Hasil 4 Adu Penalti Liverpool di Kompetisi Eropa sebelum UCL 2024/2025

- Liverpool gagal meraih treble winners pada 2024/2025 setelah tersingkir dari Liga Champions Eropa oleh PSG lewat adu penalti.
- Pada 1983/1984, Liverpool menjadi juara Piala Eropa lewat adu penalti dengan mengalahkan AS Roma di Stadio Olimpico, Roma.
- Liverpool berhasil menjadi juara Liga Champions pada 2004/2005 usai menang lewat adu penalti atas AC Milan di Ataturk Olimpiyat Stadyumu, Istanbul, Turki.
Liverpool dipastikan tidak bisa meraih treble winners pada 2024/2025. Trofi Liga Champions Eropa (UCL) menjadi yang pertama lepas dari tangan mereka. The Reds disingkirkan oleh Paris Saint-Germain (PSG) pada babak 16 besar lewat adu penalti, Rabu (12/3/2025) dini hari WIB.
Bertanding di Anfield, Liverpool, Inggris, untuk melakoni leg kedua, tim asuhan Arne Slot dibobol oleh Ousmane Dembele pada menit 12. Keunggulan 1-0 dari leg pertama pun hilang. Setelah bertarung sengit selama 120 menit, pemenang akhirnya harus ditentukan lewat babak adu penalti.
Bencana mulai datang bagi Liverpool ketika Darwin Nunez yang maju sebagai eksekutor kedua gagal mencetak gol. Kesialan penyerang asal Uruguay tersebut juga menimpa algojo mereka selanjutnya, Curtis Jones. PSG pun memastikan kemenangan dengan skor 4-1 usai Desire Doue melakukan eksekusi dengan sempurna.
Secara keseluruhan, sebelum pertandingan ini, ada empat adu penalti yang pernah dilakoni oleh Liverpool di kompetisi Eropa. Seperti apa hasilnya? Berikut ulasan lengkapnya.
1. Liverpool menjuarai Piala Eropa 1983/1984 dengan mengalahkan AS Roma lewat adu penalti
Pada 1983/1984, saat Liga Champions masih bernama Piala Eropa, Liverpool menjadi juara lewat adu penalti. Mereka mengalahkan AS Roma di Stadio Olimpico, Roma, pada 31 Mei 1984. Pada waktu normal, kedua tim bermain imbang 1-1. Gol Phil Neal pada menit 14 yang membuat Liverpool unggul disamakan oleh sundulan Roberto Pruzzo pada menit 44.
Saat adu penalti, Liverpool sebetulnya memulainya dengan buruk. Steve Nicol yang maju sebagai penendang pertama gagal mencetak gol. Beruntung bagi tim asuhan Joe Fagan itu, skor kembali imbang setelah Bruno Conti sebagai penendang kedua AS Roma juga gagal.
Peluang Liverpool untuk menjadi juara hadir ketika Francesco Graziani yang maju sebagai eksekutor keempat AS Roma gagal mencetak gol. Hasilnya, kemenangan pun akhirnya dipastikan lewat eksekusi sempurna dari Alan Kennedy. Ini merupakan kali keempat Liverpool meraih Si Kuping Besar. Sebelumnya, mereka menjadi juara pada 1976/1977, 1977/1978, dan 1980/1981.
2. Liverpool juga menjuarai UCL 2004/2025 dengan mengalahkan AC Milan lewat adu penalti
Setelah 1983/1984, Liverpool melewati puasa gelar juara Liga Champions selama 21 tahun. Mereka akhirnya mengakhiri penantian panjang tersebut dengan skenario yang sama. The Reds menjadi juara UCL 2004/2005 usai menang lewat adu penalti atas tim Italia.
Di Ataturk Olimpiyat Stadyumu, Istanbul, Turki, pada 26 Mei 2005, mereka menaklukkan AC Milan dengan ajaib. Tim besutan Rafael Benitez itu tertinggal 0-3 pada babak pertama oleh gol dari Paolo Maldini (1') dan Hernan Crespon (39' & 44'). Namun, dalam kurun waktu 15 menit pertama babak kedua, mereka bisa menyamakan kedudukan lewat Steven Gerrard (54'), Vladimir Smicer (56'), dan Xabi Alonso (60').
