Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Obituari Pele: Mimpi Bocah Miskin hingga Jadi Legenda Dunia

goal.com

Jakarta, IDN Times - Legenda sepak bola dunia, Pele, meninggal dunia pada Jumat (30/12/2022). Dia mengembuskan napas terakhirnya di usia 82 tahun usai berjuang melawan penyakit kanker usus.

Penyakit yang diderita Pele, mulai terdiagnosa sejak 2021 lalu. Dia pun melakukan perawatan hingga melakukan operasi pembedahan di usus besar kanannya. Sejak saat itu dia bolak-balik ke rumah sakit untuk melakukan kempoterapi.

Legenda Brasil yang memiliki nama Edson Arantes do Nascimento tersebut, dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Albert Einstein, Sao Paolo, Brasil. 

Meninggalnya Pele terjadi tak lama setelah Piala Dunia 2022 rampung. Ajang itu merupakan turnamen yang melambungkan nama Pele hingga bisa menjadi legenda paling berpengaruh di dunia sepak bola.

1. Pele hidup kesulitan di Sao Paulo

Pele (si.com)

Pele lahir di Tres Coracoes, Brasil pada 23 Oktober 1940. Dia mulai mengenal sepak bola lantaran ayahnya yang merupakan pemain Fluminense, Dodinho, atau Dona Celeste Arentes, sering membawanya bermain, termasuk di lapangan sepak bola.

Dilansir laman resmi FIFA, Pele saat belia sempat dipanggil dengan nama Dico. Kemudian, dia mendapat panggilan dari Pele dari teman-temannya, mengacu penjaga gawang Vasco da Gama.

Hidup Pele sejak kecil sudah keras. Berada di lingkungan miskin, dia harus berusaha banting tulang mencari uang tambahan. Dia tak gengsi harus jadi pelayan di kedai teh untuk bisa menmabung hidup.

Namun, hal itu tak menyurutkan Pele untuk terus mengasah hobinya bermain bola. Walau tak punya sepatu, dia tak kehilangan cara menjalani hobinya. Dia bahkan sempat mengikat koran bekas sebagai pegganti sepatu saat bermain sepak bola.

2. Pele tak pernah mengecewakan bermain di Piala Dunia

Pele (skysports.com)

Nama Pele mulai dikenal saat masih berusia 17 tahun, tepatnya ketika menjalani debut bersama Timnas Brasil di Swiss pada 1954. Tampil menawan dalam debutnya, dia kemudian menjelma jadi sosok kunci keberhasil tim Samba bisa meraih gelar juara Piala Dunia. 

Remaja yang menggunakan nomor punggung 10 ini mencetak enam gol pada edisi itu, termasuk dua gol dalam kemenangan 5-2 timnya atas Swedia di final.

Namanya semakin berkibar usai sukses bersama Brasil meraih gelar. Dia memasuki puncak karier saat masih berusia 21 tahun. Dia sempat bermain di Piala Dunia 1962 Cile, tetapi cedera otot paha memaksanya menepi lebih cepat dari turnamen tersebut.

Pele kemudian mencetak gol di Piala Dunia 1966 saat berlangsung Inggris. Namun demikian, ajang ini terasa pahit, karena langkah Brasil berakhir sebelum waktunya usai kalah dari Portugal dan mengakibatkan tersingkirnya babak penyisihan grup. Banyak pengkritiknya, termasuk di kampung halamannya, mengira karir Pele telah berakhir, tetapi dia akan mendapatkan penebusannya pada penampilan Piala Dunia terakhirnya empat tahun kemudian.

3. Pele sempat dinyatakan menurun performanya

Pele, legenda sepak bola yang telah meraih 3 trofi Piala Dunia. (twitter.com/Pele)

Pele kemudian memimpin tim bersejarah di Piala Dunia Meksiko 1970, tim yang oleh banyak ahli dianggap sebagai XI Brasil terhebat sepanjang masa. Dia bisa mencetak empat gol di turnamen tersebut, termasuk satu saat final melawan Italia di Estadio Azteca. Brasil dan Pele mengklaim mahkota Piala Dunia ketiga mereka.

Memenangkan tujuh pertandingan berturut-turut dengan jogo bonito mereka yang terkenal, pemain yang dikenal sebagai The King juga berhasil mengakhiri karir internasionalnya dengan 12 gol Piala Dunia.

Sebelum dan sesudah Pele. Orang Brasil menghabiskan beberapa dekade berikutnya untuk memperdebatkan siapa pemain terbaik usai Pele. Pendapat terbagi ke beberapa nama, seperti Garrincha, Rivellino, Zico, Romario, Ronaldo, Ronaldinho atau Neymar. Namun, nama Pele tak tersingkirkan.

4. Pele akan tetap abadi dan jadi raja sepak bola selamanya

Pele. (mirror.co.uk)

Tidak seperti banyak pemain di generasinya, Pele tidak pernah pindah ke klub besar Eropa, melainkan menghabiskan sebagian besar karirnya di Santos. Sang penyerang bermain di seluruh dunia bersama Alvinegro dan merupakan bagian dari tim terhebat mereka, memenangkan Copa Libertadores dan Piala Intercontinental berturut-turut pada tahun 1962 dan 1963.

Ikon sepak bola dunia itu kemudian pindah ke AS, menjadi salah satu kekuatan pendorong awal di balik popularitas olahraga yang semakin meningkat di negara tersebut. Pele bermain untuk New York Cosmos antara 1975 dan 1977, menarik banyak penonton ke stadion Amerika. 

Dia juga terkenal dalam budaya pop pada saat itu, muncul dalam film, karya seni, dan bahkan video game.

Sudah lama tak bermain Bola, Pele masih ambil bagian di turnamen Piala Dunia. Dia bekerja sebagai komentator dan menjabat sebagai duta tidak resmi di AS 1994, di mana dia melihat Brasil mengangkat trofi untuk keempat kalinya.

Kini, Pele telah pergi. Namanya tetap abadi. Dia akan selau dikenal dengan jersey kuning terkenal Brasil dan Piala Dunia FIFA. Pele juga akan menjadi 'Raja' sepak bola untuk selama-lamanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us