Grafik Jelek, 7 Game PS1 Ini Populer karena Gameplay

Menghadapi "Resident Evil" dari Capcom yang rilis pada 1996, Konami mencoba peruntungannya di game horror-survival dengan "Silent Hill" pada 1999. Silent Hill menceritakan kisah Henry Mason yang mencari putrinya di kota misterius nan menyeramkan, Silent Hill. Game ini terjual lebih dari 2 juta kopi di zamannya!

Selain penggambaran Henry Mason yang relatable, Konami memainkan "kabut" pada Silent Hill agar selain memberikan efek mencekam, juga menutupi grafiknya yang jelek! Tidak heran jika para kritikus dan pemain pun satu suara bahwa Silent Hill adalah salah satu game horror-survival terbaik yang pernah dikembangkan.

Selanjutnya, game action-adventure besutan Eidos Interactive pada 1996, "Tomb Raider" juga termasuk ke dalam daftar ini. Game ini menceritakan petualangan Lara Croft dalam mencari artefak magis Scion of Atlantis. Saking larisnya, game ini membuat Eidos Interactive untung hingga US$14,5 juta (US$24,2 juta di 2021 atau Rp350 miliar) per tahun!

Dipuji dengan gameplay-nya yang interaktif dan inovatif, siapa yang akan lupa dengan bentuk dada Lara Croft yang "lancip" dan wajah kotaknya? Meskipun grafiknya amburadul, Tomb Raider mengangkat nama Lara Croft sebagai salah satu karakter game paling memorable. Game Tomb Raider sampai di-remake pada 2013 oleh Square Enix.

Mendulang kesuksesan dari novelnya pada 1997 dan filmnya pada 2001, EA Games merilis "Harry Potter and the Sorcerer's Stone" pada 2001. Mengikuti cerita film dan novelnya, game ini menceritakan tentang petualangan Harry Potter di Hogwarts dan usahanya melawan Lord Voldemort.

Dinilai dari segi grafik, sayangnya Harry Potter and the Sorcerer's Stone menghadirkan grafik yang menggeletik perut, sampai jadi bahan meme! Meskipun begitu, para kritik memuji gameplay dan narasi game yang menyenangkan. Salah satu yang terlaris, game ini terjual 8 juta kopi dan di-remake untuk PS2 pada Desember 2003.

Dirilis dengan nama "Tondemo Crisis!" (とんでもクライシス!) di Jepang pada 2000, "Incredible Crisis" adalah game yang akan mengocok perutmu! Game ini menceritakan rutinitas empat anggota keluarga yang nyeleneh. Dengan berbagai mini-game, Incredible Crisis menghadirkan tantangan yang asyik dimainkan, baik sendiri atau bersama-sama.

Grafiknya yang aneh justru berkontribusi pada aspek komedi pada game. Selain itu, Incredible Crisis memiliki 24 mini-game yang menghebohkan dan dapat diulang jika sudah tamat! Game ini tergolong hidden gem dengan total penjualan sekitar 70.000 kopi saja, dengan gameplay yang "berani" dan inovatif di zamannya.

Dipublikasikan oleh Activision, "Alundra 2: A New Legend Begins" adalah sekuel dari "Alundra" (1997), game action RPG yang sukses dan sering disandingkan dengan RPG jagoan Nintendo, "The Legend of Zelda". Terlepas dari judulnya, jalan cerita Alundra 2 tidak ada hubungannya dengan Alundra.

Bermain sebagai Flint, Alundra 2 memiliki cerita yang jauh lebih "ringan" dan tidak sesuram pendahulunya. Terlepas dari grafik 3D-nya yang tidak memukau, para kritikus memuji Alundra 2 karena menawarkan berbagai puzzle yang menantang dan gameplay action RPG apik, sehingga menjadikannya salah satu RPG top milik PS1.

Bukan lagu band Metallica, "Fade to Black" adalah game action adventure berbasis third-person-shooter besutan EA Studios pada 1996 dan merupakan sekuel dari "Flashback" (1992). Mengemban ekspektasi berat setelah kesuksesan Flashback, Fade to Black masih menceritakan petualangan futuristik Conrad B. Hart di penjara luar angkasa.

Sementara Fade to Black memiliki gameplay yang menantang, kritikus dan gamer membombardir desain poligon karakter yang bikin sakit mata. Meskipun begitu, Fade to Black berhasil menikmati kesuksesan di UK dan mendapatkan gelar Platinum atau terjual lebih dari 400.000 kopi dalam setahun!

Kalau di kawasan Amerika Utara, game action driving ini dirilis pada 2000 bernama "Driver 2: The Wheelman Is Back". Mendulang kesuksesan dari "Driver" (1999), Driver 2 masih menggunakan karakter yang sama yaitu anggota NYPD sekaligus mantan pembalap John Tanner.

Di Driver 2, Tanner bisa keluar dari kendaraannya, mengelilingi kota berjalan kaki, hingga membajak kendaraan lain! Dibandingkan dengan game action driving di zamannya, Driver 2 memang memiliki grafik kurang mumpuni. Untungnya, kritikus dan gamer Driver 2 setuju kalau gameplay-nya sudah cukup asyik!

Memang, jika dibandingkan dengan game masa kini, grafik PS1 terkesan abal-abal. Namun, jika kita flashback, menyenangkan bukan main dengan PS1 bersama dengan teman, keluarga, pacar, atau sendiri? Bukan hanya grafik, atmosfer bermain dan gameplay yang seru adalah beberapa alasan mengapa game-game ini tetap mengasyikkan!

Itulah tujuh game PS1 yang memiliki grafik tidak memadai, namun gameplay-nya melekat di hati. Dari ketujuh game ini, mana yang menurutmu paling seru? Atau, kamu punya rekomendasi lain? Jangan ragu untuk sampaikan di kolom komentar, ya!