Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kisah Fung Permadi, 18 Tahun Cari Bakat Badminton Indonesia

WhatsApp Image 2025-09-21 at 21.26.44 (1).jpeg
Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi (IDN Times/Margith Damanik)
Intinya sih...
  • Fung Permadi, legenda bulu tangkis Indonesia, menjadi pencari bakat di PB Djarum sejak 2007.
  • Perubahan signifikan di Audisi Umum PB Djarum termasuk dari sistem manual menjadi digital dan audisi kini terpusat di Kudus karena pandemi.
  • Pencarian bakat bulu tangkis dari luar pulau Jawa semakin berkembang dengan adanya audisi di banyak kota.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kudus, IDN Times - Bicara soal bulu tangkis Indonesia, PB Djarum sudah jadi salah satu ikon penting dalam melahirkan atlet kelas dunia. Tapi, di balik panggung dan podium sang juara, ada sosok yang selama hampir dua dekade tekun dalam proses menjaga regenerasi di bulu tangkis Indonesia berjalan. 

Dia adalah Fung Permadi, salah satu legenda bulu tangkis yang sejak 2007 mengabdikan diri sebagai pencari bakat di PB Djarum. Perjalanan Fung kembali ke Indonesia bisa dibilang penuh makna. Saat sedang merantau ke Taiwan, Fung mendapat tawaran untuk pulang dan memimpin pelatihan di Kudus. Tanpa ragu, Fung menerima tawaran itu. Sebab, baginya ini bukan sekadar pekerjaan, tapi sebuah tanggung jawab besar untuk melanjutkan tradisi kejayaan klub yang membesarkannya sejak kecil.

Sisanya, menjadi sejarah awal mula lahirnya bintang dunia. Sejak pertama kali terjun mencari bakat, Fung sudah menyaksikan banyak perubahan. Dari sistem audisi yang dulu masih manual hingga kini serba digital. Dari audisi keliling kota, hingga akhirnya kembali terpusat di Kudus karena pandemi COVID-19. 

Namun satu hal yang konsisten, semangat mencari calon juara yang bisa mengibarkan merah putih di kancah dunia. Dari proses panjang itu, lahirlah nama-nama besar seperti Kevin Sanjaya, mantan atlet ganda putra Indonesia yang sempat jadi raja World Tour BWF. Semua ini jadi bukti Audisi Umum PB Djarum yang setia dijalani Fung bukan hanya soal mencari atlet, tapi juga menjaga napas panjang regenerasi bulu tangkis Indonesia.

Berikut hasil wawancara khusus IDN Times dengan Fung Permadi:

Apa yang menjadi alasan Fung bersedia menjadi pencari bakat sejak 2007?

Manajer PB Djarum, Fung Permadi. (IDN Times/Tino)
Manajer PB Djarum, Fung Permadi. (IDN Times/Tino)

Pertama, ya memang saya kan dari waktu mulai main bulu angkis juga adalah atlet PB Djarum. Kemudian yang kedua, setelah saya merantau ke Taiwan, diajak kembali ke sini oleh Pak Victor (Hartono).

Jadi, saya diberikan tanggung jawab sebagai kepala pelatih di PB Djarum. Sebagai kepala pelatih itu, tentunya saya berkewajiban untuk melakukan segala sesuatu yang ada hubungannya dengan menjaga dan meraih prestasi yang lebih tinggi untuk PB Djarum di dunia bulu tangkis. Salah satunya, ya itu demi kepentingan regenerasi, mengadakan audisi umum. 

Saya nggak ada keragu-raguan. Artinya, ya memang dari dulu juga saya dibesarkan di PB Djarum. Kemudian ada kesempatan untuk bisa mengabdi lagi di PB Djarum, tentu saya dengan bulat hati putuskan untuk itu.

Sejak 2007 hingga 2025 tergabung dalam tim pencari bakat, apa perubahan yang paling signifikan di Audisi Umum PB Djarum?

Secara keseluruhan sebetulnya sudah berubah ya. Dari awal dulu kami dari sistem penyelenggaraan dulu masih manual, belum menggunakan format sistem informasi seperti ini.

