Mengenal Hafizh Syahrin, Rider Asia Tenggara Pertama Tembus MotoGP
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pembalap Asia di MotoGP kebanyakan berasal dari Jepang. Namun, ternyata ada satu pembalap asal Asia Tenggara yang bisa menembus ketatnya persaingan untuk masuk ke kelas para raja ini. Ia adalah Hafizh Syahrin.
Hafizh Syahrin menjadi pembalap asal Asia Tenggara pertama dan satu-satunya, yang pernah berlaga di kelas MotoGP. Siapa Hafizh Syahrin? Ini kisahnya saat berkarier di berbagai kelas ajang kejuaraan dunia Grand Prix.
1. Pembalap kebanggaan ‘negeri jiran’
Hafizh Syahrin lahir di Ampang, Malaysia, 5 Mei 1994. Syahrin memulai karier balapnya di ajang Minimoto pada usia 9 tahun. Saking hebatnya, Syahrin mendapat julukan “King of Pocket Bikes” di Malaysia.
Karier balap Syahrin terus menanjak. Ia kemudian mengikuti Asia Road Racing Championship. Pada 2011, Syahrin menempati posisi 4 klasemen akhir, yang merupakan hasil terbaiknya di ajang balap ini.
Tangga karier Syahrin di dunia balap terus menaik. Ia lalu berkesempatan berlaga di FIM CEV Repsol kategori Moto2 European Championship pada 2012. Hebatnya, di tahun yang sama ia dipercaya tampil sebagai wildcard di kejuaraan dunia Moto2 di Sirkuit Sepang. Syahrin berhasil finis ketiga. Ini adalah podium pertamanya di ajang Grand Prix.
Prestasi Syahrin di FIM CEV Repsol pun sangat apik. Pada musim balap 2013, ia tempati posisi 3 klasemen akhir dengan raihan 2 kemenangan. Di tahun berikutnya, Hafizh Syahrin memulai petualangan baru di ajang balap yang lebih seru.
2. Sudah balapan di Moto2 sejak 2011
Dengan menggunakan wildcard, Hafizh Syahrin sudah membalap di Moto2 sejak 2011. Setahun berikutnya, tim Petronas Raceline Malaysia masih memberikan kesempatan yang sama. Kali ini, Syahrin tidak menyia-nyiakannya.
Dengan cuaca hujan dan balapan basah, Syahrin bisa tampil dengan luar biasa. Ia memang punya satu keuntungan: membalap di Sirkuit Sepang yang merupakan ‘kandangnya’. Di GP Malaysia itu, Hafizh Syahrin bisa meraih podium ke-3. Performa yang luar biasa untuk seorang pembalap wildcard di Moto2 yang start dari grid ke-27.
Saat itu, Syahrin sebenarnya finis di posisi ke-4. Tapi karena Anthony West mendapatkan sanksi dan melepaskan posisi ketiganya, maka Syahrin lah yang naik podium bersama Alex de Angelis dan Gino Rea.
Setelah podium di Sepang, Hafizh Syahrin makin sering tampil sebagai wildcard. Pada tahun 2013, Ia tercatat 4 kali berlaga di Moto2. Tahun 2014, Syahrin mulai berlaga di kejuaraan dunia Moto2 semusim penuh. Ia bergabung dengan tim Petronas Raceline Malaysia.
Meski memulai karier penuh waktunya di Moto2 sejak 2014, Hafizh Syahrin baru bisa naik podium lagi pada 2017. Saat balapan di Sirkuit Misano, Italia, Syahrin finis di posisi 2. Raihan apik ini kembali ia dapatkan pada GP Jepang di Sirkuit Motegi, ketika ia berhasil finis di posisi 3.
Selama kariernya di Moto2, Syahrin bisa mengumpulkan 3 podium. Prestasi tertingginya adalah meraih posisi 9 di klasemen akhir Moto2 pada 2016. Siapa sangka, pencapaian-pencapaian Syahrin ini membuka jalan baginya untuk berlaga di kelas para raja.
Baca Juga: Deretan Pembalap MotoGP yang Mengangkat Trofi pada Usia Muda
3. Dua tahun berlaga di kelas MotoGP
Ada yang bilang bahwa keberuntungan adalah kesempatan yang bertemu dengan kemampuan. Ini cocok untuk menggambarkan kisah Hafizh Syahrin saat naik ke kelas MotoGP.
