Eddie Irvine Tak Yakin Lewis Hamilton Bisa Raih Gelar Juara Lagi di F1

Lewis Hamilton masih menjadi pembalap dengan gelar juara dunia terbanyak di Formula 1. Pembalap asal Inggris itu sudah mengoleksi 7 gelar dengan 6 di antara diperoleh saat memperkuat Mercedes. Hamilton bersanding dengan Michael Schumacher yang juga memiliki tujuh gelar juara Formula 1.
Ambisi Hamilton merengkuh gelar juara kedelapan di kejuaraan belum padam hingga kini. Namun, ada keraguan bahwa Hamilton bisa melakukan hal tersebut. Salah satu yang menyampaikan pandangan skeptis itu adalah Eddie Irvine. Lantas, apa faktor yang mendasari keraguan Eddie Irvine terhadap peluang Hamilton meraih gelar juara kedelapan?
1. Lewis Hamilton belum merasakan gelar juara dalam 3 musim terakhir

Lewis Hamilton memang berada di posisi teratas dalam jumlah koleksi gelar juara Formula 1. Akan tetapi, ia tak lagi menggenggam gelar prestisius tersebut selama 3 musim terakhir. Dominasi Hamilton bersama Mercedes di kejuaraan berpindah ke tangan Max Verstappen dan Red Bull.
Bahkan, Hamilton mengalami paceklik kemenangan pada 2022--2023. Ia terakhir kali finis sebagai pemenang dalam sebuah balapan adalah saat GP Arab Saudi 2021. Pada 2023, Hamilton harus puas menduduki posisi ketiga setelah mengumpulkan 234 poin dari 22 seri balap yang digelar.
Meski sedang mengalami kesulitan, Hamilton diyakini masih berpeluang merengkuh gelar juara dunia kedelapan. Optimisme itu disampaikan team principal Mercedes, Toto Wolff, dalam sebuah wawancara. Wolff percaya Hamilton dapat bersaing dalam perebutan gelar juara jika Mercedes bisa memberikan mobil dengan performa yang bagus.
"Jelas bahwa ketika Anda memiliki sebuah mobil Formula 1 seperti yang kami miliki sekarang, maka Anda tidak akan pernah memimpin dengan hal tersebut. Anda akan memiliki akhir pekan yang baik dan buruk. Pada akhirnya, setiap kali kami melihat Hamilton memiliki seseorang sebagai target di depannya dan tujuannya memenangkan balapan, maka Hamilton yang sesungguhnya menjadi hidup. Kami hanya butuh memberinya sebuah mobil. Itu adalah hal yang penting," kata Wolff dilansir Racing News 365.
2. Peluang gelar juara Lewis Hamilton bergantung pada performa Mercedes

Senada dengan Toto Wolff, Eddie Irvine melihat peluang Lewis Hamilton bergantung pada performa Mercedes pada 2024. Selain itu, pengalaman saat menjalani pekan balap dapat menjadi nilai tambah untuk bersaing dalam kontestasi gelar juara musim ini. Namun, Irvine tak yakin Hamilton bisa merealisasikan targetnya merengkuh gelar kedelapan di kejuaraan.
"Prospek Hamilton bergantung kepada seberapa kompetitif Mercedes pada 2024. Dengan pengalamannya, ia telah membuktikan bahwa dia tahu cara memanfaatkan setiap kesempatan yang datang saat kualifikasi dan balapan. Akan tetapi, aku ragu dia akan bisa memenangkan kejuaraan lagi dan mewujudkan mimpinya merengkuh gelar kedelapan," ucap Irvine dikutip Racing News 365.
3. Eddie Irvine menyebut era kejayaan Lewis Hamilton dan Mercedes telah berakhir

Eddie Irvine tak memungkiri bahwa Lewis Hamilton merupakan pembalap bagus di Formula 1. Namun, mantan pembalap Formula 1 era 1993--2002 itu menilai kejuaraan berjalan semakin ketat dalam beberapa waktu terakhir. Hal tersebut ditambah dengan dominasi Max Verstappen dan Red Bull yang sulit ditandingi oleh para rival. Situasi tersebut kian menyulitkan Hamilton mewujudkan tujuannya untuk meraih gelar kedelapan.
"Era kejayaan Hamilton dan Mercedes sekarang telah berakhir. Namun, Hamilton masih merupakan pembalap yang sangat bagus. Ia sangat fokus pada tujuan dan punya semangat untuk meraih hasil oke.
Dia masih melakukan pekerjaan baik di balik kemudi mobil Formula 1. Perbandingan antara dirinya dan Verstappen sangat sulit karena Verstappen lebih muda, memiliki kecepatan lebih, dan sangat percaya terhadap kemampuan dirinya," jelas Irvine dilansir Racing News 365.
Lewis Hamilton masih belum menunjukkan tanda akan gantung helm dari Formula 1. Ia memiliki kontrak dengan Mercedes hingga pengujung 2025. Hamilton masih memiliki waktu untuk mewujudkan targetnya merengkuh gelar juara untuk kedelapan kali dalam kariernya. Apakah itu bisa terwujud?