Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Andy Diouf, Calon Pilar Penting Lini Tengah Inter Milan

ilustrasi jersey Inter Milan
ilustrasi jersey Inter Milan (unsplash.com/mathieugauzy)
Intinya sih...
  • Inter Milan resmi mendatangkan Andy Diouf dari RC Lens dengan harga 20 juta euro atau Rp380 miliar
  • Diouf memulai karier sebagai pesepak bola sejak usia 6 tahun dan bersinar bersama FC Basel sebelum dibeli oleh RC Lens
  • Diouf merupakan gelandang fleksibel dengan fisik kuat, dinamis, dan kemampuan dribel ciamik yang bisa menjadi aset penting bagi Inter Milan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Inter Milan terbilang pasif selama bursa transfer musim panas 2025. I Nerazzurri baru mendatangkan Petar Sucic, Luis Henrique, Ange-Yoan Bonny, dan terbaru Andy Diouf. Nama terakhir menjadi pembelian teranyar yang diresmikan Inter Milan lewat laman resminya pada 23 Agustus 2025.

Diouf direkrut dari RC Lens dengan harga 20 juta euro atau Rp380 miliar dengan kontrak berdurasi 5 tahun sampai Juni 2030. Ia menjadi pembelian alternatif Inter Milan setelah gagal merekrut Manu Kone dari AS Roma. Diouf tidak hanya didatangkan untuk memperkuat lini tengah Inter Milan pada 2025/2026. Usianya yang masih menginjak 22 tahun diyakini bakal menjadi bagian dari proyek jangka panjang klub.

Lantas, sebesar apa potensi Diouf sebagai gelandang tengah? Berikut profil dan rekam jejak kariernya.

1. Memulai perjalanan kariernya sebagai pesepak bola sejak berusia 6 tahun dan sempat menimba ilmu di akademi PSG

Pemain bernama lengkap Andy Alune Diouf lahir di Neuilly-sur-Seine pada 17 Mei 2003. Ayahnya merupakan imigran asal Senegal sedangkan ibunya berdarah Prancis. Diouf tumbuh besar di Nanterre, daerah pinggiran Paris, dan gemar bermain sepak bola di jalanan bersama teman-temannya. Orang tuannya, terutama sang ayah, sangat mendukung mimpinya yang ingin menjadi pesepak bola profesional. Maka dari itu, Diouf memulai perjalanan kariernya ketika bergabung dengan akademi lokal, Garenne-Colombes, saat masih berusia 6 tahun pada 2009.

Pengalaman tersebut membuatnya lebih memahami kultur sepak bola Prancis sejak dini. Ia kemudian pindah ke akademi Paris Saint-Germain (PSG) demi mendapatkan ilmu sepak bola lebih dalam terutama soal kemampuan teknis dan pemahaman taktik pada 2012. Diouf dan keluarganya banyak melakukan pengorbanan selama 3 tahun menimba ilmu di akademi PSG karena jarak tempuh yang cukup jauh dari rumah. Diouf lalu pindah ke AC Boulogne-Billancourt agar bisa lebih dekat dengan keluarga. Kemampuannya dinilai menunjukkan perkembangan positif hingga mendapat kesempatan berlatih di akademi Clairefontaine yang berada di bawah naungan federasi sepak bola Prancis (FFF).

2. Kariernya sebagai pesepak bola profesional dimulai bersama Stade Rennais, tetapi mulai bersinar bersama FC Basel

Andy Diouf meninggalkan AC Boulogne-Billancourt dan pindah ke Stade Rennais pada Juli 2018. Ia melakoni debut bersama Stade Rennais U-19 dalam kekalahan 0-1 dari Inter Milan U-19 pada 16 besar UEFA Youth League pada 16 Agustus 2020. Setahun berikutnya, ia menjalani laga perdana bersama tim utama Stade Rennais ketika menahan imbang PSG dengan skor 1-1 pada 6 Mei 2021.

Namun, Diouf belum mendapat banyak menit bermain di tim utama Stade Rennais. Ia hanya tampil dalam tujuh pertandingan di semua kompetisi pada 2021--2022. Rennais memutuskan meminjamkan Diouf kepada FC Basel dengan opsi pembelian pada Juli 2022. Ia mampu tampil apik dengan mengoleksi 57 penampilan dengan catatan 3 gol dan 7 assist pada 2022/2023. Diouf memenangkan penghargaan individu musiman Liga Konferensi Eropa (UECL) sebagai pemain muda terbaik pada musim tersebut.

3. Dibeli FC Basel dan langsung pindah ke RC Lens pada Juli 2023

Penampilan impresif Andy Diouf membuat FC Basel wajib membelinya secara permanan dari Stade Rennais pada musim panas 2023. Ia ditebus dengan harga 5,5 juta euro atau Rp104 miliar pada 1 Juli 2023. Namun, Diouf langsung dijual ke RC Lens sebesar 14 juta euro atau Rp266 miliar sehari kemudian.

Awalnya, ia tidak terlalu sering bermain sebagai starter usai mengoleksi 30 penampilan pada musim pertamanya 2023/2024. Diouf mulai mencuri perhatian klub-klub besar Eropa kala tampil penuh selama 34 pertandingan dengan mencetak 1 gol dan 2 assist Ligue 1 Prancis 2024/2025. Performa apik tersebut menjadi salah satu pertimbangan manajemen Inter Milan merekrutnya pada musim panas 2025.

4. Tipe gelandang dengan fisik kuat, dinamis, dan kemampuan dribel ciamik

Andy Diouf merupakan gelandang yang cukup fleksibel dalam memainkan berbagai posisi di lini tengah. Ia bisa bermain sebagai gelandang sentral, bertahan, dan serang, sehingga tidak kesulitan beradaptasi dengan perubahan taktik. Selain itu, Diouf punya beberapa kelebihan dari segi fisik, agresivitas saat bertahan, dan kemampuan teknis.

Dilansir Fotmob, persentase tekel berhasilnya mencapai 70,3 persen dengan 154 kali memenangkan penguasaan bola. Secara teknis, Diouf mampu dengan tenang menguasai bola. Dari 1.473 sentuhan bola, ia mampu mencatat 43 dribel sukses dan 845 operan berhasil. Dengan statistik tersebut, ia menawarkan dimensi baru di lini tengah Inter Milan terutama ketika melakukan transisi dari bertahan ke menyerang.

Andy Diouf masih belum begitu dikenal oleh publik sepak bola Eropa. Kesempatan membela Inter Milan bisa menjadi langkah besar bagi kariernya. Diouf perlu membuktikan diri bisa beradaptasi dengan kultur sepak bola Italia yang lebih menekankan kepada sisi taktis dan bertahan. Ia bisa belajar banyak dari para gelandang senior Inter Milan, seperti Hakan Calhanoglu, Henrikh Mkhitaryan, Nicolo Barella, dan Piotr Zielinski.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us