Thailand adalah negara yang pembalapnya pernah atau sedang berburu podium di MotoGP. Pada musim 2025, ada Ai Ogura dari Jepang dan Somkiat Chantra asal Thailand yang mewakili Asia. Bisakah keduanya tampil kompetitif?