Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Magisnya Liga Champions di Mata Schweinsteiger: Bak Punya Jiwa

Keseruan UEFA Champions League Trophy Tour dalam Timmy Ngumpul bersama Bastian Schweinsteiger dan Luis Nani berkunjung di IDN HQ (IDN Times/Herka Yanis)
Intinya sih...
  • Bastian Schweinsteiger memiliki pengalaman bermain di Liga Champions sejak 2002 hingga 2015
  • Menurutnya, kompetisi ini memiliki atmosfer yang luar biasa dan merupakan momen emosional dalam karier sepak bola
  • Schweinsteiger merasa terkoneksi dengan suporter di Indonesia dan mengapresiasi dukungan mereka

Jakarta, IDN Times - Liga Champions adalah salah satu kompetisi sepak bola akbar di dunia. Laiknya Piala Dunia, kompetisi ini mempertemukan para pemain bintang dalam satu lapangan. Bastian Schweinsteiger jadi salah satunya.

Berseragam Bayern Munich sejak 2002 sampai 2015, sudah banyak laga yang dilalui Schweinsteiger di Liga Champions. Ada yang berakhir duka, seperti kekalahan di final 2010 dan 2012, saat timnya kalah dari Inter Milan dan Chelsea.

Namun, ada juga laga yang berakhir bahagia, seperti kemenangan di final 2013. Schweinsteiger sudah paham betul bagaimana atmosfer dari Liga Champions ini.

IDN Times berkesempatan mewawancarai khusus Schweinsteiger dalam acara Locker Room by IDN Times, berbarengan dengan tur trofi Liga Champions ke IDN HQ bersama Heineken pada Selasa (15/4/2025). Berikut penjelasan Schweinsteiger mengenai pengalamannya di Liga Champions. 

Halo Bastian, kamu sudah di sini selama tiga hari, bagaimana Indonesia?

CEO IDN, Winston Utomo mengantar kepulangan Bastian Schweinsteiger dan Luis Nani, Selasa (15/4/2025). (IDN Times/Herka Yanis).

Yeah, luar biasa. Ini sebenarnya pertama kali benar-benar merasakan suasana Indonesia, terutama Jakarta. Jadi, saya sangat senang mendapatkan kesempatan dengan Heineken, mendekatkan trofi kepada suporter, semua orang, kebanggaan.

Dan, saya sangat menikmati untuk terkoneksi dengan suporter. Karena sepanjang karier, terkadang tak selalu memungkinkan memiliki koneksi dengan suporter di seluruh dunia. Kini, dengan tur trofi, menjadi mungkin dan itu mengapa kami senang bisa berada di sini. Yah, ini luar biasa. Kesempatan yang baik mengenal negara ini, kulturnya.

Saya memiliki kesempatan, terlepas dari banyaknya fans kemarin, luar biasa. Jadi, fantastis bisa terkoneksi dengan mereka, karena kami tahu mereka tak selalu bisa mendapatkan kesempatan ini.

Mereka jauh dari pusat sepak bola di Eropa. Jadi, kami tahu mereka yang hidup di sana, punya peluang lebih besar untuk bertemu pemain, melihat piala, dan berpartisipasi di beberapa permainan dan menonton lebih rutin.

Dan, sekarang kami di sini, memahami harus bekerja ekstra, memberikan lebih banyak waktu untuk fans agar lebih dekat, memberikan tanda tangan, berfoto bersama kami.

Atmfosfernya gila, bukan?

Keseruan UEFA Champions League Trophy Tour dalam Timmy Ngumpul bersama Bastian Schweinsteiger dan Luis Nani berkunjung di IDN HQ (IDN Times/Herka Yanis)

Ya, betul, tapi saya seperti, "Wow! Banyak sekali fans!". Saya tahu di Indonesia, kalian suka sepak bola. Kalian bangun tengah malam, meninggalkan kantor, tempat tinggalmu, dan menonton sepak bola bersama. Itu sesuatu yang sangat spesial.

Dan, akhirnya bisa ke sini dan melihatnya, sangat berarti. Dan, ya kami belajar sejumlah kata dari bahasa Indonesia juga.

Suporter, mereka jauh dari Liga Champions di Eropa. Tapi, kami tetap bisa merasakan energi dari dukungan mereka. Itu luar biasa dan kami sangat mengapresiasinya.

Bastian, kamu sudah bermain di banyak pertandingan Liga Champions. Jadi, bisakah kamu menggambarkan perasaan ketika main bersama klub dan mengangkat trofi itu?

Keseruan UEFA Champions League Trophy Tour dalam Timmy Ngumpul bersama Bastian Schweinsteiger dan Luis Nani berkunjung di IDN HQ (IDN Times/Herka Yanis)

Saya juara Piala Dunia (2014 di Brasil bersama Timnas Jerman), yang mana tak buruk. Tapi, memenangkan trofi (Liga Champions) bersama klub masa kecil, sangat berarti buat saya.

