7 Game Ubisoft yang Punya Banyak Haters, Padahal Tidak Seburuk Itu

- Assassin’s Creed Valhalla: Tema Viking dan kualitas visualnya memukau, namun elemen stealth terasa dangkal, combat-nya terlalu dominan, unsur mitologinya berlebihan.
- Tom Clancy’s Ghost Recon Breakpoint: Game shooter taktis yang indah dan lebih baik setelah diperbaiki, menawarkan dunia yang luas, kustomisasi gear dan playstyle yang mendalam.
- Far Cry 6: Minim inovasi dibandingkan Far Cry 5, Arcade Mode dihilangkan, namun game ini bisa menghadirkan pengalaman FPS yang seru dengan latar tropis Yara yang indah.
Ubisoft belakangan ini menghadapi masa yang sulit, dengan berbagai kritik yang muncul untuk game yang akan mereka rilis atau baru diumumkan. Sebagian kritik memang wajar, terutama karena kebiasaan Ubisoft dalam mengumbar janji berlebihan lalu mengingkarinya dan terlalu sering membuat game open-world yang mirip satu sama lain. Namun, hal tersebut juga membuat pemain jadi lebih sensitif terhadap hal kecil sehingga kritikan tajam yang pemain berikan terkesan terlalu berlebihan. Alhasil, beberapa game jadi terlalu dibenci padahal sebenarnya secara kualitas tidak seburuk itu.
1. Assassin’s Creed Valhalla
Sejak Origins, seri Assassin’s Creed lebih condong ke formula RPG yang menuai pujian sekaligus kritik, dengan Valhalla sebagai game yang paling dibenci meski sukses besar. Banyak yang menilai tema Viking dan kualitas visualnya memukau, namun elemen stealth terasa dangkal, combat-nya terlalu dominan, unsur mitologinya berlebihan dan durasi gameplay-nya terlalu panjang hingga memicu rasa jenuh. Meski begitu, Valhalla tetap punya keunggulan seperti dunia yang indah, build karakter yang bervariasi, sistem combat yang memuaskan, lore yang mendalam dan segudang aktivitas sampingan yang menarik untuk dicoba.
2. Tom Clancy’s Ghost Recon Breakpoint
Meski Ghost Recon Breakpoint sempat menjadi contoh game Ubisoft dengan peluncuran yang buruk karena dipenuhi masalah teknis, Ubisoft berhasil menebus kesalahan mereka dengan memperbaiki hampir semua keluhan pemain. Kini, Breakpoint telah berubah menjadi game shooter taktis yang indah dan lebih baik, menawarkan dunia yang luas, kustomisasi gear dan playstyle yang mendalam, banyak markas musuh untuk diserbu dengan berbagai cara, konten endgame yang seru dan fitur co-op yang solid. Ceritanya memang lemah dengan dunia yang agak monoton, namun sebagian besar masalah yang dulu dikeluhkan kini tinggal kenangan.
3. Far Cry 6
Far Cry 6 memang tidak mendapat kritik sekeras kebanyakan game di daftar ini, namun game ini tetap mengecewakan bagi banyak pemain karena minimnya inovasi jika dibandingkan Far Cry 5. Selain itu, Arcade Mode yang sebelumnya memungkinkan pemain untuk membuat map dan tantangan kustom juga dihilangkan. Untungnya setelah berbagai update diberikan, game ini bisa menghadirkan pengalaman FPS yang seru dengan latar tropis Yara yang indah, katalog senjata yang unik dan beragam, cerita dengan banyak kejutan dan DLC ekspansi dengan kisah beberapa antagonis utama game-game Far Cry sebelumnya.
4. Watch Dogs: Legion
Watch Dogs: Legion mencoba konsep ambisius di mana pemain bisa bermain sebagai semua NPC yang mereka temui, namun absennya protagonis utama yang tetap tidak sepenuhnya disukai pemain. Alhasil, popularitas serinya merosot dan hingga kini, seri Watch Dogs belum mendapat game baru lagi. Meski memiliki dunia terbuka yang futuristik sekaligus menawan, ide-idenya kurang menyatu dan gameplay-nya dibatasi oleh lingkungan dunianya yang tidak cukup responsif. Legion seharusnya bisa lebih berani untuk urusan desain misi dan aktivitas sampingan untuk memaksimalkan konsep gameplay utamanya.
5. Star Wars Outlaws
Star Wars Outlaws awalnya disambut dengan antusiasme tinggi sebagai game open-world Star Wars pertama, namun sayangnya dirilis dalam kondisi yang buruk hingga membuatnya menuai banyak kritik. Dunianya memang luas dan tiap planet punya detail yang memukau, namun game ini dinilai kurang dalam aspek combat, stealth dan sistem reputasi. Ubisoft sempat memperbaiki beberapa masalah teknis inti, tapi upaya tersebut terlambat untuk memulihkan reputasi game ini. Alhasil, Star Wars Outlaws menjadi game ambisius namun cacat, yang sayangnya tidak banyak pemain mau untuk menjajalnya lagi setelah kegagalan di awal.
6. Prince of Persia: The Forgotten Sands
Prince of Persia: The Forgotten Sands merupakan salah satu game Ubisoft lawas yang cukup terabaikan, meski sebenarnya menawarkan visual yang bagus, sistem combat solid dan mekanisme parkour khas serinya. Setelah eksperimen Prince of Persia (2008) gagal, Ubisoft kembali ke gaya klasik trilogi Sands of Time, meski hasilnya tidak sepenuhnya memuaskan. Banyak kritik muncul karena game ini lebih fokus pada puzzle dan petualangan dibanding aksi seperti Warrior Within atau The Two Thrones, serta kaitannya dengan trilogi sebelumnya terasa samar. Kendati demikian, game ini tetap menjadi tambahan yang menarik di serinya.
7. Avatar: Frontiers of Pandora
Avatar: Frontiers of Pandora tertunda setahun setelah perilisan film Avatar: The Way of Water, yang akhirnya membuat hype-nya meredup. Meskipun begitu, pesona menjelajahi Pandora yang sangat detail dan memukau tetap tak tertandingi, sekalipun bagi pemain yang belum menonton filmnya. Dunia terbuka yang terasa hidup, sistem combat apik dan fitur traversal seperti menunggangi Ikran menjadikannya salah satu game open-world modern terbaik, terlepas dari alur cerita dan penulisan yang biasa saja. Namun baru-baru ini, Ubisoft merilis pembaruan yang tawarkan mode third-person baru.
Demikian tadi ulasan mengenai beberapa game Ubisoft yang dibenci padahal tidak seburuk itu. Pernah memainkan game-game di atas?