Tepis Isu Hoax, Pemerintah Singapura Buat Teknologi Penyebar Pesan

Kepanikan akibat virus Corona membuat berbagai kabar tak jelas beredar ke mana-mana. Umumnya kabar-kabar tersebut disebarkan lewat aplikasi pesan, seperti WhatsApp, dan diteruskan kepada orang-orang terdekat. Penyebaran hoax macam ini susah ditangkal mengingat pelaku awal susah dilacak.
Menariknya, pemerintahan Singapura bisa mengatasi permasalahan tersebut. Sebelum pesan berantai palsu tersebar, mereka sudah terlebih dahulu memberikan informasi mengenai virus Corona sebanyak dua-tiga berita dan itu disebar via WhatsApp. Berikut ini detailnya.
1. Disebar lewat WhatsApp karena banyak kabar hoax beredar di aplikasi itu

Secara data penggunaan, WhatsApp adalah salah satu aplikasi pesan dengan pengguna paling banyak di dunia. Penggunanya tak terkecuali warga Singapura. Semenjak pemberitaan wabah virus Corona, beredar pula banyak berita palsu dan ketakutan lewat aplikasi tersebut. Maka dari situ dibuatlah teknologi yang sekiranya bisa memberikan pesan langsung dari pemerintah.
2. Memiliki kemampuan menerjemahkan

Perlu diketahui saja Singapura punya empat bahasa nasional: Mandarin, Inggris, Malay dan Tamil. Teknologi ini dipersenjatai dengan fitur kepintaran artifisial (AI), memungkinkan berita yang disebar langsung diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa tersebut.
Secara prosesnya, berita itu akan ditulis dahulu dalam bahasa Inggris, barulah diterjemahkan. Dalam penerjemahan itu, AI telah diprogram sedemikian rupa untuk memahami dan menyebutkan istilah pemerintahan dengan benar.
3. Masyarakat dipersilakan mendaftar terlebih dahulu

Dalam hal ini, pemerintah Singapura tidak memaksakan warganya untuk mengikuti program ini. Bagi yang ingin mendapatkan berita resmi, mereka akan mendapatkan form pendaftaran yang mana salah satu opsinya adalah pemilihan bahasa.
4. Masih terus dikembangkan untuk bisa mengirimkan pesan lebih cepat

Dituliskan govinsider.asia sejauh ini penyebaran berita resmi pemerintah Singapura tersebut masih cukup lambat. Membutuhkan waktu empat jam untuk menambah pelanggan baru dalam daftar dan satu detik untuk menyebarkan 10 pesan. Itu berarti untuk 500 ribu pelanggan, setidaknya butuh waktu 14 jam bagi orang terakhir untuk mendapatkan pesan.
Permasalahan sistem ini dipahami oleh pemerintahan Singapura sendiri dan terus dikembangkan. Kabar terakhirnya adalah tim pengembang sudah menambahkan jumlah pesan terusan menjadi 500 pesan dalam waktu satu detik. Dengan jumlah yang sama, pesan dapat tersebar ke semua orang dalam waktu 30 menit.
5. Ada pula fitur pelaporan dan FAQ

Tim pengembang mengatakan juga membangun dua fitur lagi untuk menjamin keefektifan teknologi ini. Yang pertama adalah fitur pelaporan. Pemerintah memberikan link via SMS pada waktu acak dan masyarakat bisa menekan link tersebut untuk menginformasikan lokasi mereka.
Yang kedua adalah chatbot atau mesin penjawab otomatis. Mesin penjawab ini akan memberikan informasi umum terkait kebijakan pemerintah menangani wabah virus Corona. Masyarakat akan mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang mereka berikan di fitur itu.
Kabarnya teknologi ini hanya dibangun dalam tiga hari dan diatur oleh tim kecil. Apakah menurutmu cara penanganan ini juga dibutuhkan di Indonesia? Ataukah masyarakat Indonesia perlu cara lain dalam menangkal penyebaran hoax? Coba jelaskan pandanganmu terkait hal ini.