Gareth Barry, Legenda Premier League yang Kembali Bermain tapi Tarkam

- Gareth Barry memegang rekor Premier League dengan 653 penampilan, meski namanya tidak terlalu terkenal.
- Barry bermain di beberapa klub EPL, termasuk Aston Villa, Manchester City, Everton, dan West Bromwich Albion.
- Ia hampir bergabung dengan Liverpool pada 2008 sebelum akhirnya bergabung dengan Manchester City.
Gareth Barry punya status terhormat di Premier League. Pria yang lahir pada 23 Februari 1981 tersebut merupakan penggawa yang paling sering bermain di kompetisi ini dengan 653 penampilan. Catatan tersebut mungkin mengejutkan bagi sebagian orang mengingat namanya yang memang tidak terlalu terkenal.
Namun, layaknya posisinya sebagai seorang gelandang, Barry memang termasuk sosok yang underrated. Pemain kidal ini tidak terlalu peduli dengan popularitas dan hanya fokus memberikan yang terbaik bagi klub yang dibela. Meski begitu, bukan berarti kariernya membosankan. Sebaliknya, Barry menyimpan sejumlah kisah yang menarik, bahkan setelah resmi pensiun.
1. Gareth Barry berkarier di Premier League bersama 4 klub dan meraih 1 trofi
Gareth Barry lahir di Hastings, sebuah kota yang terletak di Sussex, Inggris. Ia pun memulai pertualangan sepak bolanya bersama salah satu klub terbaik di wilayah tersebut, Brighton & Hove Albion. Meski begitu, Barry tidak mencatatkan debutnya di Premier League bersama The Seagulls.
Ia justru melakukannya di Birmingham bersama Aston Villa pada 2 Mei 1998. Barry, yang direkrut The Villans pada awal 1997/1998, tampil sebagai pemain pengganti dan membantu mereka menang atas Sheffield Wednesday dengan skor 3-1. Seiring berjalannya waktu, pemain setinggi 1,84 meter ini pun berkembang menjadi salah satu gelandang terbaik di EPL.
Barry mengambil langkah selanjutnya dalam kariernya pada awal 2009/2010. Ia bergabung dengan tim kaya baru, Manchester City. Di sini, Barry berhasil mengangkat trofi EPL pertama dan satu-satunya. Ia membawa mereka menjadi juara pada 2011/2012 dengan bermain 34 kali dan mencetak 1 gol serta 3 assist. Semusim sebelumnya, Barry juga mengantarkan The Cityzens menjadi kampiun Piala FA.
Pada 2013/2014, Barry kembali memiliki klub baru. Ia membela Everton dengan status pinjaman. The Toffees lantas merekrutnya secara permanen pada awal musim berikutnya. Namun, pada awal 2017/2018, mereka menjualnya kepada West Bromwich Albion.
Di klub inilah Barry memecahkan rekor yang bersejarah. Ia mencatatkan penampilan yang ke-633 di EPL pada 25 September 2017 ketika The Baggies kalah dari Arsenal dengan skor 0-2. Jumlah tersebut membuat Barry melewati Ryan Giggs sebagai pemegang status pemain yang paling sering bermain di EPL sebelumnya.
Sayangnya, pada akhir 2017/2018, WBA terdegradasi ke Championship. Meski begitu, Barry tetap bermain bersama mereka sampai memutuskan untuk gantung sepatu pada 27 Agustus 2020. Ia mengakhiri kiprahnya di EPL dengan catatan 653 penampilan, 53 gol, dan 64 assist.
2. Gareth Barry hampir bergabung dengan Liverpool
Semusim sebelum berlabuh di Manchester City, Gareth Barry sebetulnya hampir bergabung dengan Liverpool. Saga transfernya ke The Reds menjadi salah satu perbincangan paling intens di Inggris pada musim panas 2008. Saat itu, ia dan pihak Liverpool yang diwakili sang pelatih, Rafael Benitez, bahkan sudah mengungkapkan situasi ini secara terbuka ke publik.
Liverpool membutuhkan pengganti untuk mengantisipasi Xabi Alonso yang dikabarkan bakal hengkang ke Arsenal. Namun, pada akhirnya, gelandang asal Spanyol itu bertahan di Anfield. Barry pun gagal berseragam Liverpool.
Dalam beberapa kesempatan, Barry mengungkapkan, kepindahannya yang batal ke Merseyside terjadi setidaknya karena dua alasan. Pertama, Liverpool tidak bisa memenuhi harga yang diminta Aston Villa sebesar 18 juta poundsterling (Rp400 miliar). Mereka hanya menyanggupi di angka 16 juta poundsterling (Rp355 miliar).
