5 Kekurangan Terbesar Kirin, Chipset HUAWEI yang Sulit Bersaing

- Performa Kirin tertinggal dari Snapdragon dan MediaTek di kelas yang sama
- Kirin hanya mendukung jaringan 5G di Cina, tidak bisa digunakan secara global
- Kirin masih menggunakan teknologi kuno, pengembangannya terhambat akibat sanksi Amerika Serikat
HUAWEI merupakan salah satu perusahaan elektronik terbesar di dunia. Sama seperti perusahaan elektronik lain, HUAWEI juga membuat HP. Mengikuti jejak Samsung, Apple, dan Xiaomi, HUAWEI juga berani membuat chipset sendiri, yaitu chipset Kirin. Sayangnya, Kirin bukan termasuk chipset yang terkenal. Selain itu, Kirin juga merupakan chipset yang underperformed dan banyak dikeluhkan oleh banyak orang.
Sebab, performa Kirin masih tertinggal jika dibandingkan dengan chipset lain di kelas yang sama. Kemampuan dan fiturnya juga tak selengkap chipset lain. Gak cuma itu, bahkan Kirin masih menggunakan teknologi yang terkesan kuno. Lebih lanjut, apa kamu ingin mengetahui apa saja kekurangan Kirin? Jika iya, maka kamu harus menyimak pembahasan berikut!
1. Performanya tak sebaik chipset lain yang sekelas

Kirin merupakan chipset yang cukup ngebut. Tapi, kalau dibandingkan dengan kompetitornya seperti Snapdragon dan MediaTek maka Kirin tertinggal jauh. Contohnya, di kelas flagship ada Kirin 9020, Snapdragon 8 Elite, dan MediaTek Dimensity 9400. Soal skor AnTuTu v10, Kirin 9020 hanya mampu menorehkan skor sekitar 1.2 jutaan, Snapdragon di angka 2.7 jutaan, dan MediaTek mencapai 2.5 jutaan. Kemudian, clock speed Kirin hanya 2.5 GHz, Snapdragon mencapai 4.3 GHz, dan MediaTek sekitar 3.6 GHz. GPU Maleoon 920 di Kirin 9020 juga cukup lemah jika dibandingkan Adreno 830 dan Mali-G925 Immortalis MP12.
2. Tidak mendukung jaringan 5G secara luas

Sejak dulu, HUAWEI selalu berusaha membuat chipset Kirin yang mendukung jaringan 5G. Akhirnya, pada 2018 Kirin 990 menjadi chipset Kirin pertama yang mendukung jaringan 5G. Sayangnya, jaringan 5G tersebut hanya bisa digunakan di Cina. Jika HP HUAWEI dengan chipset Kirin dijual secara global maka jaringan 5G tersebut tidak bisa digunakan. Lebih lanjut, hal tersebut merupakan dampak dari sanksi yang diberikan Amerika Serikat terhadap HUAWEI. Jadi, saat ini semua HP HUAWEI di pasar global macam Huawei Pura 80 Ultra hanya mendukung konektivitas 2G, 3G, dan 4G.
3. Masih menggunakan teknologi kuno

Walau terus berusaha mengembangkan Kirin, HUAWEI terus terhambat akibat adanya pembatasan dan sanksi dari Amerika Serikat. Alhasil, Kirin selalu terjebak dengan teknologi kuno dan tidak bisa menggunakan teknologi baru yang lebih modern. Pertama, Kirin hanya bisa menggunakan fabrikasi 7 nm. Di sisi lain, chipset lain sudah menggunakan fabrikasi 5, 4, hingga 3 nm. Selain itu, beberapa chipset juga hanya mendukung RAM LPDDR4X di saat yang lain sudah menggunakan RAM LPDDR5X. Akhirnya, penggunaan teknologi-teknologi kuno tersebut berpengaruh terhadap kualitas dari chipset Kirin.
4. Pengembangannya sering terhambat

Sejak 2019, Amerika Serikat memberikan sanksi yang berat terhadap HUAWEI. Sanksi tersebut diberlakukan sebab Amerika Serikat menganggap kalau HUAWEI melanggar hukum, memata-matai Amerika Serikat, dan mengancam keamanan negara. Karena sanksi tersebut, HUAWEI tidak bisa bekerja sama dan berhubungan dengan perusahaan Amerika Serikat atau perusahaan yang terafilisasi dengan Amerika Serikat.
Alhasil, HUAWEI harus melakukan semua hal secara mandiri, entah itu membuat chipset atau mengembangkan teknologi semikonduktor. HUAWEI tak bisa bekerja sama dengan TSMC, Samsung, bahkan HUAWEI harus mengembangkan jaringan 5G-nya sendiri. Tentunya, hal tersebut sangat merepotkan dan membuat pengembangan chipset Kirin sangat terhambat selama beberapa tahun terakhir.
5. Tidak bisa merekam video 8K

HP lain yang menggunakan chipset Snapdragon dan MediaTek sudah mampu merekam video di resolusi 8K 30fps. Di sisi lain, HP yang menggunakan chipset Kirin hanya bisa merekam video di resolusi 4K 60fps. Kelihatannya, hal tersebut tak terlalu signifikan, namun sekarang perekaman 8K cukup berguna, khususnya bagi content creator. Nah, ketidakmampuan merekam video di resolusi 8K tersebut merupakan suatu kekurangan yang cukup fatal. Lebih lanjut, hal tersebut juga menunjukan kalau Kirin memiliki keterbatasan teknologi.
Sebenarnya, di Cina sana Kirin masih menjadi chipset yang disegani. Walau begitu, secara global Kirin masih kalah jauh dari berbagai kompetitornya. Alhasil, Kirin gak bisa bersaing secara global dan sekarang pamornya di pasar global juga merosot secara drastis. Tentunya, hal ini menjadi tekanan dan tantangan tersendiri bagi HUAWEI. Semoga saja, di masa depan HUAWEI bisa bangkit dan makin berjaya.