Saya dulu anak kecil dan suporter setia Bayern Muenchen. Ketika memulai karier, masih 18 tahun, mimpinya satu hari nanti mengangkat trofi ke udara, dan, itu terjadi. Perasaan yang spesial.

Format Liga Champions sangat unik, punya jiwa. Kompetisinya memiliki jiwanya tersendiri. Pertandingan di malam hari, melawan tim terbaik Eropa. Kamu harus merasakannya di lapangan. Sesuatu yang luar biasa.

Kami sering berhadapan satu sama lainnya. Terjadi duel ketat dan laga seru. Tapi, tetap saling hormat.

Dia (mengarahkan pandangan ke Luis Nani) hebat?

Keseruan UEFA Champions League Trophy Tour dalam Timmy Ngumpul bersama Bastian Schweinsteiger dan Luis Nani berkunjung di IDN HQ (IDN Times/Herka Yanis)

Dia (Nani) tidak jelek. satu hari dia benar-benar menghancurkan kami. Ketika kami main di Old Trafford, kami tertinggal setelah 20 menit, 3-0. Kami menang dalam leg pertama (perempat final Liga Champions 2009/10) di Muenchen dengan skor 2-1.

Tapi, ketika datang ke Old Trafford dan semuanya dihancurkan sebuah "angin topan" yang menghantam kami. Dia mencetak gol dengan backheel fantastis. Itu luar biasa. (Skor akhir kalah 2-3, dan Bayern melaju ke semifinal karena menang gol tandang).

Bastian, kamu bermain di banyak duel epik di Liga Champions. Siapa lawan tertangguh bagi kalian? Tim atau pemain?

Bastian Schweinsteiger dan trofi Liga Champions berkunjung ke IDN HQ, Selasa (15/4/2025). (IDN Times/Herkayanis).

Tim lawan tertangguh, emmm. .. Ada periode ketika Barcelona, saat mereka bermain dengan (Pep Guardiola). Tapi ya, kami sempat menghancurkan mereka.

Tapi sebelumnya, mereka punya Neymar, (Luis) Suarez, dan (Lionel) Messi di depan. Ada juga Xavi, Andres Iniesta (di lini tengah), tak mudah untuk bertahan. Itu Barcelona

Tapi, buat saya, jika dibilang lawan tersulit ya, maksudnya, saya kalah di 2012 dari Chelsea, di Muenchen, kandang sendiri. Kurang lebih seperti itu. Jadi, itu sulit. Dalam konteks tim, saya bisa bilang Barcelona di periode tersebut sangat kuat. Bukan Liverpool.

Trofi (Liga Champions) ini bukan cuma soal prestasi. Ini melambangkan ambisi dan segalanya. Jadi, bagaimana kalian melihat trofi ini ketika masih menjadi pesepak bola aktif dan sekarang?

Bastian Schweinsteiger (kiri) dan Luis Nani (kanan) berkunjung ke IDN HQ, Selasa (15/4/2025). (IDN Times/Herkayanis).

Bagi saya, ini trofi yang indah, itu pertama. Jika kamu melihatnya, maksud saya... ada banyak trofi di dunia, mungkin mereka tak cantik. Dan mewakili banyak hal, tahu kan?

Bahkan di masa lalu, ketika memenangkan trofinya, terlihat sama. Tapi, apa yang saya suka dari format Liga Champions, mengumpulkan semua klub besar bersama di satu tempat.

Kompetisi macam ini, juga dengan format baru, di fase paling awal, bisa melihat rivalitas besar saat bertarung satu sama lain, di mana kedua tim berambisi memenangkan trofi. Jadi, sekarang, dengan perempat final, banyak laga ketat. Anda melihat satu laga di Muenchen, kemudian Milan, itu juga seru.

Jadi, apa momen paling kamu kenang ketika main di Liga Champions, sepanjang karier?

Bastian Schweinsteiger, Luis Nani dan CEO IDN Winston Utomo ke IDN HQ (IDN Times/Umi Kalsum)

Tentu, ketika memenangkan trofinya (Liga Champions pada 2013). Kamu menggenggamnya di tangan. Seperti sebuah magis, benar kan? Bersama Muenchen, kami mengejar trofi itu selama beberapa tahun.

Kami kalah di dua final Liga Champions sebelumnya, 2010 dan 2012. Setelahnya, kami tak cuma melewati trofi dengan bersalaman demi mendapatkan medali. Anda menyentuhnya, itu hal yang spesial dan jadi momen paling emosional sepanjang karier saya sebagai pesepak bola.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
Satria Permana
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us