Bagnaia dan Bastianini Jadi Tandem Italia Ketiga Tim Pabrikan Ducati

Dalam sejarah tim pabrikan Ducati di MotoGP, baru ada tiga tandem pembalap yang semuanya berasal dari Italia. Terbaru adalah Francesco Bagnaia dan Enea Bastianini yang sejak, Jumat (26/8/2022), telah resmi berpasangan sebagai rekan satu tim di Ducati Lenovo untuk musim MotoGP 2023.
Pembalap Italia di tim pabrikan asal Italia tentu saja menjadi dream team. Apalagi jika mereka mampu menang saat berlaga pada seri MotoGP Italia di Mugello atau Misano hingga bikin pendukung tuan rumah riuh.
Namun, kenyataan kadang tak seindah impian. Ducati yang pernah memasangkan pembalap asal Italia justru malah pernah menuai konflik internal.
Siapa saja tandem asal Italia di Ducati dan bagaimana performa mereka? Simak ulasanya berikut ini, ya!
1. Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone

Andrea Dovizioso dan Andrea Iannonen jadi pasangan asal Italia pertama di tim pabrikan Ducati. Mereka berpasangan pada periode 2015 dan 2016.
Dalam waktu dua musim tersebut, Dovizioso meraup 3 pole position dan 10 podium, termasuk 1 kali menjadi kampiun. Sedangkan Andrea Iannone mengoleksi 1 pole position dan 7 podium, termasuk 1 kemenangan bersejarah di Red Bull Ring, Austria, musim 2016. Kemenangan Iannone itu adalah kemenangan pertama Ducati di MotoGP sejak GP Austria musim 2010 yang diraih oleh Casey Stoner.
Sayangnya, hubungan mereka bak api dalam sekam. Terutama sejak insiden yang melibatkan keduanya di Argentina.
2. Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci

Selain dengan Iannone, Andrea Dovizioso pernah bertandem dengan pembalap Italia lain di Ducati. Pada musim 2019 dan 2020, Dovizioso bertandem dengan Danilo Petrucci.
Selama periode tersebut, Dovizioso merebut 11 podium, termasuk 3 kemenangan. Sedangkan Petrucci meraih 4 podium, termasuk 2 kemenangan di Mugello dan Le Mans.
3. Francesco Bagnaia dan Enea Bastianini

Musim 2022 ini Francesco Bagnaia mejadi andalan Ducati Lenovo, sedangkan Enea Bastianini memperkuat Gresini Racing. Namun, mulai musim MotoGP 2023, mereka akan menjadi sepasang pembalap asal Italia di tim pabrikan Ducati.
Sepanjang MotoGP 2022 ini, Bagnaia dan Bastianini sama-sama sudah mempersembahkan kemenangan untuk pabrikan Borgo Panigale. Bagnaia telah merebut 5 kemenangan (salah satunya di Mugello) dan 4 pole position. Sementara Bastianini mengamankan 1 pole position dan 3 kemenangan.
4. Bisakah Bagnaia dan Bastianini jadi dream team yang sukses?

Jika melihat statistik pencapaian Bagnaia dan Bastianini, mereka punya potensi untuk menjadi tandem sukses. Hanya saja, sesama pembalap Italia punya riwayat persaingan yang kental.
Belum apa-apa, keduanya telah menanam bibit persaingan. Ini terjadi usai gelaran MotoGP 2022 seri Prancis. Saat itu, Bastianini menjadi kampiun ketika Bagnaia tak mampu menuntaskan balapan akibat terjatuh setelah melebar disalip Bastianini.
Adu komentar pun terjadi. Bagi Bastianini, Bagnaia membuat kesalahan dan terjatuh lantaran tertekan olehnya. Di sisi lain, Bagnaia tak mau ambil pusing meski sempat melempar komentar ingin tandem yang lebih kompak dan bisa diajak kerja sama.
5. Kisah perang saudara di tim Ducati

Saling saing sesama rekan setim di Ducati bukan hal baru. Dovizioso pernah konflik dengan Iannone dan Petrucci. Paling populer tentu saja kisah "Argentina Clash". Konflik ini melibatkan Dovizioso dan Iannone pada musim 2016 di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Argentina.
Kala itu, dua pembalap asal Italia tersebut sedang berada di posisi ke-2 dan ke-3 pada lap terakhir. Podium ganda bagi Ducati ada di depan mata. Sayangnya, Iannone terlalu berambisi untuk melewati Dovizioso.
Iannone yang kehilangan kendali bagian depan motornya terjatuh sehingga mengenai Dovizioso yang juga ikut terjatuh. Akibatnya, Dovizioso harus menuntun motornya hingga garis finis. Dovizioso pun tertatih meraih posisi ke-13 atau buncit. Ducati kehilangan banyak poin.
“Kehilangan poin seperti ini tak bisa diterima. Tak bisa diterima,” kata Dovizioso kala itu seperti dilansir Motorsport.
Dalam kesempatan terpisah, Iannone pun mengakui bahwa mereka tak bersahabat baik. Walau tentu saja mereka saling menghormati.
“Bagiku, tak ada persahabatan yang baik (antara kami), tetapi ada rasa hormat. Aku menghormatinya, sebagai pribadi dan pembalap, meski di trek secara alami kita adalah rival,” kata Iannone dikutip Motorsport. Musim berikutnya, Iannone tersingkir dari Ducati.
Ducati yang memburu gelar juara dunia tentu butuh pembalap hebat sekaliber Francesco Bagnaia dan Enea Bastianini. Namun, dengan riwayat persaingan antara sesama pembalap Italia dalam tim Ducati, apakah mereka bisa kompak dan sukses? Kita lihat saja pada gelaran MotoGP 2023 mendatang.