RUPS PT LIB: 10 Klub Tak Lolos Lisensi, Kuota Pemain Asing Hanya 8

- PT LIB membahas regulasi musim depan, termasuk lisensi klub dan kuota pemain asing
- Perubahan susunan direksi dan komisaris PT LIB untuk musim depan, dengan adanya peraturan baru terkait pemain asing dan U-22
Jakarta, IDN Times - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) tuntas terlaksana di Hotel Fairmont, Rabu (26/6/2024). Dalam rapat itu, beberapa hal dibahas termasuk soal lisensi klub dan kuota pemain asing.
Salah satu agenda utama dari rapat ini adalah perubahan susunan direksi dan komisaris PT LIB untuk musim depan. Teddy Tjahjono masuk sebagai komisaris baru, sedangkan Sadikin Aksa turun jadi Direktur Keuangan.
Ada beberapa hal soal Liga 1 2024/25 yang juga dibahas dalam RUPS ini. Beberapa di antaranya adalah regulasi pemain asing dan soal lisensi klub karena masih ada yang belum memenuhinya.
1. Regulasi delapan pemain asing disepakati klub

Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, mengatakan, klub-klub sepakat bahwa musim depan, pemain asing akan ada delapan orang per klub. LIB juga sudah membentuk mekanismenya sendiri.
"Ada delapan pemain asing bebas, Asia atau non-Asia. Mereka masuk DSP (Daftar Susunan Pemain). Enam main, dua di bench. Itu semua bebas. Jadinya nanti di bench ada 23 pemain. Lalu, pemain asing itu nanti diganti pemain asing lagi," ujar Ferry.
Selain mengatur regulasi pemain asing, LIB juga mengatur regulasi soal pemain U-22. Nantinya, setiap klub wajib memiliki lima pemain U-22 di tim dan wajib memainkan salah satu di antaranya di susunan starting line-up.
"Musim lalu kan regulasinya U-23, sekarang jadi U-22. Keharusan U-22 untuk musim ini bagian dari PSSI mempersiapkan tim untuk SEA Games 2025. Karena di ajang itu, regulasi pemainnya maksimal kelahiran 2003," kata Ferry.
2. Ada 10 klub yang tidak lolos lisensi

Musim ini, Ferry menyebut ada 10 klub Liga 1 yang tidak lolos lisensi (Licensing Club). Ke-10 klub itu adalah PSM, Persita, PSS, Barito Putera, Arema FC, Dewa United, Persis, PSBS, Semen Padang, dan Malut United. LIB pun berjanji memberikan asistensi.
"Seperti apa asistensi dan remedialnya, karena masing-masing klub ini ada kekurangan yang berbeda, ada dari aspek finansial, sporting, legal, dan infrastruktur, tentunya asistensi dan remedialnya menyesuaikan semua aspek tadi," ujar Ferry.
3. LIB juga terapkan financial control untuk klub

Lebih lanjut, Ferry mengatakan, LIB juga menerapkan financial control untuk klub-klub Liga 1 musim depan. Mereka tidak boleh berbelanja pemain lebih dari Rp50 miliar untuk menghindari penggunaan uang berlebih.
"Kaitannya dengan regulasi lain adalah terkait dengan keharusan financial control atau batasan klub Liga 1 belanja pemain maksimal Rp50 miliar. Ini bukan salary cap, tapi batasan belanja," ujar dia.