Kemudian dari penyelenggaraannya juga banyak yang berubah. Pesertanya juga, kemudian di tengah-tengah kami ada mengadakan audisi di banyak kota, kemudian sekarang berubah lagi karena pandemi itu kembali lagi ke Kudus. 

Ke depannya kami pun fleksibel. Artinya, hasil yang terbaik untuk PB Djarum, formatnya seperti apa kami terbuka menerima masukan. Nanti, akan kami pikirkan, godok supaya hasilnya bisa lebih efektif.

Bagaimana dengan perkembangan atlet dari luar pulau Jawa jika dibandingkan sejak 2007 hingga sekarang?

PERAIH SUPER TIKET AUDISI UMUM PB DJARUM 2025.JPG
50 peserta raih Super Tiket Audisi Umum PB Djarum 2025 (dok.PB Djarum)

Awalnya, dulu waktu masih 2010, 2007-an itu sebagian besar masih dari Pulau Jawa. Yang dari luar Pulau Jawa tidak lebih dari 10 orang. Tapi, dengan berkembangnya waktu, apalagi setelah kita mengadakan audisi di banyak kota, itu pun membuat anak-anak atlet-atlet yang dari luar pulau mempunyai satu keinginan juga untuk bisa mengikuti audisi ini walaupun diadakan di Kudus saja.

Tidak selalu unggul secara fisik dan lemah secara teknik. Tapi, yang jelas kalau di Pulau Jawa mereka lebih, sedari kecil punya kesempatan untuk bisa mengikuti pertandingan. Karena di Pulau Jawa pertandingan lebih banyak. 

Kalau dilihat dari sudut penyelenggaraan audisi yang cuma lima hari, ya memang semangatnya sebagian besar kalau yang dari luar pulau itu semangatnya pasti lebih tinggi ya. Karena mereka udah jauh-jauh, kemudian pertaruhannya lebih besar. 

Tapi berjalannya waktu mungkin kan seperti kita tahu mereka masih kecil, masih banyak perubahan. 

Tidak menutup kemungkinan yang tersaring di Audisi Umum PB Djarum akan berasal dari luar pulau Jawa?

WhatsApp Image 2025-09-08 at 16.59.54.jpeg
Suasana Audisi Umum PB Djarum 2025 (IDN Times/Margith Damanik)

Betul, itu relatif ya, artinya tergantung anak itu sendiri.

Jadi yang seperti kita tahu, untuk tunggal putra, kami sekarang punya jagoan, Ubed dari Madura, Richei dari Tanjung Pinang, kemudian yang di bawahnya lagi ada Radit dari Tanjung Pinang juga. Kemudian beberapa saja kami, kebanyakan dari luar Pulau. 

Apakah para pencari bakat mengetahui latar belakang dari seluruh peserta yang ikut Audisi Umum PB Djarum? Ada peserta paling menarik?

Kami enggak tahu. Awalnya enggak tahu lah. Tapi kan perjalanan audisi ini kan kami dapat informasi juga. 

Ada itu yang sangat menarik perhatian, waktu audisi banyak kota itu, hampir setiap kota dia ikut. Ada salah satu. Ada empat kali juga kok. Saya enggak ingat namanya siapa dari mana, tapi ada yang seperti itu. 

Tidak mudah melihat emosi anak-anak selama audisi umum. Ada yang semangat tapi gagal dan sejenisnya. Bagaimana menjaga tetap objektif?

DEVANDRA (1401) - 2.JPG
Devandra, salah satu dari 50 peserta raih Super Tiket Audisi Umum PB Djarum 2025 (dok.PB Djarum)

Ya itu kembali lagi, untuk menjadi seorang juara kan aspek-aspeknya harus komplet. Artinya dia secara teknik, secara fisik, secara mental itu harus komplet dan tidak boleh ada satu kekurangan yang menonjol. 

Semangat kan salah satu aspek dari itu. Jadi kalau dia semangat sekali, tekniknya bagaimana? Fisiknya bagaimana? Strateginya, dia mengaturnya bagaimana? Keberaninya bagaimana? Itu kan masih harus kami nilai secara keseluruhan.

