Kala Sepak Pojok Jadi Momok Buat Arsenal

Jakarta, IDN Times - Arsenal dituntut untuk berbenah setelah keok dari Fulham dengan skor 1-2 di Craven Cottage, dalam lanjutan Premier League 2023/24, Minggu (31/12/2023). Untuk kesekian kalinya, The Gunners kebobolan lewat skema sepak pojok.
Arsenal keok meski unggul lebih dulu lewat gol cepat Bukayo Saka saat duel baru berusia lima menit. Fulham pada akhirnya berhasil comeback lewat aksi Raul Jimenez (29') dan Bobby de Cordova-Reid (59').
Jimenez membobol gawang David Raya lewat permainan terbuka, usai menyambar umpan silang terukur dari Tom Cairney. Sedangkan, De Cordova-Reid mencetak gol usai memanfaatkan kemelut di depan gawang Arsenal lewat skema sepak pojok.
1. Pertahanan Arsenal rapuh
Gol De Cordova-Reid menjadi bukti jika lini pertahanan tim besutan Mikel Arteta untuk berbenah, khususnya mengantisipasi sepak pojok lawan. Sebab, gol kedua Fulham lahir dari kepanikan di sektor pertahanan Arsenal.
Gabriel Magalhaes salah melakukan sapuan, hingga akhirnya dimanfaatkan De Cordova-Reid yang berdiri bebas di depan gawang. Opta mencatat, situasi sepak pojok sudah membuat gawang Arsenal bobol empat kali dalam enam laga terakhir.
Rapor merah ini bak kemunduran bagi William Saliba dan kawan-kawan. Sebab, pada 14 laga awal musim ini, Arsenal hanya kebobolan sekali dari sepak pojok.
2. Arsenal harus evaluasi

Arteta sadar dengan kelemahan dan kemunduran yang dialami anak-anak asuhnya. Manajer asal Spanyol itu meminta Arsenal berbenah, andai ingin menjadi juara Premier Leagua.
"Kami kebobolan dua kali yang persis saat melawan West Ham. Jika Anda selalu melakukan kesalahan itu, akan sangat sulit untuk menang di kompetisi ini," ujar Arteta dilansir laman resmi klub.
3. Arsenal memang main jelek

Arteta menerima kekalahan dari Fulham dan enggan mencari alasan lain. Anak-anak asuhnya, diakui Arteta, main buruk dan tidak pantas menang.
"Kami bermain buruk karena tidak cukup baik dalam penguasan bola. Kami juga kehilangan begitu banyak bola dan tidak memiliki ritme, tujuan, ancaman, dan pertahanan yang kuat. Kami tidak bisa mengontrol permainan," ujar Arteta.