5 Inovasi Teknologi yang Dianggap Gagal, Ada Apple dan Microsoft

- Teknologi inovatif seringkali gagal, seperti air umbrella yang tak mampu menahan hujan dan Laundroid yang lambat melipat pakaian.
- Apple pernah mengalami kegagalan dengan iPhone 4, sementara Microsoft rugi besar dengan tablet Surface RT yang nge-freeze.
- Yahoo melewatkan kesempatan membeli Google dua kali, membuktikan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses inovasi teknologi.
Kehadiran teknologi seharusnya dapat memudahkan hidup para penggunanya. Tapi, terkadang inovasi yang dibuat kadang kala mengalami malafungsi. Ini malah bisa merugikan penggunanya.
Contoh kejadian tidak mengenakan berikut pernah dialami oleh beberapa produsen teknologi akibat inovasi mereka. Adakah yang pernah kamu temui secara langsung?
1. Air Umbrella

Teknologi pertama adalah payung tanpa kain atau air umbrella. Dikenalkan pada 2014, payung ini diklaim bisa menggantikan payung konvensional berkat kekuatan udaranya. Sayangnya, lemahnya angin yang dikeluarkan bikin produk ini dianggap gagal karena tidak bisa menahan hujan. Baterai yang besar yang dipakai pada air umbrella ini juga dianggap jadi kurang praktis. Proyek pembuatan payung ini dihentikan sebelum peluncuran atau penjualan pertama kali di pasar. Alasannya, keamanan pada barang itu dianggap masih berpotensi membahayakan para penggunanya.
2. Laundroid

Dikenalkan pada 2015, Laundroid adalah robot pencuci, pengering, penyetrika, dan pelipat pakaian yang dibekali dengan teknologi canggih visual AI. Meski mendapat dukungan dana besar dan demo yang mengesankan di CES, kenyataannya robot ini sangat lambat dan tidak mampu melipat pakaian dengan baik. Para Penggunanya bahkan pernah mengklaim mesin ini tidak bisa melipat kaos berwarna hitam dengan baik karena membingungkan pemrosesan gambar. Harganya yang sangat mahal juga membuat orang berpikir kembali untuk membeli lantaran mempekerjakan ART lebih murah dan cepat. Perusahaan pembuat laundroid bangkrut tanpa mengirimkan satu unit pun setelah menghabiskan lebih dari 100 juta dolar AS.
3. iPhone 4

Siapa yang tidak kenal dengan raksasa teknologi satu ini. Cemerlangnya Apple saat ini menyisakan jejak pahit yang pernah dialami. Peluncuran iPhone 4 pada 2010 adalah salah satu momen paling canggung bagi Apple. Steve Jobs kala itu ingin memperkenalkan kepada seluruh orang yang hadir layar retina dan membandingkan kecepatan iPhone 4 dengan iPhone 3Gs. Alih-alih mendapat tepuk tangan, Steve jadi bingung sendiri karena konektivitas iPhone 3Gs justru lebih cepat dibanding iPhone 4.
4. Microsoft Surface

Nama yang sudah besar tak semulus dari peristiwa yang pernah dialami Microsoft. Pada 2012, perusahaan ini mencoba untuk menyaingi iPad dengan membuat tablet Surface. Steven Sinofsky atau saat itu adalah direksi Microsoft mempresentasikan kepada orang-orang yang hadir bahwasanya Surface dapat berselancar di browser dengan mulus. Namun nahas, Steven justru harus menahan rasa malu karena tablet-nya malah nge-freeze. Demo yang gagal dan sistem operasi yang tidak sepenuhnya kompatibel ini menyebabkan Surface RT menjadi salah satu kegagalan besar Microsoft dengan kerugian mencapai 900 juta dolar AS.
5. yahoo!

yahoo! pernah menjadi mesin pencari terbesar di dunia yang pernah ada sebelum akhinrya digeser oleh Google. Pada saat berjaya, yahoo! bisa dikatakan mengambil keputusan yang cukup buruk lantaran melewati dua kali kesempatan untuk membeli Google. Kesempatan pertama dilewatkan pada 1998, di mana penemu Google, Larry Page dan Sergey Brin, menawarkan startup mereka senilai 1 miliar dolar AS kepada yahoo!. Mereka menjual Google dengan alasan karena ingin fokus kuliah. Tapi, yahoo! menolaknya dengan beralasan bahwa harganya terlalu mahal.
Kesempatan kedua masih datang. Itu terjadi pada 2002. Namun, kali ini Google sebenarnya sudah mengambil alih yahoo!. Karena ingin mengejar ketertinggalan, yahoo! menawarkan 3 miliar dolar untuk membeli Google. Tapi, Google meminta 5 miliar dolar. YAHOO! pun mengatakan sekali lagi bahwa harga yang ditawarkan terlalu mahal sehingga mereka melewatkan kesempatan ini. Jika saja YAHOO! mengambil kesempatan untuk membeli Google pada saat itu, mungkin yahoo! akan mendapatkan keuntungan 400 kali lipat karena saat ini Google bernilai 2,1 triliun dolar AS.
Pengalaman ini adalah jadi bukti kalau teknologi yang pernah dibuat tidak selalu semulus ekspektasi. Bahkan, brand besar saat ini yang sudah terkenal pun juga tidak luput dari kegagalan. Namun, di balik semua itu, kegagalan tetaplah bagian dari proses inovasi. Tanpa kegagalan, mungkin dunia teknologi tidak akan terus berkembang dan belajar.