Kudus Jadi Target Inkubasi Sepak Bola Putri

Jakarta, IDN Times - Geliat ekosistem sepak bola putri level usai dini di Kudus, Jawa Tengah terus menunjukkan hal positif. Jadi sasaran inkubasi pengembangan bal-balan srikandi, animonya terus membesar.
Hal itu terlihat di salah satu turnamen bertajuk MilkLife Soccer Challenge - Kudus 2025 yang berlangsung pekan lalu.
Milklife Soccer Challenge kali ini diikuti 1.547 siswi di tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD). Total ada 142 tim, yang terdiri dari 100 tim bertanding di KU-12 dan 42 tim di KU-10. Tak hanya datang dari Kudus, para peserta berasal dari berbagai daerah sekitar seperti Demak, Rembang, Pati, dan Jepara.
Wakil Ketua Pelaksana MilkLife Soccer Challenge Welly Arisanto mengungkapkan, animo peserta ajang ini sangat menarik.Menurutnya, terjadi peningkatan. Hal ini juga didukung dengan proses regenerasi pemain dan keseriusan sekolah mengembangkan olahraga sepak bola putri.
“Tahun 2024 ada tiga kali penyelenggaraan, dan saat ini membuat pengalaman para peserta untuk bertanding makin bertambah, teknik bermain juga meningkat jauh. Jadi kami berharap potensi pesepakbola putri di Kudus semakin berkembang dan semakin banyak, terutama dengan bertambahnya jumlah sekolah yang berpartisipasi,” kata Welly dalam rilis resminya.
Di edisi kali ini, SD Muhammadiyah Birrul Walidain keluar sebagai kampiun di KU-10 dan SDUT SDUT Bumi Kartini Jepara jadi juara di KU-12.
1. Lakukan beberapa inovasi

Bakti Olahraga Djarum Foundation selaku penyelenggara, melakukan beberapa inovasi dan penyesuaian untuk mendongkrak sepak bola putri di level paling dasar agar ajang ini terus berjalan baik.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengatakan, berkaca dari penyelenggaraan tahun sebelumnya, maka ke depan ajang ini akan disesuaikan dengan mengikuti kalender akademik. Hal ini dilakukan agar turnamen bisa berjalan seiring dan tidak mengganggu proses pembelajaran akademik siswi di sekolah.
“Sesuai komitmen yang kami janjikan di tahun 2023, MilkLife Soccer Challenge ini akan terus digelar berjenjang dan berkelanjutan. Tahun ini, MilkLife Soccer Challenge akan dimulai pada Juni 2025 hingga Juli 2026 sesuai dengan kalender akademik. Dalam proses penyesuaian tersebut, maka diselenggarakan masa transisi. Supaya tidak ada benturan dengan jadwal akademik dan menjaga ekosistem turnamen terus bergulir,” kata Yoppy.
2. Buat festival sepak bola untuk usia di bawah 8 tahun

Selain itu, untuk memastikan proses regenerasi pesepakbola putri terus bermunculan dari kelompok usia yang lebih dini, maka diselenggarakan pula Festival SenengSoccer, bersamaan dengan ajang ini.
Berbeda dengan format turnamen di KU 10 dan KU 12, Festival ini dikhususkan untuk siswi usia 6-8 tahun (KU 8), dengan tujuan menumbuhkan rasa gembira dan menyukai permainan sepak bola.
“Melalui Festival SenengSoccer kami berharap para putri usia 8 tahun ke bawah bisa merasakan dulu asyiknya bermain bola. Tidak perlu ada pertandingan, yang penting mereka tahu bermain sepak bola itu menyenangkan, dan minatnya tumbuh,” ujar Yoppy.
“Dengan melihat tim KU 12 bertanding sepak bola di lapangan yang sama, juga akan memotivasi adik-adik untuk bisa menjadi pemain sepak bola mewakili sekolah,” lanjutnya.
3. Stimulus untuk kembangkan sepak bola putri

Sementara, Head Coach MilkLife Soccer Challenge Timo Scheunemann mengatakan Festival ini merupakan tahap awal pengenalan sepak bola, berupa latihan fisik dan teknik dasar yang dikemas secara menyenangkan.
Para peserta secara individual diajak bermain bola dengan cara melewati tiga macam rintangan yang mencakup latihan lari, ketangkasan, melompat, melempar dan menggiring bola. Peserta dinilai berdasarkan catatan waktu tercepat dalam menyelesaikan semua permainan.
“Festival SenengSoccer merupakan stimulus agar para putri KU 8 mengenal sepak bola. Rintangan yang dibuat sebenarnya latihan koordinasi dari teknik, kecepatan, dan endurance yang terpadu. Ini merupakan kebiasan-kebiasaan baik dalam melatih sepak bola putri dari level paling dasar. Hal terpenting adalah mengenalkan sepak bola, bagaimana cara bermainnya sehingga adik-adik ini bisa bersenang-senang,” ucap Timo.