Ya (pakai rasa kasihan) itu sebetulnya bukan termasuk dalam aspek penilaian.

Sejak 2007, adakah yang bisa Fung cap sebagai angkatan terbaik?

Salah satunya yang paling menonjol dari audisi umum adalah Kevin (Sanjaya Sukamuljo). Yang paling prestasi puncaknya, Kevin. Walaupun dia dulu audisinya dari tunggal, tapi kan jadi berprestasi di ganda.

Kemudian setelah itu, generasi yang untuk putra, tahun kelahiran 2007. Itu kami punya Ubed (Moh Zaki Ubaidillah) sama Richie (Richie Duta Richardo).

Untuk (atlet) putri, kami punya Ruzana. Zaman Ruzana, Mutiara, Chiara, tahun kelahiran 2002.  Nah itu generasi emas kami. 

Bagaimana dengan angkatan yang dirasa kurang? Mungkin karena yang lolos Pelatnas hanya sedikit?

Debut tunggal putra muda Indonesia, Moh. Zaki Ubaidillah di Piala Sudirman 2025 dalam fase Grup D (dok. PP PBSI)
Debut tunggal putra muda Indonesia, Moh. Zaki Ubaidillah di Piala Sudirman 2025 dalam fase Grup D (dok. PP PBSI)

Untuk lolos ke Pelatnas itu kemungkinan memang seperti itu. Jadi kami juga sudah sadar sejak awal, dari satu angkatan misalnya enam orang. Untuk bisa masuk ke Pelatnas satu saja itu kami sudah (senang). 

Karena untuk masuk ke Pelatnas itu walaupun sekarang setiap tahun ada seleknas, tapi hasilnya pun kami belum tentu bisa selalu mendominasi.

Terakhir ini, lima tahun terakhir memang kami cukup mendominasi. Untuk market share kami di Pelatnas dengan pemain-pemain asli. 

Tapi, itu kan karena kita mempunyai suatu advantage atau keuntungan, pada waktu COVID-19 itu, pandemi, kami tetap berlatih. Apa pun halangannya itu kami tetap berlatih. Sedangkan, klub lain mungkin berkurang (latihannya). 

Jadi, setelah COVID-19 selesai, dibuka, kami begitu mendominasi. Tapi, sekarang pun sudah terlihat perlawanan-perlawanan dari klub-klub lain. Artinya persaingan ini sudah mulai ketat. Artinya, kami tidak bisa semudah dulu untuk mendominasi di Sirnas pun.

Kenapa Fung memutuskan bertahan membantu pencarian bakat ini?

WhatsApp Image 2025-09-21 at 21.26.44.jpeg
Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi (IDN Times/Margith Damanik)

Untuk kepentingan regenerasi ya. Kami sadar sekali untuk sustainability suatu klub ya tergantung daripada regenerasinya itu. Dan kami sudah pernah mencapai satu prestasi yang tinggi.

Untuk mempertahankan itu, tentunya kami dari lapis yang paling bawah pun, harus selalu melapis dengan regenerasi itu.

Selama jadi pencari bakat, apakah Fung pernah punya peserta favorit? Boleh tidak pencari bakat punya favorit? Favoritnya pernah gagal lolos?

Semua memang punya favorit ya. Tapi kan bertahun-tahun, saya sudah banyak sekali favoritnya.

Ya pernah (favorit-nya gagal lolos). Tapi kan kami dalam menentukan itu bukan apa kata kepala (pencari bakat) saja. Kami kan selalu mengadakan pertemuan atau rapat diskusi. Kemudian kami juga harus menerima masukan dari pelatih-pelatih lain.

Karena yang sehari-hari bergabung dan mereka juga sudah punya pengalaman setiap tahun. Mereka tentunya juga sudah bisa menentukan arti seperti apa yang mereka perlukan sesuai dengan konsep-konsep melatihnya. 

Sebagai pencari bakat, apa yang sebenarnya paling dicari di proses seleksi Audisi Umum PB Djarum?