Editor’s picks
Saat di Moto2, Syahrin bisa menunjukkan kemampuannya. Terutama di musim 2016 dan 2017, ketika ia mampu raih posisi 3 besar klasemen dan koleksi 2 podium. Capaian ini membuatnya muncul di radar tim MotoGP.
Namun kesempatan untuk naik ke MotoGP belum benar-benar ada hingga terjadi sebuah kejutan. Jonas Folger, pembalap Jerman yang seharusnya bergabung dengan tim Monster Yamaha Tech3, menarik diri dari keikutsertaannya di MotoGP. Ia memilih untuk memulihkan diri dari masalah kesehatan yang dialaminya.
Keputusan ini menghadirkan satu kursi kosong di MotoGP. Tim Monster Yamaha Tech3 kemudian memilih Hafizh Syahrin sebagai pembalapnya untuk periode 2018.
Prestasi Syahrin terbilang baik. Pembalap nomor 55 ini mampu finis di posisi top 10 sebanyak 4 kali. Di akhir musim, Hafizh Syahrin hanya kalah 4 poin dari Franco Morbidelli untuk perebutan gelar Rookie of the Year MotoGP.
Namun, sayang, hasil yang apik ini tidak berlanjut di tahun berikutnya. Pada 2019, tim Tech3 memutuskan untuk berganti motor dari Yamaha ke KTM, tim pun berganti nama jadi Red Bull KTM Tech3.
Pergantian ini berdampak kurang baik bagi Syahrin. Ia kesulitan beradaptasi dengan motor barunya. Sehingga performanya selama balapan pun jeblok. Di posisi klasemen akhir, rookie Miguel Oliveira mampu tempati posisi yang lebih baik. Syahrin pun akhirnya terdepak dari MotoGP dan digantikan Iker Lecuona.
Hafizh Syahrin lalu balik berlaga di Moto2 untuk dua tahun berikutnya. Pada 2020, ia bergabung dengan tim Moto2, Aspar Team. Tahun berikutnya ia beralih ke tim NTS RW Racing GP.
Sayangnya, karena masalah dengan sasis yang kurang kompetitif, performa Syahrin tetap tak membaik. Ia pun kehilangan slot di Moto2 dan memutuskan untuk meneruskan karirnya di ajang balap World Superbike.
4. Pindah ke World Superbike
Setelah hampir satu dekade, perjalanan karier Hafizh Syahrin di MotoGP terhenti. Mulai 2022, ia akan memulai tantangan baru di ajang World Superbike (WSBK).
Syahrin akan bergabung dengan tim satelit MIE Racing Honda Team dengan memacu CBR1000RR-R. Ia akan berteman satu tim dengan pembalap Argentina, Leandro ‘Tati’ Mercado.
WSBK memang tak sepopuler MotoGP. Tapi WSBK dan MotoGP adalah sama-sama ajang balap motor bergengsi di dunia.
Perbedaan mencoloknya ada pada jenis motor yang digunakan. MotoGP menggunakan mesin balap prototipe, sementara WSBK menggunakan motor produksi masal dengan setingan khusus untuk balap.
5. ‘El Pescao’ mengidolakan Valentino Rossi
Hafizh Syahrin pernah memiliki julukan El Pescao, yang artinya ‘ikan kecil’. Seperti ikan, Syahrin dinilai memiliki kemampuan yang luar biasa untuk bermanuver pada kondisi balapan yang paling basah sekalipun.
Kemampuan ini memang sering dimiliki oleh para pembalap Asia, dan sama seperti pembalap yang besar di era 2000-an, Syahrin alias El Pescao pun mengaku mengidolakan Valentino Rossi. Selain itu, ia pun juga menaruh kagum pada mantan rekan setim Rossi, Jorge Lorenzo.
Tak bisa dimungkiri, Hafizh Syahrin adalah pembalap Asia Tenggara pertama dan satu-satunya yang pernah berlaga di kelas MotoGP. Tahun 2022, beberapa pembalap muda asal Asia Tenggara akan berlaga di kelas Moto2 dan Moto3, termasuk Mario Aji asal Indonesia. Kita dukung terus, yuk!
Baca Juga: Setelah Rossi Pensiun, Ini 5 Pembalap Paling Tua di Kelas MotoGP
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.