Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bagaimana EPL Raup Pendapatan Hak Siar Tertinggi di Dunia?

ilustrasi siaran sepak bola (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Pendapatan hak siar Premier League hampir dua kali lipat lebih besar dari LaLiga dan Bundesliga
  • Popularitas global Premier League membuatnya unggul dalam penjualan hak siar internasional
  • Sistem alokasi pendapatan hak siar yang adil membuat klub-klub EPL memiliki daya beli tinggi

English Premier League (EPL) telah dikenal sebagai liga sepak bola dengan pendapatan hak siar terbesar di dunia. Berdasarkan laporan terbaru The Athletic, pendapatan hak siar Premier League hampir dua kali lipat lebih besar dibandingkan LaLiga Spanyol dan Bundesliga Jerman. Ini makin menegaskan Premier League memiliki daya tarik global yang jauh lebih kuat dibandingkan liga-liga top Eropa lainnya.

Pendapatan hak siar memainkan peran penting dalam menentukan kekuatan finansial suatu liga. UEFA dalam laporan tahunannya mencatat, Premier League menghasilkan lebih dari 7,1 miliar euro pada 2023 atau setara Rp125 triliun lebih, sedangkan LaLiga dan Bundesliga masing-masing hanya mencatatkan 3,7 miliar euro (Rp65,3 triliun) dan 3,6 miliar euro (Rp63,5 triliun). Lantas, bagaimana Premier League menerapkan strategi komersialisasi yang efektif untuk menjangkau siaran mancanegara yang luas?

1. Premier League punya popularitas yang mengglobal, mengalahkan liga olahraga top lain

Salah satu alasan utama pendapatan hak siar Premier League begitu tinggi yaitu popularitasnya yang semakin mendunia. Menurut survei Ampere Analysis yang dikutip SportsPro, 23 persen penggemar olahraga di 14 negara lebih tertarik pada Premier League dibandingkan liga domestik lainnya. Bahkan, EPL menjadi kompetisi nasional paling tenar di dunia, mengalahkan liga-liga top olahraga dunia, seperti National Basketball Association (NBA) dan National Footbll League (NFL) di Amerika Serikat.

Pendapatan hak siar yang fantastis ini membuat Premier League lebih bergantung pada pendapatan dari hak siar internasional dibandingkan liga-liga lainnya. Lebih dari 50 persen pendapatan hak siar Premier League berasal dari luar Inggris, sementara Bundesliga dan Ligue 1 Prancis masih sangat bergantung pada pasar domestik di angka 86 persen–89 persen dari pendapatan hak siar mereka berasal dari dalam negeri. Hanya LaLiga yang mendekati EPL dengan 47 persen pendapatan hak siar berasal dari luar Spanyol.

Popularitas Premier League juga dipengaruhi oleh daya tarik klub-klub besarnya. Manchester United, meski mengalami penurunan performa signifikan, memiliki pengikut media sosial terbesar di antara klub-klub EPL lainnya dengan 11 persen penggemar olahraga global, diikuti oleh Manchester City (10 persen) dan Liverpool (9 persen). Lewat basis penggemar yang besar di berbagai negara, EPL mampu menjual hak siarnya dengan harga tinggi di berbagai pasar global.

2. Premier League memiliki sistem distribusi pendapatan hak siar yang merata

Tidak seperti liga lainnya, Premier League memiliki sistem alokasi pendapatan hak siar yang lebih adil di antara klub-klubnya. Premier League memiliki kebijakan untuk membagi 50 persen pendapatan hak siar secara merata kepada semua klub, 25 persen didistribusikan berdasarkan performa, dan 25 persen sisanya berdasarkan popularitas siaran. Sebagai perbandingan, Bundesliga Jerman mengalokasikan 93 persen pendapatan hak siar berdasarkan performa selama lima musim terakhir, yang membuat klub-klub papan atas lebih diuntungkan.

Pemerataan dalam sistem distribusi ini membuat tim-tim papan tengah Premier League memiliki daya beli yang lebih tinggi dibandingkan klub-klub dari liga lain. UEFA mencatat, pendapatan rata-rata klub medioker di EPL bisa mencapai 200 juta pound sterling (Rp4,2 triliun), jauh lebih tinggi dari klub papan atas Serie A Italia. Bahkan, West Ham United, yang bukan termasuk klub elit di Inggris, bahkan akhirnya bisa punya anggaran transfer lebih besar daripada Atletico Madrid dan AC Milan.

