Terpuruk di Zona Degradasi, Manajer PSIS Enggan Salahkan Pelatih

PSIS Semarang sedang dalam situasi yang sulit usai kembali menelan kekalahan 1-0 saat bertandang ke Stadion Marora, markas Perseru Serui, pada pekan kemarin. Dua laga beruntun tanpa berhasil memetik poin satu pun membuat tim promosi asal Liga 2 tersebut jatuh ke posisi terbawah klasemen sementara mengganti Arema FC.
Sejauh ini, tim kebanggaan publik ibu kota Jawa Tengah tersebut agak kesulitan meraih poin penuh. Mereka baru satu kali mengantongi kemenangan. Yakni saat menang telak 4-1 dari sesama tim promosi PSMS Medan pada pekan keempat.
Selebihnya adalah tiga kali kalah dan dua hasil imbang. Alhasil mereka terjun bebas ke peringkat buncit dengan koleksi hanya 5 poin dari enam pertandingan.
1. Manajer PSIS, Setyo Agung Nugroho, menganggap hasil buruk di dua partai terakhir adalah tanggung jawab semua orang

Melihat situasi ini, berhembus spekulasi bahwa sang pelatih kepala Vincenzo Alberto Annese akan segera dilengserkan. Sebuah isu yang bisa dibilang terlalu mengada-ada, apalagi sosok arsitek pemegang lisensi UEFA Pro itu baru enam kali mendampingi PSIS sebagai sang juru taktik.
Coach Vincenzo sendiri datang mengisi pos yang ditinggalkan Subangkit, pelatih sebelumnya, yang dipecat hanya seminggu sebelum liga bergulir.
Namun, Setyo Agung Nugroho selaku manajer PSIS mengaku tak memikirkan untuk memecat pelatih kelahiran Italia tersebut. Baginya, rentetan hasil buruk yang menimpa pada dua pertandingan terakhir adalah tanggung jawab semua orang di tubuh Laskar Mahesa Jenar, dan bukan cuma pelatih seorang.
2. "Laskar Mahesa Jenar" sendiri masih butuh pembenahan terutama pada konsentrasi pemain

"Kami tidak ingin saling tunjuk siapa yang salah atas kekalahan dalam dua laga terakhir. Semua bertanggung jawab atas hasil negatif selama ini dan fokus untuk bangkit menghadapi pertandingan selanjutnya," terang Setyo Agung pada hari Rabu (2/4/2018) kemarin seperti dikutip dari laman Liga-Indonesia.id.
Bagi sosok yang juga mantan Direktur Teknik PSIS tersebut, beberapa hal sangat perlu dibenahi jelang pekan ketujuh. Menurutnya, kurangnya konsentrasi menjadi salah satu titik dan masalah terbesar yang harus segera diatasi.
Hal itu bisa dibuktikan saat kalah dari Persija dan Perseru. Pola kekalahan pun identik, yaitu sama-sama kecolongan pada 30 menit akhir.
3. PSIS pun dituntut harus menang saat bersua Persela di pekan ketujuh jika ingin lolos dari zona merah

Sementara itu Haudi Abdillah, kapten tim PSIS, mengatakan kekalahan dua kali beruntun cukup mempengaruhi dirinya serta pemain-pemain yang lain.
"Sedikit menjadi beban dengan kekalahan itu. Namun kami berharap untuk semua pemain tetap menjaga motivasi. Karena masih banyak pertandingan yang harus dihadapi," ujar pemain yang berposisi sebagai bek tengah tersebut.
Tak ingin berlama-lama di dasar klasemen sekaligus dirundung rasa murung pasca serangkaian episode buruk, PSIS pun dituntut harus menang saat bersua Persela Lamongan di Stadion Mochammad Soebroto Magelang, pada hari Senin (7/5/2018) mendatang sebagai bentuk penebusan.