Kenapa Format Baru UCL Lebih Menguntungkan bagi Klub Partisipan?

Liga Champions Eropa (UCL) telah memasuki fase gugur pada 2024/2025. Berbagai kejutan terjadi sepanjang fase liga dan playoff babak gugur. Hal tersebut tidak lepas dari format baru UCL yang menggunakan sistem liga dan playoff untuk klub yang finis di peringkat 9--24.
Awalnya, format baru UCL ini mendapat kritik dari berbagai pihak karena sistem yang membingungkan dan terlalu banyak pertandingan. Para pemain merasa kelelahan akibat jadwal padat. Akan tetapi, tidak sedikit keuntungan yang didapat dari format baru UCL 2024/2025. Keuntungan tersebut tidak hanya dari segi finansial, tetapi juga keseruan kompetisi dan performa klub-klub partisipan.
Apa saja keuntungan dari format baru UCL? Berikut analisisnya.
1. Munculnya berbagai klub kejutan membuat UCL lebih kompetitif
Musim perdana Liga Champions dengan format baru telah memunculkan berbagai klub yang tampil mengejutkan. Misalnya, Aston Villa, yang sudah lama tidak tampil di kasta tertinggi kompetisi antarklub Eropa, berhasil lolos ke 16 besar secara langsung dengan menempati peringkat kedelapan. Dalam perjalanannya, The Villans mengalahkan klub besar, Bayern Muenchen, dengan skor 1-0.
Selain itu, Lille yang tidak diperhitungkan sama sekali melaju ke 16 besar secara otomatis usai finis di posisi ketujuh. Lille bahkan mampu menang atas dua klub besar asal Madrid, Real Madrid 1-0 dan Atletico Madrid 3-1. Sebaliknya, klub-klub papan atas seperti Manchester City, Real Madrid, Paris Saint-Germain (PSG), dan Bayern Muenchen harus berjuang untuk sekadar lolos ke playoff babak gugur. Padahal, mereka seharusnya bisa melaju ke babak gugur secara otomatis jika melihat materi pemain yang penuh bintang.
Kejutan terus berlanjut pada playoff fase gugur. Klub-klub top Serie A Italia, seperti AC Milan, Juventus, dan Atalanta, secara mengejutkan tersingkir. Mereka tidak mampu mengatasi perlawanan klub-klub medioker, macam PSV Eindhoven, Feyenoord Rotterdam, dan Club Brugge. Dengan banyaknya kejutan, format baru UCL terasa lebih kompetitif.
2. Kesempatan lebih terbuka untuk klub-klub kecil
Format baru Liga Champions memberikan kesempatan kepada klub-klub kecil untuk merasakan pengalaman bermain di kasta tertinggi kompetisi antarklub Eropa. Klub-klub seperti Bologna, Girona, Stade Brestois, Slovan Bratislava, Sturm Graz, dan Sparta Praha, hadir meramaikan UCL pada 2024/2025. Sebagian dari klub tersebut merupakan debutan, sementara lainnya sudah lama tidak lolos UCL.
Mereka tentu mendapat banyak keuntungan dengan tampil di UCL. Dari segi finansial, klub-klub kecil tersebut menerima pemasukan tambahan. Keberadaan mereka juga membuat klub-klub dari liga top Eropa lainnya bisa memantau para pemain berbakat yang bisa dibeli pada bursa transfer. Klub-klub kecil berkesempatan menghadapi klub-klub papan atas dan memberikan kejutan. Misalnya, Brest yang mampu lolos ke playoff 16 besar meskipun akhirnya kalah dari sesama wakil Prancis, Paris Saint-Germain (PSG).
3. Pendapatan klub dari segi finansial meningkat pesat
Salah satu dampak paling besar dari format baru Liga Champions adalah peningkatan pendapatan finansial klub. Dilansir Give Me Sport, tiap klub yang lolos ke fase liga UCL akan mendapatkan 15,7 juta pound sterling atau Rp327 miliar. Pemenang per pertandingan akan menerima 1,8 juta pound sterling atau Rp37,5 miliar. Sementara, hasil seri mendapatkan 590 ribu pound sterling atau Rp12 miliar.
Bagi klub yang finis di peringkat pertama sampai kedelapan menerima prize money sebesar 1,7 juta pound sterling atau Rp35,475 miliar. Sedangkan, klub yang menempati posisi ke-9 sampai ke-16 fase liga mendapatkan 1 juta pound sterling atau Rp20 miliar. Tiap klub yang berlaga di 16 besar menerima 9,3 juta pound sterling atau Rp194 miliar. Pemasukan ini baru dari segi prize money kompetisi UCL, belum termasuk dari hak siar, tiket pertandingan, pernak-pernik, dan sponsor.
Pemuncak klasemen fase liga UCL 2024/2025, Liverpool, secara keseluruhan mengalami peningkatan pendapatan sebesar 82,1 juta pound sterling Rp1,7 triliun. Sementara itu, dilansir Yahoo Sports, PSV Eindhoven menerima total 60 juta pound sterling atau Rp1,2 triliun setelah finis di peringkat ke-17 fase liga dan lolos ke 16 besar. Peningkatan pendapatan ini tentu berdampak positif kepada ekonomi klub. Terlebih lagi, harga-harga pemain dan gajinya makin mahal, sehingga bermain di UCL menjadi solusi bagi klub-klub untuk bersaing. Klub-klub yang mengalami krisis finansial seperti Barcelona juga mendapat suntikan dana lebih besar dengan tampil apik di UCL.
Ketiga keuntungan di atas sudah dirasakan klub-klub yang berpartisipasi di Liga Champions. Kompetisi menjadi lebih kompetitif dan pendapatan dari segi finansial meroket. Meski begitu, klub-klub partisipan perlu memperhatikan sistem rotasi dan memanfaatkan sistem akademi untuk memperdalam skuad. Sebab, kelelahan dan risiko cedera pemain meningkat dengan padatnya jadwal pertandingan akibat format baru UCL.