Membedah Taktik Efisien Will Still di Stade de Reims

Nama Will Still terdongkrak saat Stade de Reims dikabarkan harus membayar denda karena menggunakan jasa pelatih tanpa lisensi pro UEFA. Namun, mengandalkan sensasi tak akan mempertahankan relevansinya sebagai pelatih. Still masih dibicarakan sampai sekarang karena kemahirannya yang melampaui ekspektasi untuk seorang pelatih dengan usia tak jauh beda dari para pemainnya.
Semenjak berada di bawah kendali Still, Stade de Reims tampil progresif. Dari yang biasanya menghuni papan bawah dan zona relegasi, mereka naik ke peringkat sebelas klasemen akhir Ligue 1 Prancis 2022/2023. Sampai minggu ke-12 musim 2023/2024, Reims berhasil bertahan di posisi lima besar. Will Still dipercaya jadi sosok prominen dalam kebangkitan Reims.
Apa taktik yang ia pakai? Menarik membedah taktik efisien Will Still di Stade de Reims.
1. Mengandalkan serangan balik ketimbang kepemilikan bola

Stade de Reims bukan tim yang lihai mempertahankan kepemilikan bola, terutama saat mereka harus bertemu tim-tim yang lebih kuat. Namun, kelemahan itu bukan masalah, dengan strategis Will Still mendorong skuadnya untuk melakukan serangan balik yang cepat dan efisien. Strategi quick transition ala Reims terlihat dari kecenderungan mereka melakukan operan panjang yang relatif akurat, ketimbang mengalirkan bola-bola pendek.
Menurut Opta Analyst, passes per sequence (kuantitas operan dalam satu upaya serangan) Reims termasuk salah satu terendah di Ligue 1, tetapi akurasi operan panjang mereka cukup tinggi. Hanya setingkat di bawah Brest yang jumlah operan panjang suksesnya saat ini tertinggi di liga utama Prancis sejauh ini. Musim lalu, Folarin Bolagun dan Hugo Ekitiké jadi kunci taktik ini. Namun, setelah kepergian mereka ke AS Monaco dan Paris Saint-Germain musim panas 2023 lalu, Reims tak kesulitan menemukan pemain lain yang bisa melakukan hal serupa, seperti Junya Ito, Mohamed Daramy, Keito Nakamura, dan Marshall Munetsi.
2. Diimbangi high-press yang mumpuni

Hasil perhitungan Opta Analyst menunjukkan bahwa Stade de Reims memiliki passes allowed per defensive action (PPDA) terendah di Ligue 1 saat ini. Angka PPDA dihasilkan dari jumlah operan yang bisa dilakukan tim yang sedang menyerang dibagi dengan jumlah aksi defensif (intersep, duel, atau tekel) tim yang sedang bertahan. Makin kecil angkanya, makin agresif pula taktik bertahan sebuah tim.
Strategi high-press ala Will Still terbukti mampu mencekik lawan-lawan Reims. Klub asal Prancis Utara itu menjadi salah satu tim dengan akumulasi recovery bola tertinggi di Ligue 1 2023/2024 sejauh ini berdasar amatan Opta Analyst. Butuh stamina tinggi dari para pemain, idealnya Will Still akan mengandalkan deretan pemain muda dalam skuadnya. Namun, Reims ternyata terbantu pula oleh pemain-pemain kunci berusia matang, seperti Junya Ito (sayap), Teddy Teuma (gelandang), dan Thomas Foket (bek).
3. Diisi pemain dengan tingkat keberagaman tinggi

Aspek menarik lain dari Stade de Reims di bawah Will Still adalah tingkat keberagaman skuadnya yang di atas rata-rata, bahkan termasuk tertinggi di seluruh Ligue 1 Prancis. Pada bursa transfer musim panas 2023, Reims tak ragu mendatangkan pemain asal negara-negara Afrika, Asia, dan Skandinavia yang beberapa tahun belakangan mengalami peningkatan kualitas signifikan. Mereka antara lain Keito Nakamura (Jepang), Mohamed Daramy (Denmark), Teddy Teuma (Malta), Oumar Diakité (Pantai Gading), dan Joseph Okumu (Kenya).
Ini mengulang pola yang sama musim lalu saat mereka mengorbitkan beberapa pemain dari region yang kurang diminati klub lain, seperti Jens Cajuste (Swedia), Folarin Bolagun (Amerika Serikat), dan Wout Faes (Belgia). Keberanian mengambil risiko dan kreativitas tim scout mereka patut diacungi jempol. Reims tak hanya jadi tim yang menghibur dengan gaya bermain fast dan direct mereka, tetapi juga memberi platform strategis untuk pemain-pemain muda asal region yang jarang dilirik.
Berharap Stade de Reims bakal menyingkirkan dominasi Paris Saint-Germain, RC Lens, LOSC, dan AS Monaco dalam bursa juara Ligue 1 mungkin tak realistis. Namun, memprediksi mereka bakal berakhir di posisi 5 atau 10 besar sepertinya bukan hal mustahil. Silakan ikuti kiprah mereka hingga pengujung musim ini.