Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Benar Winlator Bikin Era PC Gaming Berakhir?

ilustrasi Winlator di smartphone (winlator.com)
ilustrasi Winlator di smartphone (winlator.com)
Intinya sih...
  • Winlator adalah emulator Android untuk menjalankan aplikasi dan game Windows
  • Dikembangkan oleh Brunodev85 dengan dukungan komunitas open-source, tetapi memerlukan konfigurasi khusus dan spesifikasi tinggi di perangkat Android
  • Meskipun inovatif, Winlator tidak bersaing dengan PC gaming, lebih cocok bagi pengguna yang ingin bermain game PC secara mobile atau mengakses aplikasi Windows di Android

Baru-baru ini aplikasi Winlator bikin ramai jagat mobile gaming. Bagi yang belum tahu, Winlator adalah sebuah emulator yang memungkinkan perangkat Android menjalankan aplikasi dan game Windows.

Berkat teknologi seperti Wine, Box86, dan Box64, Winlator memberikan kemampuan untuk menjalankan berbagai program Windows. Ini berarti pengguna bisa memainkan game PC atau menggunakan software Windows di HP.

Sekilas, Winlator sangat menggiurkan karena pengguna bisa merasakan sensasi PC Windows dalam genggaman. Namun, apakah benar Winlator akan membuat era PC gaming berakhir? Jawabannya tentu saja tidak. Ada sejumlah alasan mengapa emulator Windows di Android tidak serta merta membuat PC kehilangan pasarnya. Yuk, cari tahu lebih jauh tentang Winlator lewat pembahasan berikut!

1. Winlator adalah aplikasi yang dikembangkan oleh Brunodev85

logo Winlator (winlator.com)
logo Winlator (winlator.com)

Winlator dikembangkan oleh developer dengan nick Brunodev85. Aplikasi ini dibuat oleh akun dengan username brunodev85 di platform GitHub. Proyek ini bergantung pada berbagai komponen open-source, termasuk Wine dan Box86/Box64 untuk memungkinkan aplikasi Windows berjalan di perangkat Android. Brunodev85 mendapatkan dukungan dari komunitas open-source, terutama kontribusi dari ptitSeb untuk Box86/Box64 dan tim pengembang Wine yang merupakan fondasi utama aplikasi ini. Hingga saat ini, Winlator terus diperbarui untuk meningkatkan kompatibilitas dan performa.

2. Winlator punya keterbatasan kinerja dan fitur

Winlator di smartphone (winlator.com)
Winlator di smartphone (winlator.com)

Meski Winlator bisa menjalankan beberapa game pada 30 FPS di perangkat Android flagship, itu memerlukan konfigurasi khusus dan pengaturan manual yang cukup kompleks. Sebagai contoh, pengguna harus mengubah berkas konfigurasi grafis dengan memilih driver tertentu agar game dapat berjalan lancar. Kemampuan perangkat Android saat ini juga masih jauh dari sempurna dalam menjalankan game AAA di Winlator. Diperlukan HP dengan spesifikasi tinggi untuk menjalankan aplikasi ini. Selain itu, HP flagship sekalipun belum bisa menjalankan game AAA modern di Winlator secara optimal. 

3. Pengalaman bermain di Winlator tidak sebanding dengan kenyamanan PC gaming

ilustrasi PC gaming (unsplash.com/@ahmedatef19)
ilustrasi PC gaming (unsplash.com/@ahmedatef19)

Winlator memang memberikan fleksibilitas untuk memainkan game PC di perangkat genggam. Namun, pengalaman bermain di layar kecil dengan kontrol layar sentuh sering kali tidak sebanding dengan kenyamanan PC gaming. PC mendukung hardware khusus seperti GPU kelas atas, monitor besar, dan periferal gaming lainnya. Spesifikasi hardware PC gaming saat ini terus berkembang dan semakin canggih seiring berjalannya waktu.

4. Perbedaan pasar dan kompleksitas penggunaan pada Winlator

ilustrasi laptop gaming (unsplash.com/@onurbinay)
ilustrasi laptop gaming (unsplash.com/@onurbinay)

Meski inovatif, Winlator tidak sepenuhnya bersaing dengan PC gaming. Sebaliknya, Winlator lebih cocok bagi pengguna yang ingin bermain game PC secara mobile atau mengakses aplikasi Windows di Android. Selain itu, Winlator cukup kompleks bagi pengguna awam atau pemula. Pengaturan Winlator memerlukan pengetahuan teknis yang cukup kompleks seperti memilih wrapper grafis. Hal ini membuat Winlator tidak semudah platform gaming lainnya.

5. Harus bersaing dengan konsol handheld seperti ROG Ally

ROG Ally (asus.com)
ROG Ally (asus.com)

Selain perangkat Android yang belum sepenuhnya mampu menjalankan Winlator secara optimal, emulator ini juga harus menghadapi persaingan dengan platform lain. Bagi sebagian orang, bermain game PC terkadang lebih nyaman secara portable. Namun, pasar ini sudah dikuasai oleh konsol handheld seperti Steam Deck dan Asus ROG Ally. Harga Steam Deck dan ROG Ally kira-kira setara dengan smartphone flagship atau bahkan lebih murah untuk beberapa merek tertentu. 

Dari pembahasan ini, bisa terlihat kalau Winlator lebih tepat disebut pelengkap daripada membuat era PC gaming berakhir. Meski begitu, inovasi ini tetap penting karena menunjukkan potensi teknologi emulator guna mendukung kebutuhan gaming di masa mendatang. Namun, keterbatasan Winlator saat ini memastikan bahwa PC tetap unggul untuk pengalaman bermain game. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hilman Azis
EditorHilman Azis
Follow Us