Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Brand Smartphone Jarang Menggunakan Stock Android?

smartphone dengan Stock Android (unsplash.com/@adrien)
smartphone dengan Stock Android (unsplash.com/@adrien)

Stock Android adalah versi Android murni tanpa kustomisasi dari produsen. Antarmuka ini memberikan pengalaman pengguna lebih sederhana dan lebih cepat karena tidak ada aplikasi tambahan atau tampilan yang dimodifikasi. Penggunaannya sering dianggap lebih stabil dan mendapat pembaruan lebih cepat langsung dari Google.

Sayangnya, saat ini brand smartphone jarang menggunakan Stock Android. Padahal, tidak sedikit pengguna yang menyukai HP dengan Stock Android karena lebih ringan. Lalu, kenapa, ya, bisa begitu? Pembahasan berikut ini mungkin bisa menjelaskan kenapa smartphone dengan Stock Android cenderung jarang tersedia di pasaran.

1. Diferensiasi produk dan fitur tambahan

OneUI Samsung (samsung.com)
OneUI Samsung (samsung.com)

Pada dasarnya, produsen smartphone ingin menonjolkan keunikan brand mereka di pasar yang sangat kompetitif. Mereka menambahkan lapisan antarmuka (UI) kustom seperti One UI (Samsung), HyperOS (Xiaomi), atau ColorOS (OPPO). Produsen dapat menawarkan fitur dan desain  berbeda dari pesaing. Ini membantu membangun identitas merek dengan menarik segmen pasar tertentu.

Di sisi lain, Stock Android dianggap terlalu sederhana oleh sebagian perusahaan smartphone. Produsen biasanya menambahkan fitur tambahan seperti mode gaming, pengaturan kamera lebih canggih, atau alat produktivitas untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Fitur-fitur tersebut biasanya tidak tersedia di Stock Android.

2. Integrasi layanan untuk mendapatkan monetisasi

HyperOS Xiaomi (mi.com)
HyperOS Xiaomi (mi.com)

Perusahaan seperti Samsung, Xiaomi, dan Infinix mengintegrasikan layanan dan produk mereka seperti cloud, asisten virtual, AI, atau perangkat IoT ke dalam sistem operasi. Usaha tersebut dapat membantu membangun ekosistem yang terhubung dengan mendorong loyalitas pengguna. Selain itu, produsen smartphone biasanya menggunakan antarmuka kustom, agar dapat memasang bloatware atau layanan berbayar yang menghasilkan pendapatan tambahan. Ini juga termasuk iklan yang ditampilkan di antarmuka pengguna seperti pada HyperOS milik Xiaomi. 

3. Antarmuka kustom dapat mengoptimasi perangkat keras

ilustrasi HP Samsung (unsplash.com/@cineshi9)
ilustrasi HP Samsung (unsplash.com/@cineshi9)

Produsen smartphone sering kali menyesuaikan sistem operasi dengan perangkat keras untuk meningkatkan kinerja, efisiensi baterai, atau kualitas kamera. Masalahnya, Stock Android tidak selalu cocok untuk perangkat keras tertentu. Dalam hal pengalaman pengguna, produsen juga memiliki kendali penuh atas UI buatan sendiri, termasuk pembaruan sistem, tampilan, dan fitur keamanan. Kendali penuh ini memungkinkan produsen untuk menyesuaikan pengalaman pengguna sesuai dengan preferensi dan selera pasar.

4. Stock Android memiliki kelebihan dan kekurangan

HP dengan Stock Android (unsplash.com/@abeso)
HP dengan Stock Android (unsplash.com/@abeso)

Segala sesuatu pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan, termasuk Stock Android. Kelebihan Stock Android terletak pada kesederhanaan dan performanya yang ringan. Karena tidak memiliki bloatware atau modifikasi berlebihan, sistem ini lebih cepat dan responsif dibandingkan UI khusus dari produsen. Selain itu, perangkat dengan Stock Android mendapatkan pembaruan keamanan dan versi terbaru lebih cepat, karena langsung dikelola oleh Google tanpa perlu menunggu kustomisasi dari OEM.

Adapun kekurangan Stock Android adalah minimnya fitur tambahan. Beberapa fungsi canggih seperti mode gaming, pengaturan baterai yang lebih fleksibel, atau fitur kamera berbasis AI sering tidak tersedia. Selain itu, karena kurangnya personalisasi, pengguna mungkin merasa pengalaman yang ditawarkan terlalu polos dan kurang menarik dibandingkan UI seperti OneUI atau HyperOS.

Stock Android memang dianggap lebih ringan, cepat, dan mudah diperbarui. Namun, kebanyakan brand smartphone jarang menggunakan Stock Android, melainkan memilih pakai versi Android kustom untuk menawarkan nilai tambah dalam memenuhi kebutuhan pasar yang beragam. Cukup sedikit brand yang menggunakan Stock Android. Beberapa brand yang menggunakan Stock Android antara lain adalah Google Pixel, HMD Global, dan Motorola. Nah, apakah kamu termasuk yang suka Stock Android atau justru sebaliknya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hilman Azis
EditorHilman Azis
Follow Us