Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kiprah AC Milan di Serie A dalam 5 Musim Terakhir per 2025

ilustrasi pertandingan sepak bola (unsplash.com/Zach Rowlandson)
ilustrasi pertandingan sepak bola (unsplash.com/Zach Rowlandson)

AC Milan kesulitan bersaing di Serie A Italia 2024/2025. Performa inkonsisten yang ditunjukkan Kyle Walker dan kolega membuat klub berjuluk Rossoneri tersebut kesulitan menembus papan atas. Dari total 34 laga per 30 April 2025, mereka berada di peringkat kesembilan.

Dengan empat laga tersisa, Sérgio Conceição selaku juru taktik dituntut untuk menemukan cara demi membawa AC Milan tampil maksimal dan beranjak dari papan tengah. Pasalnya, jika tidak, Rossoneri terancam mencatatkan prestasi yang lebih buruk dari musim-musim berikutnya. Meski inkonsisten, klub dengan koleksi 19 scudetto tersebut selalu finis di papan atas selama 5 musim terakhir.

1. AC Milan tak mampu menembus lima besar Serie A 2019/2020

AC Milan tampil mengecewakan di Serie A 2019/2020. Stefano Pioli yang ditunjuk sebagai juru taktik sejak Oktober 2019 gagal membawa anak asuhnya menembus peringkat lima besar. Dengan perolehan 66 poin, Hakan Çalhanoğlu dan kolega mengakhiri musim dengan berada di peringkat keenam. Mereka berjarak 19 poin dari Juventus sebagai pemuncak klasemen. 

Penampilan buruk pada awal musim menjadi catatan negatif bagi AC Milan pada musim tersebut. Rentetan hasil kurang memuaskan menjadi salah satu alasan mengapa manajemen memecat Marco Giampaolo pada 8 Oktober 2024 dan menggantikannya dengan Pioli. Dari 6 laga pertama pada awal musim Serie A 2019/2020, AC Milan hanya meraih 3 kemenangan dan 4 sisanya berakhir dengan kekalahan.

2. AC Milan tampil lebih baik dan finis sebagai runner-up di Serie A 2020/2021

Setelah musim debut yang tak memuaskan, Stefano Pioli membawa AC Milan tampil jauh lebih baik di Serie A 2020/2021. Dengan tambahan beberapa amunisi baru, Rossoneri finis di peringkat kedua dengan torehan 79 poin, berjarak 12 poin dari Inter Milan sebagai juara. AC Milan bahkan sempat memuncaki klasemen dari pekan ke-4 hingga pekan ke-21.

Kekalahan beruntun pada pekan ke-22 dan ke-23 membuat AC Milan harus kehilangan statusnya sebagai pemuncak klasemen. Kekalahan telak 0-3 dari Lazio pada pekan ke-33 bahkan sempat membuat mereka terlempar dari peringkat tiga besar. Untungnya, Pioli mampu membangkitkan mental anak asuhnya pada penghujung musim.

3. AC Milan menyudahi puasa gelar dengan menjuarai Serie A 2021/2022

Proses yang telah dijalani AC Milan bersama Stefano Pioli akhirnya berbuah manis di Serie A 2021/2022. Skuad yang dipimpin oleh Mike Maignan akhirnya meraih scudetto dan mengakhiri puasa gelar yang berlangsung sejak 2010/2011. Rossoneri mengoleksi 86 poin dari hasil 26 menang, 8 imbang, dan 4 kalah, hanya berjarak 2 poin dari Inter Milan sebagai runner-up.

Jika dilihat dari produktivitas gol, lini serang Rossoneri di ajang tersebut bukan yang terbaik. Mereka hanya menjadi tim tersubur keempat dengan 69 gol. Namun, lini pertahanan menunjukkan statistik yang baik. Bersama Napoli, Rossoneri menjadi tim yang paling sedikit kebobolan dengan 31 gol. 

4. Berstatus sebagai juara bertahan, AC Milan terlempar dari tiga besar di Serie A 2022/2023

Berstatus sebagai juara bertahan, AC Milan justru tampil melempem di Serie A 2022/2023. Masih diarsiteki oleh Stefano Pioli, mereka terlempar dari tiga besar dan mengakhiri musim di peringkat keempat. Fikayo Tomori dan kolega hanya mampu mengumpulkan 70 poin dari hasil 20 menang, 10 imbang, dan 8 kalah. 

Penurunan performa pada pertengahan musim menjadi catatan negatif bagi Rossoneri pada musim tersebut. Mereka tak mampu meraih kemenangan dalam lima laga beruntun pada pekan 17—21. Lazio bahkan sempat membantai AC Milan dengan skor telak 4-0 pada pekan 19.

5. AC Milan kembali meramaikan perebutan gelar juara dan finis sebagai runner-up pada 2023/2024

AC Milan kembali dalam perebutan gelar juara di Serie A 2023/2024. Theo Hernández dan kolega menunjukkan konsistensi sepanjang musim hingga meramaikan persaingan ketat di papan atas. Sayangnya, Rossoneri harus puas mengakhiri musim sebagai runner-up dengan koleksi 75 poin, berjarak 19 poin dari Inter Milan sebagai peraih scudetto.

Meski finis di peringkat kedua, AC Milan memiliki beberapa catatan negatif pada musim tersebut. Pertahanan yang begitu rapuh menjadi hal yang paling mencolok dengan total kebobolan sebanyak 49 gol. Mereka bahkan kebobolan lebih banyak gol dibanding Genoa yang finis di peringkat ke-11 sebagai tim promosi. 

Setelah selalu finis di papan atas selama 5 musim terakhir, AC Milan terancam gagal melanjutkan tren positif tersebut pada 2024/2025. Empat laga terakhir Rossoneri pada penghujung musim juga tak akan mudah. Sebab, 2 dari 4 klub tersebut ialah AS Roma dan Bologna.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Firdaus Ala I
EditorFirdaus Ala I
Follow Us