Mengapa Dean Huijsen Bakal Menjadi Incaran Klub-klub Eropa?

- Dean Huijsen, bek muda asal Belanda, mencuri perhatian klub-klub besar Eropa setelah tampil gemilang bersama Timnas Spanyol.
- Huijsen memiliki postur 197 cm dan kemampuan bertahan yang impresif di Premier League dengan rata-rata 2,2 intersep per 90 menit.
- Performa luar biasa Huijsen membuat banyak klub papan atas Eropa berebut mendapatkan jasanya, dengan klausul rilis senilai 50 juta pound sterling.
Tak banyak yang menduga jika Dean Huijsen akan menjadi perbincangan hangat pada bursa transfer musim panas 2025 mendatang. Bek tengah kelahiran Belanda ini hanya membuat satu penampilan untuk Juventus sebelum dijual ke AFC Bournemouth. Namun, dalam waktu kurang dari setahun, namanya kini masuk radar klub-klub besar Eropa.
Kiprah pemain berusia 20 tahun ini semakin mencuri perhatian setelah tampil gemilang bersama Timnas Spanyol. Dalam waktu singkat, ia menjelma dari pemain pelapis di klub papan tengah menjadi starter di turnamen sekelas UEFA Nations League. Peningkatan yang begitu cepat ini mencerminkan kualitas yang dimilikinya sekaligus menggarisbawahi betapa besar minat klub-klub elit terhadap dirinya.
1. Sempat alami masa sulit, Dean Huijsen tak sia-siakan kesempatan tampil di AFC Bournemouth
Dean Huijsen memulai kariernya di akademi Malaga setelah direkrut Juventus pada usia 16 tahun. Meskipun digadang-gadang sebagai prospek cerah di Turin, ia hanya tampil sekali untuk tim utama Juventus sebelum dipinjamkan ke AS Roma pada paruh kedua musim 2023/2024. Di Roma, Huijsen juga tidak menunjukkan perkembangan signifikan dengan hanya mengoleksi 13 penampilan dan gagal mencatatkan kontribusi berarti.
Pada Juli 2024, AFC Bournemouth datang dengan tawaran 12,8 juta pound sterling (Rp287,1 miliar) yang disepakati Juventus, angka yang kini tampak seperti investasi cerdas. Meski demikian, awal karier Huijsen di English Premier League (EPL) tidak berjalan mulus. Ia kesulitan menembus tim utama dan hanya tampil sporadis, bahkan sempat dicadangkan selama beberapa pekan.
Kesempatan besar datang saat bek utama Bournemouth, Marcos Senesi, mengalami cedera hamstring serius. Manajer Andoni Iraola menurunkannya sebagai starter melawan Tottenham Hotspur pada Desember 2024 dan Huijsen langsung mencetak gol kemenangan hingga dinobatkan sebagai Player of the Match. Puncaknya terjadi saat ia menerima panggilan dari timnas Spanyol menggantikan Inigo Martinez yang cedera, dan tampil luar biasa pada dua laga Nations League kontra Belanda, negara kelahirannya, dengan satu assist penting untuk gol Lamine Yamal.
2. Dean Huijsen punya statistik bagus dalam bertahan dan distribusi bola
Dean Huijsen memiliki postur 197 cm, tetapi tetap gesit dan tak mudah didominasi oleh striker lawan. Meskipun memiliki tubuh kurus, ia tak gentar dalam duel fisik dengan memenangi duel udara sebesar 59,3 persen di Premier League. Angka ini setara dengan Gabriel Magalhaes dari Arsenal dan mengungguli Marc Guehi dari Crystal Palace.
Hal ini didukung dengan statistik Opta Analyst, di mana Huijsen menunjukkan kemampuan bertahan yang impresif di Premier League. Ia mencatat rata-rata 2,2 intersep per 90 menit, tertinggi kedua di antara bek dengan menit bermain di atas 1.500 serta melakukan 6,7 sapuan per 90 menit, hanya kalah dari Jarrad Branthwaite dari Everton. Selain itu, ia membukukan 1,3 blok tembakan dan 3,3 sundulan defensif per 90 menit, menjadikannya salah satu bek yang sangat aktif di area pertahanan.
Kemampuan teknisnya pun tak kalah menonjol. Ia memiliki tingkat akurasi umpan sebesar 84,3 persen di Premier League, tertinggi di antara semua pemain Bournemouth yang tampil lebih dari dua kali. Ia juga berada di peringkat ketiga dalam operan progresif per 90 menit (4,0) di antara bek tengah liga. Ini menunjukkan kontribusinya dalam membangun serangan dari lini belakang.
Penampilannya di UEFA Nations League pun turut mencuri perhatian. Dalam laga kontra Belanda, Huijsen mencatat 90 persen akurasi umpan dari total 90 operan, tertinggi di pertandingan tersebut dan menjadi kreator dari gol penting Lamine Yamal lewat umpan terobosan sempurna. Statistik tersebut menegaskan, ia mampu tampil dominan bahkan di level internasional.
3. Dean Huijsen dipagari dengan klausul rilis senilai 50 juta pound sterling
Performa luar biasa Dean Huijsen di Premier League dan Timnas Spanyol membuat banyak klub papan atas Eropa berebut mendapatkan jasanya. Dilansir The Athletic, ia memiliki klausul rilis senilai 50 juta pound sterling atau setara lebih dari Rp1,1 triliun yang siap diaktifkan oleh klub mana pun yang serius mengamankannya. Nilai tersebut dinilai masuk akal di tengah pasar bek muda yang berkualitas tinggi dan berpengalaman di liga top Eropa.
Deretan klub besar yang dikaitkan dengan Huijsen mencakup Real Madrid, Bayern Munich, FC Barcelona, Liverpool, Chelsea, Arsenal, Newcastle United, dan Tottenham Hotspur. Masing-masing klub memiliki alasan spesifik mengapa mereka tertarik. Arsenal, misalnya, tengah mencari pelapis atau suksesor untuk Gabriel Magalhaes dan Wiliam Saliba. Semenara Chelsea melihatnya sebagai mitra ideal bagi Levi Colwill karena cedera yang membekap Wesley Fofana.
Di sisi lain, Liverpool tengah merencanakan regenerasi untuk menggantikan Virgil van Dijk dan mempertimbangkan Huijsen sebagai calon pengganti jangka panjang. Newcastle dan Spurs, yang tengah membangun tim muda, menilai Huijsen sebagai proyek jangka panjang dengan potensi menjadi fondasi pertahanan. Bahkan, media menyebut jika salah satu dari klub-klub ini tidak bergerak cepat, mereka bisa kehilangan kesempatan merekrut salah satu bek muda terbaik Eropa saat ini.
Masa depan Dean Huijsen tampaknya akan segera berubah dalam waktu dekat. Di usia yang masih sangat muda dan performa yang terus meningkat, ia tak diragukan lagi menjadi komoditas panas pada bursa transfer mendatang.