Sistem ini juga memungkinkan klub-klub Premier League untuk menarik pemain berkualitas tinggi tanpa harus mengandalkan pendapatan lain seperti sponsor atau penjualan tiket. Hal ini membuat liga tetap kompetitif dan menarik lebih banyak penonton. Berdasar sistem pendapatan yang lebih merata, pada akhirnya ini meningkatkan nilai hak siar EPL lebih jauh dibandingkan liga top Eropa lainnya.

3. Premier League unggul dalam menjual hak siar internasional

Premier League sendiri unggul dalam menjual hak siar internasional, sesuatu yang sulit dicapai oleh liga lain di Eropa, bahkan dunia. Berdasarkan laporan Deloitte Football Money League 2025, pendapatan hak siar internasional EPL diperkirakan mencapai lebih dari 3,5 miliar pound sterling atau sebesar Rp73,6 triliun lebih per musim. Angka ini mencerminkan peningkatan hampir 20 persen dibandingkan periode sebelumnya pada 2019–2022, kendati nilai hak siar domestiknya tetap stabil.

Jika dikomparasikan, liga Eropa lain justru mengalami penurunan dalam nilai hak siar. Bundesliga Jerman dan Serie A Italia contohnya, mengalami penurunan nilai kontrak sebesar 8,8 persen dan 11,7 persen dalam periode terbaru mereka. Sementara itu, Ligue 1 Prancis mengalami kerugian besar ketika kontraknya dengan Mediapro diputus hanya dalam waktu empat bulan. Hal ini menyebabkan penurunan signifikan dalam pendapatan hak siar mereka.

Faktor lain yang memperkuat dominasi Premier League di pasar mancanegara adalah meningkatnya jumlah pertandingan yang disiarkan langsung ke berbagai negara. Cakupan siaran yang semakin luas memungkinkan lebih banyak penggemar global menikmati setiap laga secara eksklusif di berbagai platform. Kondisi ini mendorong lonjakan nilai hak siar yang tentunya menambah pundi-pundi pendapatan dari hak siar.

4. Strategi bisnis efektif melalui pengembangan fasilitas dan sponsor internasional

Keberhasilan Premier League dalam menarik hak siar dengan nilai fantastis juga didukung oleh investasi besar dalam infrastruktur dan strategi bisnis. Menurut Deloitte, klub-klub EPL seperti Manchester United, Manchester City, dan Liverpool terus melakukan peningkatan layanan di stadion serta memperluas jaringan komersial mereka. Manchester United saat ini masih dalam tahap perencanaan renovasi Old Trafford, sedangkan Manchester City sudah memulai proses pembangunan ulang fasilitas mereka.

Investasi dalam stadion tidak hanya meningkatkan pendapatan dari tiket pertandingan, tetapi sekaligus memperbesar potensi pendapatan komersial, termasuk sponsor dan perjanjian lisensi. Dari 20 klub dengan peningkatan penjualan ritel tertinggi pada 2023/2024, delapan di antaranya merupakan klub Premier League. Real Madrid menjadi tim dengan lonjakan pendapatan tertinggi dengan persentase lebih dari 100 persen setelah renovasi Santiago Bernabeu.

Selain itu, Premier League juga unggul dalam menarik sponsor global. SportsPro melaporkan, dua pertiga dari sponsor klub EPL berasal dari luar Inggris, yang menyumbang hampir 90 persen dari total pendapatan sponsor liga. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan LaLiga, yang hanya memperoleh 83 persen dari sponsor internasional.

Berkat keempat faktor tersebut, Premier League diperkirakan akan terus mengungguli liga-liga Eropa lainnya dalam hal pendapatan dalam jangka panjang. Stabilitas finansial yang semakin kuat bagi klub-klub peserta juga meningkatkan daya tarik liga ini di mata investor, sponsor, serta penggemar di berbagai belahan dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Widyo Andana Pradiptha
EditorWidyo Andana Pradiptha
Follow Us