Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Wawancara Chrisitan Adinata: Cedera dan Mimpi yang Harus Ditata Ulang

Christian Adinata menembus semifinal Malaysia Masters 2023 (dok. PP PBSI)

Jakarta, IDN Times – Usianya memang masih terbilang muda, tetapi deretan prestasinya terbilang menjanjikan untuk menjadi pelapis tunggal putra Indonesia. Christian Adinata rasanya tak layak dilupakan meski sedang absen panjang untuk berlaga di lapangan.

Saat prestasinya tengah menanjak, langkah cepat Christian harus terhenti karena cedera. Jatuh usai melakukan smash di semifinal Malaysia Masters 2023, menjadi awal mimpi buruk baginya.

Kala itu, Christian harus dibawa keluar dari lapangan menggunakan kursi roda sebelum dikonfirmasi mengalami cedera cukup serius karena ligament tempurung lutut kirinya robek.

Tentu itu jadi pukulan berat baginya. Padahal, masih di bulan yang sama, Christian Adinata baru saja meraih medali emas dari ajang SEA Games 2023.

Kala itu, Christian mengalahkan seniornya, Chico Aura Dwi Wardoyo dalam rubber game dengan skor 21-12, 18-21, 21-18.

Atlet tepok bulu asal Pati, Jawa Tengah ini punya ambisi dan cita-cita. Sayang, cedera lutut kiri yang dialaminya membuat Christian harus belajar sabar demi menggapai keinginannya.

Tak hanya itu, Christian dihadapkan pada realita untuk menata ulang ekspektasi, mimpi, dan cita-cita. Dia juga dipaksa belajar mengelola emosi dan amarah serta berdamai dengan keadaan yang ada.

Tak mau takluk pada cedera dan jeda panjang, Christian Adinata menatap yakin impiannya ke depan.

Dia sudah menargetka. juara turnamen bergengsi seperti All England, mengejar titel juara dunia, hingga naik ke podium tertinggi di Olimpiade mewakili Merah-Putih tercinta.

Berikut obrolan IDN Times bersama Christian Adinata saat ditemui di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur.

Saat jatuh di Malaysia Masters 2023 lalu. Apa sih yang ada di benak Christian saat itu?

Tunggal putra Indonesia, Christian Adinata cedera di semifinal Malaysia Masters 2023 (https://pbsi.id/)

Pas jatuh ya, pertama saya paling takut, seperti atlet-altet lain, pasti takut kalau kena cedera ACL. Nah waktu itu saya sempat langsung berfikir “wah (cedera) ACL nih.” Karena dari yang saya rasakan memang lututnya koyak kan, geser gitu.

Lalu, ya sudah dari situ gak ada pemikiran apa-apa. Kayak sudah gelap saja gitu, hampir pingsan juga waktu itu di lapangan. Untung ada Bang Aboy (Coach Irwansyah, pelatih kepala tunggal putra) yang mengajak saya ngomong terus, dipegang-pegang terus, jadi saya tetap sadar.

Saat pemeriksaan pasti deg-degan sekali ya? Pemeriksaan apa saja yang kamu jalani dan bagaimana reaksi kamu setelah mengetahui diagnosis dokter saat itu?

Pasti deg-degannya ada. Pemeriksaannya mulai dari MRI, rontgen, segala macam. Kan kejadian (jatuhnya) sore. Lalu, malam harinya saya langsung ke rumah sakit cek MRI dan segala macam. Besok paginya, langsung pulang ke Indonesia. Waktu malam itu sudah dikasih tahu diagnosanya apa dari dokter PBSI.

Sampai di Indonesia langsung ke rumah sakit. Saya diopname. Besoknya, ada Tindakan sedot cairan yang lukanya itu di dalam, darah-darahnya disedot keluar semua.

Saat sudah didampingi keluarga dan pelatih, apa sih yang waktu itu mereka sampaikan pada Christian pertama kali?

Christian Adinata bersama pelatih kepala tunggal putra PBSI, Irwansyah di Malaysia Masters 2023 (dok. PP PBSI)

Ada keluarga di sana, jadi ngobrol juga. Pastinya (keluarga) sedih juga. Cuma, ternyata diagosanya kan bukan yang saya takutkan. Yang saya takutkan kan ACL, ternyata berbeda. ACL nya masih aman. Cuma memang tidak bisa dikategorikan cedera ringan. Memang cedera berat juga.

Keluarga pas datang sedih, tapi saya bilang tidak apa-apa. Maksudnya, tidak separah yang saya takutkan. Saya bantu menenangkan. Ngobrol.

