Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Rahasia di Balik Kebangkitan Bournemouth di EPL Musim 2024/2025

Pertandingan AFC Bournemouth vs West Ham United pada Agustus 2023. (commons.wikimedia.org)

Performa AFC Bournemouth di English Premier League (EPL) 2024/2025 kini jadi pembicaraan ramai. Setelah mempermalukan Newcastle United di St. James’ Park dengan skor 4-1 pada pekan ke-22 liga, The Cherries kembali menghancurkan Nottingham Forest dengan skor telak 5-0 pada pekan selanjutnya. Hasil ini tak hanya memperkuat posisi Bournemouth di papan atas, tetapi juga menunjukkan dominasi permainan mereka.

Musim ini menjadi catatan sejarah baru bagi Bournemouth yang sebelumnya tak pernah membayangkan untuk bersaing di zona Eropa. Dengan gaya permainan agresif dan filosofis ala Pelatih Andoni Iraola, Bournemouth kini mencatatkan rekor sebagai salah satu tim paling konsisten di liga. Pencapaian tersebut semakin mengokohkan posisi mereka di peringkat ketujuh klasemen sementara, menempatkan mereka sebagai kandidat kuat untuk berlaga di kompetisi Eropa musim depan.

1. AFC Bournemouth tak terkalahkan dalam 11 laga liga secara beruntun

Musim 2024/2025 bisa dibilang menjadi musim yang luar biasa bagi Bournemouth di bawah kepemimpinan Andoni Iraola. Hingga pekan ke-23 Premier League, mereka telah mencatat rekor tak terkalahkan dalam 11 laga liga secara beruntun dengan 7 kemenangan dan 4 hasil imbang. Dengan 33 poin dari 20 pertandingan pertama, Bournemouth telah memecahkan rekor terbaik mereka di Premier League, melampaui pencapaian musim 2018/2019 dengan 26 poin pada periode yang sama.

Selain itu, Bournemouth menjadi salah satu tim dengan catatan pertahanan terbaik ketika menghadapi tim-tim besar. Arsenal, Manchester City, Tottenham Hotspur, dan Manchester United telah tumbang di tangan mereka musim ini, dengan hanya 1 gol kebobolan dari 4 pertandingan tersebut. Statistik ini menunjukkan bahwa performa Bournemouth bukanlah kebetulan semata, melainkan hasil dari strategi matang yang diterapkan Iraola.

Hal ini juga didukung dengan statistik yang menunjukkan bahwa Bournemouth sebagai salah satu tim terkuat secara analitik. Berdasarkan model Opta expected points (xP), Bournemouth sebenarnya layak menempati posisi ketiga klasemen dengan 37,3 poin. Mereka hanya kalah dari Arsenal (38,2) dan Liverpool (42,1), menegaskan bahwa tim ini tampil jauh di atas ekspektasi.

2. AFC Bournemouth unggul dalam melakukan pressing dan serangan balik

Kekuatan utama Bournemouth terletak pada intensitas permainan mereka, terutama dalam situasi tanpa bola. Di bawah arahan Andoni Iraola, The Cherries mengadopsi filosofi pressing tinggi yang sangat efektif. Musim ini, mereka mencatatkan rata-rata 9 high turnovers per pertandingan, meningkat dalam 7 musim terakhir. Tak hanya itu, Bournemouth juga memimpin dalam jumlah tembakan dalam transisi cepat, dengan 138 peluang yang dihasilkan melalui skema ini.

Keberhasilan pressing Bournemouth tidak lepas dari kontribusi kolektif para pemain mereka. Meski kehilangan Dominic Solanke, yang menjadi salah satu pemain dengan pressing tertinggi musim 2023/2024, mereka tetap menjaga intensitas berkat adaptasi pemain baru, seperti Evanilson, Antoine Semenyo, dan Justin Kluivert. Statistik menunjukkan bahwa Bournemouth mencatat 1.276 pressing di sepertiga akhir lapangan musim ini, hanya kalah dari Tottenham Hotspur yang kini diperkuat Solanke.

Selain pressing tinggi, Bournemouth juga dikenal dengan serangan balik mematikan. Dengan kecepatan rata-rata transisi sebesar 2,08 meter per detik, mereka menjadi tim tercepat dalam memanfaatkan peluang di Premier League. Angka ini menunjukkan efektivitas mereka dalam menyerang ketika lawan belum siap secara defensif. Kombinasi pressing dan kecepatan transisi inilah yang membuat Bournemouth sangat sulit dihadapi.

3. AFC Bournemouth masih perlu memperbaiki efektivitas dalam memanfaatkan peluang

Meski tampil luar biasa, Bournemouth masih memiliki beberapa kelemahan yang perlu diatasi. Salah satu masalah utama mereka adalah efektivitas penyelesaian akhir. Dengan konversi tembakan hanya sebesar 7,6 persen, Bournemouth menjadi salah satu tim paling tidak efektif dalam memanfaatkan peluang. Padahal, rata-rata kualitas peluang mereka (xG per tembakan) berada di posisi kedelapan terbaik di liga, yaitu 0,108. Jika mereka mampu meningkatkan penyelesaian akhir, posisi mereka di klasemen bisa lebih baik.

Cederanya beberapa pemain kunci juga menjadi masalah utama bagi Iraola. Evanilson, yang mencatatkan 45 pressing sukses di sepertiga akhir lapangan, harus absen karena patah tulang metatarsal. Selain itu, Marcus Tavernier dan Enes Unal juga mengalami cedera panjang. Kehilangan pemain-pemain ini membuat lini serang Bournemouth sedikit pincang, meskipun Dango Ouattara mampu menunjukkan performa menjanjikan dengan hattrick yang ia ciptakan saat menghadapi Nottingham Forest kemarin.

Iraola nampaknya perlu mempertimbangkan opsi pada bursa transfer Januari 2025 untuk memperkuat skuadnya. Mendatangkan striker dengan kemampuan pressing dan penyelesaian akhir yang baik akan sangat membantu mereka mempertahankan intensitas permainan sekaligus meningkatkan produktivitas gol. Selain itu, meningkatkan kedalaman skuad juga menjadi kunci agar Bournemouth dapat bertahan di papan atas klasemen meski dihantam badai cedera.

Dengan gaya permainan yang intens dan konsistensi yang mengagumkan, Bournemouth telah membuktikan diri sebagai salah satu tim paling menarik di Premier League musim ini. Jika mereka dapat meningkatkan efektivitas di depan gawang dan mempertahankan intensitas permainan, tidak ada alasan bagi The Cherries untuk tidak menembus kompetisi Eropa musim depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Widyo Andana Pradiptha
EditorWidyo Andana Pradiptha
Follow Us