Skor 3-3 bertahan hingga pertandingan selesai. Pada adu penalti, Liverpool langsung unggul setelah Serginho sebagai penendang pertama AC Milan gagal mencetak gol. Mereka makin berada di atas angin usai Andrea Pirlo juga tidak mampu menyarangkan bola di gawang.
Pesta Liverpool sempat tertunda ketika John Arne Riise sebagai penendang ketiga mereka gagal mencetak gol. Namun, Liverpool akhirnya memastikan gelar juara setelah tendangan Andriy Shevchenko dibaca dengan sempurna oleh Jerzy Dudek. Liverpool pun memenangi adu penalti dengan skor 3-2.
3. Liverpool kalah dari Besiktas pada babak 32 besar Liga Europa 2014/2015
Pada 2014/2015, Liverpool hanya bisa berakhir di peringkat ketiga pada babak grup Liga Champions. Hasilnya, mereka pun terdegradasi ke Liga Europa. The Reds dipertemukan dengan Besiktas pada babak 32 besar kompetisi kasta kedua antarklub di Benua Biru itu.
Pada leg pertama (19 Februari 2015), Liverpool yang bermain di Anfield berhasil mengalahkan tim asal Turki tersebut dengan skor 1-0. Mario Balotelli membawa mereka memimpin lewat gol penaltinya pada menit 85. Namun, Besiktas juga membalas dengan hasil yang sama pada leg kedua. Mereka mencetak gol melalui Tolgay Arslan pada menit 72 dari sebuah situasi permainan terbuka.
Setelah kedua tim sama-sama tidak bisa mencetak gol pada babak tambahan, pertandingan pun dilanjutkan dengan adu penalti. Langkah Liverpool resmi terhenti setelah Dejan Lovren yang maju sebagai penendang terakhir gagal mencetak gol. Besiktas pun merebut tiket babak 16 besar dengan kemenangan 5-4 pada adu penalti.
4. Liverpool menjuarai Piala Super UEFA 2019 dengan mengalahkan Chelsea lewat adu penalti
Liverpool berhasil menjadi juara Liga Champions pada 2018/2019. Saat itu, mereka menaklukkan Tottenham Hotspur dengan skor 2-0. Hasil ini membuat mereka berhak untuk bermain di Piala Super Eropa 2019.
Pada pertandingan tersebut, The Reds bertemu tim Inggris lainnya, Chelsea. The Blues mendapat tiket untuk bermain di Piala Super Eropa usai menjadi juara Liga Europa 2018/2019 dengan mengalahkan Arsenal. Liverpool dan Chelsea pun bertarung di Besiktas Stadium, Istanbul, Turki, pada 15 Agustus 2019.
Mereka bermain imbang 2-2 pada waktu normal. Chelsea unggul lebih dahulu melalui Olivier Giroud pada menit 36. Namun, Liverpool bisa membalikkan keadaan lewat brace Sadio Mane pada menit 48 dan 95. Pada menit 101, Jorginho membuat skor kembali imbang usai mencetak gol dari titik putih.
Pertandingan pun dilanjutkan dengan adu penalti. Liverpool keluar sebagai juara setelah Tammy Abraham yang bertanggung jawab sebagai penendang kelima Chelsea gagal mencetak gol. Tendangannya ke arah tengah bisa dimentahkan oleh Adrian menggunakan kakinya.
Sebelum 2024/2025, Liverpool memiliki rekor yang sempurna saat menjalani adu penalti di Liga Champions. Mereka bahkan berhasil menjadi juara karena melakoninya pada partai final. Sementara, secara keseluruhan, pertandingan melawan PSG merupakan kali kelima mereka melakukan adu penalti di kompetisi Eropa. Satu-satunya kekalahan yang mereka rasakan adalah ketika kalah dari Besiktas di Liga Europa 2014/2015.