DEVANDRA (1401).JPG
50 peserta raih Super Tiket Audisi Umum PB Djarum 2025 (dok.PB Djarum)

Dari pengalaman-pengalaman kami yang sudah 10 tahun lebih, belasan tahun, artinya juga sudah bisa menentukan awalnya sebetulnya kalau mau untuk memproses atau proses membina seorang atlet bisa jadi tingkat dunia itu semua harus komplet ya. Artinya dari fisik, teknik, strategi main, mental, kemudian dari postur semua harus komplet.

Artinya, tidak ada satu kelemahan yang menonjol. Tetapi kalau ada satu kelemahan yang menonjol itu pun bisa kita perhitungkan lagi dengan apakah dia (peserta) punya satu kelebihan yang menonjol sekali.

Jadi itu sebenarnya tidak semudah kita melihat kemudian dari hasil pertandingannya itu dia meraih hasil yang bagus, kemudian itu bisa langsung terpilih.

Ya memang bisa terpilih masuk ke karantina. Tapi di karantina itu akan kita lihat lebih dalam. Bagaimana atlet itu konsistensinya bagaimana? Semangatnya bagaimana, jaga semangatnya bagaimana, karakternya sehari-hari seperti apa, attitude-nya, itu pun masuk dalam penilaian kita.

Karena selama ini kita juga sudah sering melakukan kesalahan ya, banyak salah pilih, itu pun banyak.

Maksudnya salah pilih seperti apa?

Ya, itu pun ada faktor lain, kita seperti sudah saya jelaskan kemarin, dari usia misalkan kita ambil umur 10 tahun sampai dia 17 tahun perjalanannya itu karena anak-anak ini masih dalam masa-masa pengembangan baik itu pribadinya maupun posturnya, semua masih banyak perubahan. Lingkungannya seperti apa itu yang kita jaga, dan dari perubahan ini artinya tidak seperti yang kita harapkan.

Karena kita tentu saja tidak bisa melihat atau menjaga atlet tersebut 24 jam. Dia suatu saat juga harus ke sekolah, dia harus ikut pertandingan apalagi sekarang pakai media sosial, segala macam. Itu jadi hambatannya atau godaanya juga semakin banyak.

Bagaimana dengan dukungan orang tua selama ini di fase Audisi Umum?

WhatsApp Image 2025-09-08 at 16.59.55 (1).jpeg
Suasana Audisi Umum PB Djarum 2025 (IDN Times/Margith Damanik)

Selama audisi ada pergeseran ya. Dari awal, maksudnya orang tua kurang memberikan perhatian.

Dulu sudah pernah saya singgung juga, pergeserannya itu kalau atlet dulu itu, atletnya yang ingiin juara. Orang tuanya kadang-kadang gak peduli.

Tapi, zaman sekarang ini orang tuanya yang ingin anaknya jadi juara. Anaknya belum tentu mau. Ada pergeseran seperti itu. Karena orang tua lebih antusias kan. 

Fung pernah bilang, setelah fase seleksi, masa pembinaan punya beban sendiri. Apa tantangan terbesarnya?

Ada dua hal tadi itu. Perubahan anak itu sesuai dengan pertumbuhannya. Kedua lingkungannya. 

Itu yang sulit sekali kami jaga, lingkungan pergaulan. Informasi sekarang yang juga cepat mereka bisa terima informasi. Anak-anak sekarang juga kan lebih pintar.

Misalkan harus bohong pun. Saya pernah bohong. Tapi dengan anak-anak sekarang bohongnya beda. Mereka lebih berkelas. Lebih berkelas bohongnya. Kami dulu masih naif gitu. Simpel-simpel aja bohongnya. Anak-anak sekarang jauh lebih kreatif. 

Sebetulnya, kami pun kalau mau jujur sebetulnya gagap juga. Menghadapi fenomena ini sebenarnya kami gagap. Tapi tidak membuat kami patah semangat.

Artinya, kami tetap mencoba satu segala macam cara. Misalnya peraturan diperbanyak. Oh gak bisa. Kami berikan pengertian terus, oh gak bisa. Tapi, kami berikan pengertian terus juga. 