Kedua, Barry tidak berkenan dengan rencana yang disiapkan Benitez. Pelatih asal Spanyol itu tidak akan menempatkannya sebagai gelandang jangkar seperti yang selama ini ia mainkan. Benitez justru akan menaruhnya di berbagai posisi, dari mulai gelandang kiri, sayap kiri, hingga bek kiri.
Pengakuan tersebut dikonfirmasi Benitez. Ia memang ingin merekrut Barry bukan untuk menggantikan Alonso, melainkan demi memperkaya opsi lini tengahnya. Pasalnya, jika hanya untuk sekadar menggantikan Alonso, Benitez menyatakan Liverpool saat itu sudah memilikinya dalam diri Javier Mascherano, Lucas Leiva, hingga Steven Gerrard.
Selain itu, Benitez juga menjelaskan, kegagalan Barry datang ke Liverpool adalah karena mereka yang sangat membutuhkan Alonso pada periode awal musim tersebut. Saat itu, ketika bursa transfer masih dibuka, Liverpool tengah bertarung pada babak kualifikasi Liga Champions Eropa. Alonso sebetulnya menolak untuk bermain agar bisa membela Arsenal pada fase grup nanti. Namun, Benitez pun ingin Liverpool meraih target yang sama sehingga terpaksa memainkannya.
Pada akhirnya, Alonso dan Barry sama-sama bertahan bersama klubnya masing-masing. Mereka baru pindah setahun kemudian. Alonso pulang ke Spanyol untuk membela Real Madrid. Sementara, Barry hengkang ke Manchester City dan berhasil meraih satu trofi Premier League dan Piala FA.
3. Gareth Barry kembali bermain setelah pensiun tetapi di level tarkam
Usai pensiun dari lapangan hijau, nama Gareth Barry sangat jarang terdengar di media. Ia tidak melanjutkan karier sebagai pelatih atau pandit layaknya yang dilakukan banyak mantan pemain. Ia pun tidak aktif di media sosial.
Dari hasil pencarian, terdapat sebuah akun Instagram yang tidak terverifikasi dengan nama @garethbarryofficial. Namun, unggahan terakhirnya tertanggal 22 September 2018. Begitu pun di X.
Di antara sederet akun X dengan nama Gareth Barry, terdapat satu kemungkinan besar milik Barry. Pasalnya, akun tersebut mengidentifikasi dirinya sebagai seorang gelandang Manchester City dan Timnas Inggris di bagian bio. Sayangnya, selain tidak terverifikasi seperti di Instagram, akun X tersebut juga tidak membuat cuitan sama sekali.
Situasi tersebut mengindikasikan pilihan Barry yang ingin jauh dari sorotan. Namun, pada 22 Juli 2024, ia sempat mencuri perhatian. Sosok yang terkenal dengan nomor punggung 18 ini mengejutkan publik karena memutuskan untuk kembali bermain. Menariknya, Barry melakukannya dengan cara yang unik.
Ia resmi bergabung dengan Hurstpierpoint FC. Klub tersebut bertarung di Mid Sussex Football League. Ini adalah sebuah kompetisi tarkam amatir yang berada di kasta kesebelas dalam piramida sepak bola Inggris. BBC melaporkan, Barry melakukannya karena pelatih mereka adalah Michael Standing, agennya saat masih berkarier secara profesional.
Meski begitu, menurut Birmingham Live, Barry baru mencatatkan debutnya bersama Hurstpierpoint FC pada 9 Februari 2025 silam, 2 pekan sebelum berulang tahun yang ke-44. Ia membantu mereka mengalahkan Eastbourne Rangers dengan skor 2-1. Sebagai catatan, terakhir kali Barry bermain secara profesional adalah pada 3 Maret 2020 ketika kalah dari Newcastle United di Piala FA dengan skor 2-3.
Namun, kiprah Barry bersama Hurstpierpoint FC memang bukanlah profesi yang dijalani secara serius. Sejak awal, klub yang terbentuk pada 1886 itu mengungkapkan, legenda Premier League tersebut memang tidak akan bermain setiap pekan. Kesediaannya untuk bergabung bersama mereka adalah karena hubungan dekatnya dengan Standing serta statusnya sebagai sosok terpandang di wilayah tersebut.
Kisah ini pun menambah cerita baru dalam perjalanan sepak bola Gareth Barry. Sebagai catatan, selain sukses di level klub, ia juga cukup bersinar bersama Timnas Inggris. Barry mengoleksi 53 caps, 3 gol, dan 6 assist. Ia merupakan bagian dari skuad The Three Lions yang beraksi di Euro 2000 dan Piala Dunia 2010.