Kalau dari pelatih, waktu habis kejadian juga bang Aboy sempat menangis juga. Saya sempat berfikir “kasihan juga (sampai menangis) ya.” Habis itu, Bang Aboy mendampingi saya kan mulai dari di GOR sampai ke rumah sakit.

Dari sore sampai malam banget, sampai jam 12 atau jam setengah satu malam waktu itu. Beliau mendampingi saya terus. Menguatkan. Bilang, tidak apa-apa, mungkin disuruh istirahat dulu supaya bisa kembali lebih kuat lagi.

Saat sudah tiba di Indonesia, pertamanya kan engga dikasih tahu harus rehat berapa lama. Tergantung kita sendiri. Pemulihan tiap atlet kan berbeda. Hanya dikasih tahu memang selama lima sampai enam minggu lututnya gak boleh ditekuk gitu. Harus dikunci terus. Harus lurus.

Selama menjalani masa pemulihan, apakah Christian pernah merasa kesal dan mrah sama keadaan? Karena tentu setelah menjuarai SEA Games 2023, Christian punya mimpi-mimpi yang lebih besar tapi jadinya tertunda!

Tunggal putra Indonesia, Christian Adinata cedera di semifinal Malaysia Masters 2023 (https://pbsi.id/)

Iya, banyak (mimpinya). Awalnya sebenarnya bisa menerima. Berfikirnya yaudah, memang disuruh istirahat dulu. Tapi ternyata yang saya pikirikan tidak semudah yang saya jalani.

Waktu masih di rumah sakit, saya mau ngapa-ngapain susah. Itu pasti timbul rasa kesal sendiri. Mau mandi, mau makan, susah. Engga bisa (bergerak) lepas. Mau jalan susah. Itu timbul kesalnya sendiri. tuh nggak segampang itu yang saya jalani.

Ketika di rumah sakit segala macem, saya mau ngapain-ngapain susah itu pasti timbul rasa kesel sendiri sih. Mau mandi, mau makan segala macem susah. Nggak bisa lepas gitu. Mau jalan apa susah. Itu pasti ada timbul keselnya sendiri sih.

Lalu, bagaimana cara kamu berdamai dengan keadaan itu?

Bagaimana ya? Kalau saya sih, lebih mencoba tidur. Saat saya tidur, lalu bangun, itu sudah biasa lagi (emosinya). Cuma nanti timbul lagi kesalnya. Saya kalau badmood mungkin bisa seharian. Cuma setelah tidur, ganti hari, sudah biasa lagi.

Melihat teman-teman dan junior berlatih di Platnas, apakah Christian pernah merasa kesal karena belum bisa ikut berlatih?

Saya di opname di rumah sakit itu dua minggu. Lalu setelahnya langsung pulang ke Pelatnas PBSI. Setelah sampai pelatnas, gak langsung berdamai sama keadaan.

Kadang kalau melihat teman latihan juga kesal. Karena saya juga ingin (ikut latihan), kan. Apalagi saya atlet, biasanya keringatan, tapi kali ini tidak sama sekali. Jadi badan juga ngerasanya gak sehat, gak enak.

Biasanya dari saya ada rasa kesal kalau melihat teman-teman melakukan latihan baru dan saya belum bisa ngelakuin atau saat mencoba melakukan masih ada rasa sakitnya. Itu saya marah dan kesal “Kenapa sih masih sakit?!” begitu.

Adakah teman atau senior di Pelatnas yang menjadi tempat Christian bercerita soal kerinduan latihan atau keinginan kembali bertanding dan masuk lapangan?

Tunggal putra Indonesia, Christian Adinata (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Ada. Kalau untuk ngobrol gitu ada. Tapi memang dari senior-senior dan pelatih juga bilangnya, ya mau bagaimana harus sabar kan? Jadi gak ada pilihan lain. Kuncinya pertama memang sabar. Karena kalau terburu-buru juga nanti hasilnya gak baik untuk saya.

Kalau saya dekat sama semua (anak asrama) sih. Soanya semua saya ajak bercanda. Kalau mau ngobrol, ya ngobrol saja kalau memang ada yang perlu diungkapin.

Tapi memang paling sering tukar pikiran sama senior-senior seperti Aa (Anthony Sinisuka) Ginting, dan ko Jo (Jonatan Christie). Tapi akrab sama semua. Ganda putra dan ganda campuran juga banyak yang dekat.

Saat ini, kondisi Christian sudah seperti apa?

Sekarang kondisinya kurang lebih 60-70 persen. Sudah mulai oke lagi. Latihan juga sudah mulai masuk lapangan. Cuma, memang masih ada rasa sakit kalau agak capek, sakitnya masih terasa.