Artinya kami berusaha mengusahakan atlet tersebut dengan sadar melakukan segala peraturan. Bukan karena takut dihukum karena melanggar peraturan. Jadi itu tujuan utamanya sebenarnya itu. Karena peraturan dibuatkan untuk mendisiplinasi mereka. Disiplin itu kan salah satu aspek untuk menjadi seorang juara. 

Menurut Fung, seberapa penting regenerasi di klub untuk regenerasi pemain di Pelatnas PBSI?

PERAIH SUPER TIKET AUDISI UMUM PB DJARUM 2025-1.JPG
50 peserta raih Super Tiket Audisi Umum PB Djarum 2025 (dok.PB Djarum)

Untuk di Indonesia klub itu sumbernya pemain untuk pelatnas. Jadi, klub-klub harus pertama banyak dan berkualitas. Supaya pelatnasnya bisa kuat, Indonesia bisa kuat. Kalau di Indonesia, dengan negara lain mereka beda sistem.

Contoh, saya pernah di Taiwan, bukan dari klub. Klub itu semua udah atlet dewasa karena disponsori oleh perusahaan. Jadi, biasanya kalau atlet yang sudah dewasa masuk klub itu jadi karyawan di perusahaan yang mensponsori klub itu. Tapi, kalau untuk yang U-19 itu mereka sistemnya pakai sekolah. Mereka latihan di sekolah-sekolah. Jadi, artinya ada sekolah-sekolah tertentu yang ditunjuk.

Dari dinas olahraga mereka harus punya tim badminton. Harus punya tim apa, tim apa. Dan sekolah-sekolah tersebut yang membibit ya. Mencari-cari bibit. Mencari bibit dari anak-anak yang mau kesana dari sekolah lain pun. Kalau badmintonnya bagus, kami punya tim badminton di sekolah ini. Kami tawarkan, mau kah ke sini? Dan berikan beasiswa atau keringanan atau apa semacam itu. Tapi kalau sekolahnya itu sudah punya nama, orang-orang yang berburu masuk ke situ. Tidak sama dengan di Indonesia, yang dari klub.

Ada tidak karakter atlet yang Fung belum pernah temukan di Indonesia dan masih berharap bisa menemukannya?

Jumpa pers Audisi Umum PB Djarum 2024. (IDN Times/Sandy Firdaus)
Jumpa pers Audisi Umum PB Djarum 2024. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Kalau saya melihatnya nggak seperti itu ya. Bahkan, saya kadang-kadang menjelaskan ke orang lain. Oke, boleh punya idola. Boleh punya idola. Tapi, yang terpenting adalah kamu menggali atau memaksimalkan kemampuanmu sendiri.

Misalkan "saya mengidolakan Kevin". Buat apa benar-benar menjadi seperti Kevin? Berpikirnya harus "Saya harus lebih bagus dari Kevin". Siapa tahu, saya kan kemampuannya bisa lebih bagus dari Kevin". Itu yang selalu saya tekankan.

Oke punya idola, gak apa-apa. Jadi selama ini saya pun melihat ini dengan terbuka ya. Artinya semua orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. 

Iya (saya membina atlet untuk jadi lebih baik dari idolanya). Jadi, yang terpenting itu menjadi diri sendiri.

Saya mengidolakan Christian Hadinata. Menurut saya, dia (Christian Hadinata) punya suatu karakter.

Apa harapan Fung untuk Audisi Umum PB Djarum?

WhatsApp Image 2025-09-08 at 16.59.55.jpeg
Suasana Audisi Umum PB Djarum 2025 (IDN Times/Margith Damanik)

Harapannya seperti apa? Harapan saya sih audisi ini bisa berjalan terus ya. Kami sustainability atau keberlangsungan dari PB Djarum ini dan berputar ke seluruh Indonesia secara umum.

Jadi ke depannya pun saya berharap penyelenggaraan audisi ini makin lama makin baik. Supaya kami juga makin mendapatkan talenta-talenta terbaik.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us

Latest in Sport

See More

Crystal Palace yang Belum Terkalahkan di 4 Ajang pada 2025/2026

22 Sep 2025, 07:34 WIBSport