Xabi Alonso Murka Leverkusen Kena Comeback Atletico

- Pelatih Bayer Leverkusen, Xabi Alonso marah karena kekalahan timnya dari Atletico Madrid.
- Leverkusen unggul terlebih dahulu melalui Piero Hincapie, namun akhirnya kalah 1-3 setelah Julian Alvarez mencetak brace.
- Alonso menyesalkan kekalahan meski timnya unggul dalam segala aspek permainan, sementara Grimaldo mengakui kesalahan taktikal timnya.
Jakarta, IDN Times - Pelatih Bayer Leverkusen, Xabi Alonso murka karena anak-anak asuhnya digebuk Atletico Madrid pada matchday tujuh Liga Champions musim 2024/25, Rabu (22/1/2025) dini hari WIB. Alonso kecewa Leverkusen bermain buruk.
Leverkusen sebenarnya sudah diuntungkan sejak pertengahan babak pertama usai Atletico kehilangan Pablo Barrios yang diganjar kartu merah saat duel baru berusia 25 menit. Tapi, mereka malah kehilangan keseimbangan, meski sempat unggul.
1. Sempat unggul tetapi dapat petaka di babak kedua
Leverkusen sempat mencetak sebiji gol lewat aksi Piero Hincapie, menit 45+1. Namun, di paruh kedua, Leverkusen mendapat petaka dari Julian Alvarez.
Alvarez menyamakan kedudukan pada menit 52, usai memanfaatkan umpan panjang Antoine Griezmann. Alvarez mampu memenangkan duel dengan Jonathan Tah dan lolos dari kejaran Alejandro Grimaldo untuk menjebol gawang kawalan Matej Kovar.
Situasi itu membuat Leverkusen kehilangan arah, yang diperburuk oleh kartu kuning kedua Hincapie pada menit 76. Dalam situasi ini, Atletico bak mendapat momentum hingga Alvarez pada akhirnya mencetak brace pada menit 90, untuk menghukum Leverkusen.
2. Alonso kesal bukan main
Kekalahan ini pun membuat Alonso kesal. Mengingat, Leverkusen unggul dari segala aspek, mulai dari membuat peluang, hingga penguasaan bola, tetapi justru keok.
"Waktu skor imbang 1-1, kami sempat ragu dan kehilingan soliditas. Atletico berhasil menjadikan pertandingan ini seperti yang mereka inginkan, sementara kami tidak," kata Alonso selepas laga di laman resmi UEFA.
3. Salah pendekatan, Leverkusen dapat pelajaran berharga
Sementara, Grimaldo mengaku Leverkusen kalah dalam perjudian. Mereka memilih bermain terbuka, tetapi pendekatan ini justru menguntungkan tuan rumah.
"Kami tidak mampu mengendalikan permainan. Kami dipaksa mengikuti gaya permainan mereka. Di babak kedua, permainan menjadi lebih terbuka dan mereka mencetak gol kedua. Kami memberi mereka permainan dan harus belajar dari kesalahan-kesalahan ini," ujar Grimaldo.