Rasa Cemas Hantui Jafar saat Cedera Jelang Kejuaraan Dunia 2025

Jakarta, IDN Times - Atlet ganda campuran, Jafar Hidayatullah, sempat merasakan kecemasan tinggi jelang Kejuaraan Dunia 2025. Dia takut, cedera yang dialami membuat debutnya di Kejuaraan Dunia 2025 batal.
Jafar memang mengalami cedera jelang berangkat ke Prancis. Engkel kirinya terkilir saat latihan, membuat pergerakannya di lapangan sempat tak nyaman.
1. Bagaimana awal mula Jafar cedera?

Cedera engkel Jafar terjadi sepekan sebelum keberangkatan ke Prancis. Engkelnya sempat bengkak akibat salah tumpuan ketika mendarat. Setelah mengalami kejadian itu, Jafar susah bergerak dan latihannya bersama Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu menjadi kurang nyaman.
"Jadi bengkak, terus juga dari Senin sampai berangkat, saya gak pernah latihan. Paling cuma di tempat. Itu juga, sudah saya paksakan, karena ya harus latihan. Kalau enggak ada mukul, susah untyk bisa main. Saya juga mau banget bisa debut di Kejuaran Dunia. Jadi, saya paksakan latihan biar bisa main. Mau rasakan main di Kejuaraan Dunia, sama ya persiapannya juga sudah panjang kan, sejak selesai China Open. Jadi kalau gak ikut tuh rasanya sayang. Jadi saya paksa buat main," kata Jafar saat ditemui di Pelatnas PBSI Cipayung, Rabu (3/9/2025).
2. Sempat terpuruk karena cedera

Jafar mengaku sempat terpuruk saat cedera. Ketakutan batal debut di Kejuaraan Dunia terus menghantui pikirannya. Dia juga memikirkan Felisha yang sudah bekerja keras dalam menyiapkan diri untuk berlaga di Kejuaraan Dunia. Makanya, dia cukup stres.
"Saya coba berdiri, paksa buat jalan, terus gak bisa. Sakit banget, menangis gitu lag. Saya berpikir, bisa main atau nggak ya, karena sakit banget. . Kalau cancel juga gak enak sama Felis. Waktu itu, Felis juga pernah ngomong , 'Nanti kita bisa main Kejuaran Dunia nih'. Terus saya bilang, 'Kalau gak ada apa-apa bisa sih'. Gak lama, malah saya cedera. Itu juga saya ada rasa nggak enak lah, kalau cancel tuh jadi sedih saja sih," kata Jafar.
Cedera yang dialami, menurut Jafar, memang parah karena kakinya begitu sulit buat menapak. Makanya, dia stres ketika mengalaminya sepekan jelang berangkat.
"Jadi saya mikir, tinggal bentar lagi berangkat (Kejuaraan Dunia) ini bisa nggak ya? Saya kayak nggak enak sama Felis juga,” kata Jafar.
3. Memaksakan bermain, tapi akhirnya tersingkir

Sebenarnya, Jafar sempat diminta oleh tim medis PBSI untuk tak memaksakan berlatih jelang Kejuaraan Dunia 2025. Namun, rekomendasi itu ditolaknya, karena merasa harus menyempurnakan diri. Tapi, pada akhirnya, dia bersama Felisha kalah juga di babak 16 besar.
"Ya gak bisa. Saya harus latihan. Jadi, walaupun di tempat, saya tetap harus memukul. Ya, dari saya sendiri sih kayak ya melawan rasa sakitnya saja lah, biar terbiasa. Kini, sudah lebih baik, tapi masih ada sakit. Jadi saya sempat minum obat juga untuk mengurangi rasa nyerinya," kata Jafar.
4. Tak mau jadikan cedera sebagai alasan kekalahan

Ketika kalah dari ganda Malaysia, Chen Tang Jie/Toh Ee Wei, di babak 16 besar Kejuaraan Dunia 2025, Jafar mengaku pergerakannya memang terbatas. Sebab, kakinya merasakan nyeri luar biasa. Tapi, dia enggan menjadikannya sebagai alasan kekalahannya.
"Ada, sebenarnya ada sedikit masalah pas lawan Malaysia. Tapi, dari babak pertama juga ada masalah karena gak pernah latihan kayak biasa, cuma di tempat saja. Jadi, pas bergerak itu agak sedikit ganggu, kayak kagok-kagok jadi ya nggak pas lawan Malaysia doang, babak pertama juga kami main jelek banget. Masih sakit, tapi ya namanya sudah di lapangan tak usah dipikirkan sakitnya. Memang kemarin tuh kalah saja, bukan karena sakit," kata Jafar.
Jafar/Felisha juga sebenarnya punya peluang menang atas Chen/Toh dua game langsung. Namun, permainan Jafar/Felisha menurun dan membuka celah buat Chen/Toh tampil lebih maksimal, hingga bangkit dan memenangkan laga.
"Ada penyesalan pastinya, apalagi mereka juga yang juara kan. Jadi, kayak ya kemungkinan buat saya masuk medali itu ada sebenarnya. Apalagi Tang Chu Man (dan Tse Ying Suet) juga kalah sama yang India (Dhruv Kapila/Tanisha Crasto) itu. Jadi, kayak kansnya itu besar. Cuma, sayangnya pas game ketiga, langsung ketat-ketat, kayak kecolongan saja sih itu yang agak disayangkan," kata Jafar.