Silang Pendapat Soal Insiden Jorge Martin saat Tes Sepang 2025
Jorge Martin harus menepi karena cedera usai mengalami insiden tes pramusim MotoGP di Sirkuit Sepang, Malaysia pada Rabu (5/2/2025). Ia terjatuh saat memacu motor RS-GP. Juara MotoGP 2024 itu pun menjalani operasi di tangan kanannya pada Jumat (7/2/2025).
Penyebab insiden yang menimpa Martin masih terus diperbincangkan. Aprilia dan Michelin punya pandangan berbeda soal kejadian tersebut. Hal yang menjadi sorotan utama adalah temperatur ban.
1. Jorge Martin telah menjalani operasi tangan kanan di Spanyol
Jorge Martin terbang ke Spanyol guna menjalani operasi tangan kanan setelah dirawat di rumah sakit di Malaysia. Ia menjalani prosedur operasi yang dipimpin Dr Xavier Mir. Massimo Rivola selaku CEO Aprilia lega atas tindakan terhadap Martin yang berjalan lancar.
“Aku senang operasi yang dijalani Martin berjalan dengan baik. Kami berharap dia bisa pulih dengan cepat. Kesehatannya adalah prioritas kami,” kata Rivola dilansir Crash.
2. Piero Taramasso menyoroti suhu ban motor Jorge Martin yang lebih rendah 15 derajat Celsius
Sementara Jorge Martin menjalani pemulihan pascaoperasi, perdebatan seputar insiden yang dialami pembalap asal Spanyol itu masih bergulir. Michelin punya penilaian perihal penyebab kecelakaan tersebut. Piero Taramasso yang menjabat sebagai manajer roda dua Michelin Motorsport menyoroti suhu ban ketika Martin menunggangi RS-GP.
Ia menyebut suhu ban motor Martin saat melakukan putaran terakhir lebih rendah 15 derajat Celsius. Angka tersebut diperoleh Michelin berdasarkan perbandingan suhu permukaan ban dan suhu udara di dalam ban. Faktor ini dipandang punya andil dalam insiden yang menimpa rekan setim Marco Bezzecchi tersebut saat tes di Sirkuit Sepang.
“Pada awalnya, Massimo Rivola bilang bahwa suhu ban baik-baik saja. Namun, ini adalah suhu ban permukaan yang sangat bervariasi. Itu tergantung pada slide dan putaran motor. Suhu ban belakang, nilai yang kami gunakan untuk memahami apakah ban berjalan baik atau tidak adalah suhu lapisan dalam. Contohnya adalah data yang berasal dari sensor McLaren,” papar Taramasso dikutip Crash.
“Kesimpulannya jelas. Saat Martin keluar dari pit untuk melakukan putaran terakhir sebelum mengalami insiden, suhu ban lebih rendah 15 derajat Celsius. Angka tersebut cukup banyak,” sambungnya.
3. Massimo Rivola memastikan ban yang dipakai berada dalam suhu dan tekanan yang tepat
Analisis Michelin mendapat sanggahan dari Massimo Rivola. Ia menegaskan data dari Aprilia tidak sesuai dengan pemaparan yang disampaikan Piero Taramasso. Rivola menjelaskan, pihaknya tidak mendeteksi adanya kesalahan saat berkendara atau masalah pada motor. Ia memastikan ban yang dipakai berada dalam suhu dan tekanan yang sesuai.
“Aku ingin menjelaskan bahwa data kami sama sekali tidak mengonfirmasi pernyataan yang disampaikan Piero Taramasso. Aku percaya keselamatan harus menjadi prioritas. Aku telah memberi saran kepadanya untuk melakukan pertemuan dengan semua tim untuk menangani hal yang jelas menjadi situasi penting secara konstruktif. Itu terlihat dari jumlah cedera yang ada,” jelas Rivola dikutip Motorcycle Sports.
Selain Jorge Martin, ada dua pembalap lain yang juga harus menuntaskan tes pramusim di Sepang, Malaysia, lebih awal. Raul Fernandez harus mundur dari tes di Sepang karena mengalami cedera patah tulang metakarpal tangan kiri dan patah tulang ibu jari kaki kiri. Di sisi lain, Fabio Di Giannantonio terbang ke Italia guna menjalani operasi akibat mengalami patah tulang selangka kiri. Walau begitu, pembalap yang akrab disapa Diggia itu mampu menjadi pembalap tercepat ketujuh pada hari pertama tes pramusim lewat perolehan waktu 1 menit 58,265 detik.
