Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Paris Saint-Germain, Perantauan Pertama Mikel Arteta

ilustrasi bendera Paris Saint-Germain (unsplash.com/moahadsaqib)
ilustrasi bendera Paris Saint-Germain (unsplash.com/moahadsaqib)

Mikel Arteta akan melakoni salah satu pertandingan terbesar dalam karier kepelatihannya pada Rabu (30/4/2025) dini hari WIB. Juru taktik asal Spanyol ini bakal memimpin Arsenal untuk berlaga pada semifinal Liga Champions Eropa (UCL) 2024/2025. Menariknya, lawan yang dihadapi adalah klub yang punya tempat istimewa di hatinya, Paris Saint-Germain (PSG).

Raksasa dari Prancis itu memang menjadi tim yang spesial bagi Arteta karena merupakan klub yang memberinya kesempatan pertama di dunia sepak bola. Tanpa Les Rouge-et-Bleu, pria yang lahir pada 26 Maret 1982 itu mungkin tidak akan sampai di titik saat ini. PSG ikut membentuk Arteta meski hanya menjalani kebersamaan yang singkat selama 18 bulan dengan skema pinjaman.

1. Mikel Arteta memilih Paris Saint-Germain karena tidak mendapat kesempatan di Barcelona

Mikel Arteta sudah terjun ke dunia sepak bola mulai usia 9 tahun. Ia menimba ilmu si kulit bundar di akademi Antiguoko, sebuah klub yang berada di kota kelahirannya, Donostia-San Sebastian. Saat menginjak usia 15 tahun pada 1997, Arteta membuat keputusan besar demi merealisasikan mimpinya. Ia rela meninggalkan keluarganya usai menerima tawaran dari salah satu tim terbaik di Spanyol, Barcelona.

Talenta mewah Arteta pun makin terasah di tim muda Blaugrana. Sayangnya, ia tidak kunjung mendapatkan kesempatan tampil di skuad utama meski sudah reguler berlatih bersama mereka. Pasalnya, Barca dihuni banyak pemain bintang di posisinya di lini tengah.

Pada awal 2000/2001 ketika resmi promosi ke tim senior, Arteta harus bersaing dengan Pep Guardiola, Luis Enrique, Phillip Cocu, Emmanuel Petit, hingga Jari Litmanen. Belum lagi, ia juga masih harus bertarung dengan sesama pemain akademi yang tidak kalah hebatnya. Dua di antaranya adalah Xavi Hernandez dan Andres Iniesta yang pada akhirnya terbukti menjadi legenda klub.

Akibat situasi ini, Arteta pun mengambil langkah berani. Pada bursa transfer Januari 2001, sosok yang saat itu berusia 18 tahun tersebut memilih untuk pindah ke Prancis. Arteta tidak keberatan untuk bergabung dengan Paris Saint-Germain meski mereka hanya merekrutnya sebagai pemain pinjaman.

2. Mikel Arteta menjadi pemain kunci Paris Saint-Germain meski masih begitu muda

Ketertarikan Paris Saint-Germain kepada Mikel Arteta tidak terlepas karena pengaruh sang pelatih, Luis Fernandez. Sebelumnya, pria yang lahir pada 2 Oktober 1959 itu bekerja untuk Athletic Club (1996--2000). Saat masih menukangi klub yang juga berasal dari wilayah Basque tersebut, Fernandez memang sudah mengagumi Arteta. Ia bahkan berusaha untuk merekrutnya pada 1997. Namun, Arteta memilih Barcelona.

Keyakinan Fernandez kepada Arteta bisa dilihar dari susunan tim yang dimainkan. Dengan menggunakan nomor punggung 4, sosok setinggi 1,77 meter tersebut langsung merebut satu tempat di lini tengah. Padahal, ia merupakan pemain termuda. Selain itu, PSG juga dihuni nama-nama yang tidak kalah besarnya, seperti Nicolas Anelka, Mauricio Pochettino, dan Jay-Jay Okocha. Tercatat, pada paruh kedua 2000/20001, Arteta bermain 11 kali untuk PSG dan mencetak 1 gol serta 1 assist.

Berkat performa apik tersebut, PSG pun memperpanjang masa peminjaman Arteta pada awal 2001/2002. Ia tetap menjadi salah satu gelandang utama meski perannya sedikit berubah. Fernandez menginstruksikan Arteta untuk bermain lebih bertahan. Sebabnya, mereka memiliki playmaker baru bernama Ronaldinho. Menurut pengakuan Arteta, ia bahkan menjadi teman sekamar dari pemain asal Brasil yang saat itu baru berusia 21 tahun.

Permainan Arteta pun makin dewasa pada musim penuh pertamanya bersama PSG. Sepanjang 2001/2002, ia tampil 42 kali di seluruh kompetisi dan mencetak 4 gol serta 4 assist. Arteta membantu Les Parisiens menjadi juara Piala Intertoto. Namun, kebersamaan Arteta dengan PSG selesai setelah musim usai. Ia memilih untuk pindah ke Skotlandia untuk bergabung dengan Rangers FC.

3. Paris Saint-Germain gagal merekrut Mikel Arteta secara permanen

Kisah Mikel Arteta dan Paris Saint-Germain sebetulnya selesai sebelum 2001/2002 usai. Ketika masih tercatat sebagai pemain mereka, Rangers sudah mengumumkan berhasil mendapatkan gelandang jempolan tersebut usai menyerahkan uang sebesar 6 juta poundsterling kepada Barcelona (Rp137 miliar). PSG pun geram kepada Rangers maupun Barcelona. Pasalnya, mereka mengaku memiliki hak ekslusif untuk menjadi tim pertama yang merekrut Arteta sebelum 20 Mei 2002. 

Namun, pada akhirnya, Arteta tetap berlabuh di Ibrox Stadium ketika 2002/2003 dimulai. Uniknya, ketertarikan klub asal Skotlandia tersebut kepada Arteta tidak terlepas akibat pertemuan keduanya di Piala UEFA musim sebelumnya. Kala itu, Rangers menyingkirkan PSG pada babak 32 besar lewat adu penalti. Permainan Arteta sepanjang dua leg yang berakhir dengan skor 0-0 sangat memikat hati mereka.

Pertandingan tandang tersebut juga menjadi salah satu faktor di balik keputusan Arteta memilih Rangers. Sebelum membuat keputusan, Arteta mengakui dirinya mendapat banyak tawaran dari sejumlah klub, termasuk PSG. Namun, atmosfer Ibrox Stadium serta proyek yang dibeberkan manajemen Rangers membulatkan tekadnya untuk menyebrang ke Glasgow. Meski begitu, Arteta tetap menghormati PSG sampai detik ini.

Pada fase liga Liga Champions Eropa 2024/2025, Arsenal dan Paris Saint-Germain sebetulnya sudah sempat bertemu. Arteta berhasil membuat The Gunners mengakhiri laga yang berlangsung di Emirates Stadium pada 1 Oktober 2024 dengan kemenangan 2-0. Sebelum pertandingan, Arteta menyampaikan terima kasih kepada klub yang terbentuk pada 1970 itu.

Ia sangat bersyukur untuk kesempatan dan kepercayaan yang telah diberikan, khususnya kepada Luis Fernandez yang begitu meyakininya. Arteta bahkan menyebut, masa baktinya selama 18 bulan di PSG ikut membangun keinginan untuk menjadi seorang pelatih, profesi yang tengah dijalani. Baginya, pengalaman bersama PSG adalah sesuatu yang akan selalu ada di hati.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gifar Ramzani
EditorGifar Ramzani
Follow Us