Sakitnya itu lebih ke nyeri, ngilu gitu.Kalau saya konsultasi sama fisioterapi atau dokter emang haurs lebih dikuatin lagi kakinya. Masa otot kaki kirinya harus ditambah lagi. Karena sekarang kan kaki kiri dan kanan beda jauh karena yang kiri sempat isitrahat lama. Jadi memang harus dikejar masa ototnya.

Saat memenangkan SEA Games 2023 kemarin kan nama Christian lumayan naik. SEA Games itu kan benar-benar sebelum Christian cedera. Sebenarnya, apa sih target-target Christian setelah emas SEA Games 2023 kemarin sudah di tangan?

Tunggal putra Indonesia, Christian Adinata cedera di meraih medali emas SEA Games 2023 (https://pbsi.id/)

Soal target selanjutnya yang saya cukup sayangkan sih. Waktu cedera itu kan ranking sudah sempat naik jauh banget jadi ranking 37. Sedikit lagi, saya bisa pertandingan bersama senior-senior saya. Saat itu targetnya mau masuk 30 besar.

Apalagi sejak awal tahun 2023, saya sudah bilang tahun ini mau masuk 30 besar. Ternyata Tuhan memberi kesempatan lebih cepat. Di bulan Mei saya sudah masuk ranking 37, sedikit lagi menuju 30. Eh, malah gak jadi. Hehehe. Jadinya harus istirahat beberapa pertandingan.

Mungkin sampai akhir tahun bahkan. Jadinya ranking-nya turun lagi. Jadi harus mulai dari awal lagi.

Target di depan mata tapi harus dilepaskan karena cedera. Bagaimana cara Christian untuk menjaga pikirannya tetap waras di tengah situasi itu?

Paling melakukan kegiatan-kegiatan baru, sih. Ngobrol sama orang-orang terdekat juga. Intinya lebih banyak ngobrol sih harusnya kalau di posisi seperti itu. Jadi kita juga moodnya tetap happy dan tidak terlalu kepikiran dengan cederanya.

Jadi, awal-awal cedera masih enjoy saja? Kapan Christian akhirnya merasa stress karena cedera ini?

Tunggal putra Indonesia, Christian Adinata cedera di semifinal Malaysia Masters 2023 (https://pbsi.id/)

Awal-awal cedera, sebulan, kayaknya masih enjoy-enjoy aja. Mulai dari sebulan, masuk ke dua bulan, tiga bulan, empat bulan, sampai sekarang, baru terasa stresnya cedera.

Dari bulan pertama itu sudah mulai goyang. Waktu sudah kembali ke sini (Pelatnas PBSI) setelah dari rumah sakit, saya gak ada kegiatan. Hanya makan, tidur, makan, tidur, kalau mau jalan juga susah. Karena harus pakai tongkat. Takut kepeleset.

Banyak orang juga bilang “Sabar. Sabar. Sabar”. Ya sabar kayak gimana maksudnya? Kan mereka tidak merasakan. Kalau saya memaksakan diri sabar, sabar seperti apa? Sudah capek banget.

Waktu awal jatuh, saat masih di Malaysia, saya berpikir juga, ya tidak apa-apa istirahat dulu saja beberapa turnamen. Semoga tidak parah. Saat diagnosa keluar, dan harus istirahat lumayan lama, jadi stres juga.

Dari sisi Christian, apa sih momen paling sulit di masa pemulihan ini?

Proses yang paling sulit itu waktu awal-awal. Kaki gak boleh ditekuk selama lima sampai enam minggu. Setelah itu, dua bulan saya belajar buat menekuk kaki saya sampai normal. Itu menurut saya yang palik sulit.

Karena belajar menekuk normal kan tidak mudah. Karena sudah sempat lama lurus terus. Gak bisa langsung tertekuk sempurna. Harus pelan-pelan banget. Itu sakit banget sih waktu belajar itu (menekuk). Paling tidak gampang.

Apa sih yang biasanya bisa membantu Christian mengembalikan mood lagi?

Bercanda dengan teman-teman asrama saja. Saya lebih senang kalau kumpul-kumpul sama anak-anak asrama saja. Bercanda.

Kalau saya sedang emosional, saya seringnya menghindar (dari orang lain) dulu sih. Kalau lagi badmood banget atau marah banget ya. Menghindar dulu, dia di kamar. Kan di kamar saya sendiri. Sampai benar-benar tenang, baru ketemu orang.

Christian sempat patah semangat tidak karena cedera? Apakah pernah berpikir untuk menyerah?

Tunggal putra Indonesia, Christian Adinata (https://pbsi.id/)

Kadang kan orang gak lihat prosesnya saya juga. Bagaimana saya sudah empat setengah bulan (pemulihan) kan orang gak lihat. Mungkin melihatnya saya senang-senang saja. Tapi, kadang di kamar juga kalau lagi sendiri suka marah-marah sendiri, suka jadi sedih juga. Itu orang kan gak tahu.

