Belal Muhammad: Suara Palestina dari Oktagon UFC

Jakarta, IDN Times - Bicara soal petarung muslim di Ultimate Fighting Championship, sejatinya tak hanya Khabib Nurmagomedov. Ada sejumlah petarung muslim yang juga bertarung di UFC dan terbilang punya prestasi cukup bagus pula.
Belal Muhammad salah satunya. Setelah penantian selama dua tahun, Belal akhirnya menjadi juara. Co-op Live, Manchester, menjadi saksi Belal menggenggam sabuk juara UFC.
Sabuk tersebut direbutnya dari tangan Leon Edwards, juara bertahan kelas welter. Menariknya, Belal menekan Leon sepanjang laga dan membuatnya kelimpungan dengan berbagai tekanan lewat striking hingga teknik submissionnya.
Ada yang menarik dari pertemuan Belal dengan Leon. Duel keduanya sempat diakhiri dengan keputusan no contest, karena Belal tak sengaja mencolok mata Leon di UFC Fight Night: Edwards vs Muhammad, 13 Maret 2021 lalu.
Kini, utang pertemuan itu sudah dibayar tuntas oleh Belal. Dia menjadi petarung berdarah Palestina pertama yang juara di UFC.
IDN Times sempat mewawancarai secara khusus Belal. Kami berbicara banyak, mulai dari persiapan tarungnya, hingga perjuangannya membela tanah leluhurnya, Palestina, yang masih dilanda konflik dengan Israel.
Berikut petikannya.
1. Demian Maia jadi momentum ya?

Ya, tentu saja. Saya sudah menyiapkan diri untuk pertarungan melawan Demian. Semua persiapan saya lakoni.
Diet, mengasah teknik, lalu menyiapkan taktik, dan strategi untuk pertarungan. Ini laga yang penting dan begitu saya nantikan.
Persiapan saya begitu panjang. Saya merasa hebat, pertarungan ketiga di tahun ini. Saya senang begitu aktif dan membantu saya meningkatkan gairah. Rasanya, luar biasa bisa disaksikan penonton.
2. Saat itu, Demian Maia sudah makin lambat?
Dia tetap petarung yang tangguh ketika itu, dengan empat laga diakhiri tiga kemenangan. Artinya, saya tak boleh meremehkan dia.
Apakah ada strategi khusus atau target kapan bisa naik ke lima besar? Demian Maia jadi batu loncatan?
Ya, tentu saja saya punya ambisi naik ke posisi teratas. Ini salah satu divisi terkeras di UFC. Persaingan begitu ketat.
Tak akan mudah, namun saya suka tantangan. Saya mendapatkan energi dari tantangan macam ini, sangat menarik. Saya siap untuk bertarung di akhir pekan nanti.
Pertarungan akhir pekan ini, melawan Maia, salah satu yang terbesar. Dia salah satu petarung hebat, legenda. Saya ingin menorehkan catatan khusus ketika berduel melawannya.
Lihat saja nanti. Namun, dia bukan lawan sembarangan. Kecepatannya, kemampuan gulatnya, ketepatan dalam melepaskan serangan, begitu luar biasa. Tentu, saya harus waspada.
3. Kompetisi di kelas welter makin keras ya?

Selalu sulit bertarung di divisi ini. Banyak pria besar dengan kemampuan berbeda dan sulit ditebak, membuat persaingan di divisi ini begitu menarik.
Pasti ada tantangan baru yang saya temukan. Banyak petarung hebat yang muncul di divisi ini.
Saya cuma fokus untuk meningkatkan level. Saat ini, singkirkan dulu ambisi menantang seorang juara. Perlahan, saya mau menaikkan level.
Ada lawan hebat di depan mata saya. Itu yang harus saya hadapi. Sangat penting melawannya karena jadi salah satu petarung terhebat yang diberikan kepada saya.
4. Sulit apa tidak, sebagai salah seorang petarung muslim di UFC?
Tidak sama sekali. UFC memberikan kebebasan kepada kami. Mereka menerima segalanya, semua bercampur jadi satu, tak ada perbedaan sama sekali.
Saya nyaman karena mereka menghormati petarung muslim seperti saya dan rekan-rekan lainnya.
5. Bagaimana sebenarnya UFC memperlakukan para petarung muslim seperti Anda?

Ya, mereka memberikan kebebasan. Selalu berdiskusi dengan kami. Ramadan memang sulit. Khabib sering meminta untuk tak bertarung selama ramadan.
Tak mudah buat kami berpuasa sambil menurunkan berat badan. Rasanya begitu tersiksa. Saya merasakannya. Luar biasa perjuangannya.
UFC membebaskan dan selalu berdiskusi dengan kami terkait hal tersebut. Artinya, mereka menerima dan memaklumi kewajiban kami sebagai seorang muslim.
Bagi saya, berlatih sepanjang ramadan membuat tubuh ini makin kuat. Semua kembali ke personal masing-masing.
6. Anda selalu menyuarakan kebebasan Palestina. Saya maklum, karena Anda punya darah Palestina. Tapi, apa makna dari perjuanganmu soal Palestina, selain untuk kebebasan mereka?

Ya, saya menyuarakan pendapat dan menjadi media bagi mereka yang tak bisa bersuara. Saya bangga.
Saat ini, hanya itu yang bisa saya lakukan. Kedamaian harus kami suarakan. Orang harus tahu sejarahnya (Palestina).
Jangan asal bicara dan menyuarakan hal yang salah. Semua tindakan diperlukan untuk berjuang demi orang-orang yang terpinggirkan. Saya akan terus berjuang, entah itu mengangkat moral mereka, menambah semangat. Apa pun akan saya perjuangkan demi kedamaian.
Saya ingin menularkan aura positif. Saya juga punya tanggung jawab menyampaikan pesan positif, apalagi soal perdamaian.
Rasanya begitu penting. Artinya sangat besar bagi hidup saya dan mereka yang di sana.
Saya harus menunjukkan kepada dunia seperti apa negara ini. Mereka harus tahu ada orang-orang ini. Selama ini, dunia ingin melupakan mereka. Padahal, dalam sejarahnya, mereka punya peran penting.
7. Sejarah baru dimulai

Rasanya, semua orang yang menyoraki jadi menangis. Saya melihat kalian dengan air mata sekarang. Ini untuk keluarga saya, orang-orang di Palestina!
Luar biasa, kami belajar dan jadi lebih baik dalam setiap pertarungan. Saya punya tim terbaik di dunia. Saya bukan Khabib atau GSP. Saya Belal Muhammad. Sekarang, dunia mengetahuinya dan Anda harus mulai menghormatinya. Saya juara dunia, siapa selanjutnya?