Stres nya pasti ada. Kecewanya juga pasti ada. Sampai sekarang masih ada (perasaan marah dan kecewa). Tapi untungnya saya termasuk orang yang cepat kembali moodnya. Misalnya hari ini marah, besok sudah biasa lagi. Tidak sampai keterusan.

Kalau menyerah, tidak ada. Dari sayanya hanya ada rasa marah dan kecewa saja. Kalau pikiran buat udahan aja (jadi atlet), tidak ada timbul kayak gitu. Semoga jangan ada.

Sejak kapan Christian kenal bulu tangkis? Dan siapa yang memperkenalkan?

Christian Adinata di Malaysia Masters 2023 (dok. PP PBSI)

Saya tuh mulai kenal bulu tangkis umur enam atau lima tahun. Dari kecil, papa kan memang punya klub di Pati. Jadi langsung masuk klub. Tapi bukan klub besar, klub kecil di kampung.

Dari kecil sudah serius mau jadi atlet. Karena memang saya yang suka. Papa juga lihat saya ada bakat. Karena dulu saya main di kampung, misalnya harusnya masih ikut lomba yang usia dini, tapi sudah bisa ikut di pemula dan juara. Jadi papa lihat ada bakatnya, jadi diterusin.

Sejak 2018 masuh Pelatnas. Waktu itu magang dulu setahun. Lalu 2019 baru kelaur SK. Waktu itu magang karena dipanggil karena catatan prestasi selama 2017 di sirnas-sirnas kan dulu hasilnya bagus.

Lalu dipanggil untuk Asian Junior Championship (AJC) dan World Junior Championship (WJC).
Pada 2019 sampai 2020 itu masih pratama. Lalu di 2021 itu naik utama.

Kan akan mengulang usaha lagi untuk menembus 30 besar. Bagaimana Christian memandang itu?

Pastinya gak gampang. Karena sekarang juga kita tahun tunggal putra persaingannya cukup ketat. Pemain-pemain baru juga banyak. Jadi ya dinikmati saja sih. Kalau memang sudah jalannya di sini, mau sesusah apa pun itu, saya pasti bisa dapatkan.

Sebagai seorang atlet, apa sih mimpi terbesar Christian sekarang?

Christian Adinata dalam simulasi Piala Thomas PBSI (Dok.IDN Times/PBSI)

Paling besar, ingin menjadi juara dunia. Ingin juara juga di All England dan Olimpiade. Ada SEA Games dan Asian Games juga. SEA Games kan saya sudah dapat, jadi salah satu mimpi saya sudah bisa tercapai.

Pastinya bisa di multievent. Itu penting banget menurut saya. Kalau bukan multievent paling ingin juara di All England. Karena memang dari dulu, apalagi untuk tunggal putra, itu yang paling bergengsi banget. Apalagi kan itu turnamen tertua juga.

Cedera yang Christian alami ini, sampai membuat Christian harus menata ulang Impian tidak? Mungkin termasuk soal target menembus Olimpiade juga?

Ya mau gak mau harus ditata ulang. Kalau dari saya, kalau kemarin tidak ada cedera, mungkinsaya Olimpiade 2024 bisa (ikut bersaing). Kalau semuanya lancar, bisa (2024) mewakili Indonesia buat Olimpiade juga. Gak ada yang gak mungkin kan?

Tapi karena ini harus skip beberapa turnamen, berarti harus ditunda dulu. Diatur ulang lagi planning-nya. Berarti untuk Olimpiade, next-nya itu 2028.

Tunggal putra Indonesia, Christian Adinata (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Kapan rencananya Christian kembali bertanding?

Saya sudah sempat diskusi bersama pelatih. Kalau masalah pertandingan, mungkin paling cepat di Desember 2023. Paling lama mungkin awal tahun depan.

Lalu apa target Christian yang paling dekat?

Targetnya ya pertandingan awal tahun atau akhir tahu itu, tapi kan belum tahu kalender dari PBSI mau kirim kemana saja. Nanti saya diskusikan dengan pelatih.

Saya lebih ke, yasudah dulu. Kan belum pasti juga nih (kapan comeback). Jadi saya gak mau terlalu berekspektasi, gak mau berharap terlalu tinggi juga. Kan sudah pernah kejadian sebelumnya, berharap terlalu tinggi, nanti takutnya kecewa lagi. Jadi dijalani saja dulu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Margith Juita Damanik
Ilyas Listianto Mujib
Margith Juita Damanik
EditorMargith Juita Damanik
Follow Us